Ceritanya kurang lebih sebulan yang lalu gue di-tag dalam sebuah foto yang berisi undangan untuk datang ke acara launching novel baru dari salah satu sahabat gue yang cukup produktif di bidang menulis novel. Sebut saja namanya Supri. Di foto undangan itu ada hampir ratusan icon "Love", "Smile", "Laugh", dan ada juga puluhan komentar penuh antusiasme mereka (yang sebagian besar adalah teman-teman gue juga). Ada juga yang bilang "Aku pasti datang!", "Sampe ketemu di sana ya!", "Good luck bro! See you there!", dan gue nggak komen apa-apa karena gue belum bisa memastikan bisa hadir atau enggak.
Hari H pun datang. Gue datang ke acara launching novel tersebut. Ternyata gue bisa hadir, karena hari itu gue lagi males jalan ama pacar-pacar gue. Sesampainya di venue, Supri sudah beraksi di atas panggung. Ada ratusan pembaca antusiasnya yang duduk di kursi-kursi yang tersedia di depan panggung. Terus gue nengok kanan-kiri, gue nggak nemu satupun orang yang komen penuh antusiasme di Path itu. Beberapa menit kemudian, baru deh dateng satu orang yang gue kenal. Hingga akhir acara, dari semua orang yang komen di Path, yang akhirnya hadir di acara itu memang cuma gue dan dia. Yang lainnya? Mungkin masih sibuk nge-love-in poto-poto di Path.

Gue, sebagai orang yang hidup dan bergaul dari zaman belum ada internet, belum ada wifi, dan masih banyak T-rex yang memangsa manusia, hingga zaman yang didominasi oleh internet, merasakan perbedaan kualitas pertemanan. Sadar atau tidak, teknologi sudah membuat kita semakin merasa kesepian. Bisa kita compare zaman teknologi masih seadanya dan zaman sekarang deh. Dulu, ada sebuah ruangan di dalam rumah yang sebutannya ruang keluarga. Kenapa? Karena di ruangan itu biasanya sekeluarga ngumpul bersama, nonton satu TV, dan kadang anak-anaknya saling bacok-bacokan buat rebutan remote TV. Tapi dengan kemajuan teknologi seperti sekarang, ruang keluarga jarang terisi. Ortu nonton TV di kamar, anak-anak main gadget di kamar masing-masing. Ruang keluarga? Dipake pembantu nonton acara goyang-goyang ayan.
Di zaman serba internet ini, ada sebuah aplikasi yang mempermudah manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Ada aplikasi untuk berkirim pesan (messenger), ada juga aplikasi untuk bersosialisasi dan berbagi banyak hal (Social Media). Aplikasi-aplikasi ini tentunya sangat mempermudah kita untuk berkomunikasi dengan sesama. Zaman gue kecil dulu, mau ngobrol temen, gue kudu dateng ke rumahnya. Itu pun belum tentu orangnya ada di rumah. Zaman sekarang, gue tinggal ngechat aja pake aplikasi messenger gue. Atau gue bisa nyusul di mana teman gue lagi nongkrong dengan petunjuk dari di mana dia check in lokasi social medianya. Bahkan, di zaman dulu gue bisa hafal, jam sekian, temen-temen gue pada nongkrong di mana. Mungkin itu insting bawaan ikatan hati kali ye. :D
Sayangnya, kemudahan-kemudahan yang ditawarkan aplikasi ini malah menciptakan efek candu kepada penggunanya. Karena untuk ngobrol sudah nggak perlu ketemu lagi, akhirnya para pengguna aplikasi yang udah kecanduan malah cenderung males ketemu. Gara-gara kebiasaan semacam ini, sebagian orang malah lebih sering menunjukkan simpati dibandingkan empati. Padahal, buat gue, empati itu lebih penting daripada simpati, karena empati itu efeknya lebih terasa.

Eh.. Empati dan Simpati itu bedanya apa sih, Al?
Simpati: Hape lo rusak? Sabar ya.
Empati: Hape lo rusak? Tenang, lo boleh make punya gue kalo lagi butuh.
Atau,
Simpati: Lo lagi patah hati? Yang kuat ya.
Empati: Lo lagi patah hati? Tenang, lo boleh make pacar gue kalo lagi butuh.
Udah paham?
Jadi, zaman gue sekolah dulu, kalo ada teman sekelas yang sakit, gue dan teman-teman pada patungan buat beli buah, terus jengukin anaknya rame-rame. Tapi di zaman serba internet ini, sebagian orang lebih milih buat ngetik "GWS ya!" dibandingin ngejenguk di rumahnya. Zaman belum ada internet, ada teman ulang tahun kita bisa inget dan bawain kue ke rumahnya. Tapi di zaman sekarang, sebagian orang baru inget ultah teman karena diingetin facebook dan ngucapinnya cuma via social media dengan ucapan "HBD WYATB!".
Secara tidak langsung, semua perbuatan simpati tanpa empati itu membuat ikatan sosial antara manusia semakin melemah. Tidak ada ikatan hati yang benar-benar kuat karena tidak banyak lagi perbuatan yang bisa dikenang. Secara, semuanya sudah terwakili oleh teks dan gambar doang. Apalagi untuk orang-orang yang benar-benar sudah kecanduan sama internet, mereka bakal berlomba-lomba untuk jadi eksis. Eksis dalam arti punya banyak orang yang dikenal, bukan punya banyak teman yang benar-benar teman. Mereka menargetkan pertemanan mereka bukan dari kualitas pertemanan, tapi kuantitas/jumlah teman. Kalo udah gitu, endingnya dia bakal punyak banyak teman, tapi sedikit yang benar-benar bisa memberi kepedulian yang nyata. Kalo udah gini, bukannya dia tetap kesepian?
Gue, sebagai orang yang masih mencoba untuk mengimbangkan antara kehidupan sosial di dunia nyata dan di internet, kadang merasa kesal dengan ulah teman-teman yang terlalu kecanduan dengan sosial media. Paling sebal di saat kita janjian untuk ketemuan dengan harapan di sana gue bisa dengerin ketawa yang ada suaranya, bukan cuma emoticon semata. Tapi pada prakteknya, teman-teman gue malah pada nunduk, megangin gadget, senyum-senyum, dan meja kami hening. Misalpun gue nanyain tentang sesuatu buat buka topik obrolan, pertanyaan gue bakal dijawab satu menit atau dua menit kemudian setelah mereka kelar menjawab chat atau komen orang di social medianya. Don't you know it sucks when you realize no one cares when you're really there, and they get busy with someones who are not there?
Gue khawatir, kalo sampai kehidupan sosial bergeser ke arah digital semua, kelak misal kita nikahin anak-anak kita, nggak ada tamu yang dateng, tapi cuma ucapan "Semoga langgeng ya!" di social media, dan sumbangan kondangannya ditransfer semua. Atau, kalo kelak kita meninggal, nggak ada yang ngelayat, tapi cuma ada ucapan "Turut berduka cita" di social media. ORANG YANG UDAH MENINGGAL NGGAK BISA MAIN SOCIAL MEDIA, KALI!!
So, dengan menulis postingan ini gue berharap, bukan memaksa, teman-teman mau menyeimbangkan kehidupan sosial di internet dan di kehidupan sosial di dunia nyata. Agar tercipta ikatan emosional yang nyata juga di sana. Kita imbangkan kembali fungsi pertemanan kita sebagai media untuk berbagi kebahagiaan dan kesedihan secara nyata. Saat teman sedih, jangan cuma dikasih emoticon peluk aja, tapi datengin, peluk dan usap matanya. Gue yakin, cara itu lebih efektif untuk mengurangi kesedihannya.
Di zaman serba internet ini, semua orang bisa bilang peduli, sayang, cinta, tapi cuma sedikit orang yang bisa nunjukin itu semua dengan perbuatan nyata.
Yap.. This is the end of the post. Sekali lagi, gue cuma sharing. Boleh diikutin atau enggak. Yang jelas, gue yakin apa yang gue sampein ini nggak mengada-ada. Kalo kalian mau berbagi tentang pengalaman kalian mengenai masalah kehidupan sosial di zaman sekarang, silakan share di comment box ya! :D
CIAO!
Quote yang berbunyi "Teknologi mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat" itu makin jelas kerasa banget, ya. Gue juga sekarang lebih menyeimbangkan dunia nyata dan dunia maya.
BalasHapusNice post, mz! :))
Ehm.. gue setuju bang, ada juga temen gue yang asal approve temen di path, asal love semua event temen - temennya yang 500 orang itu agar keliatan eksis. Dan gue yakin dia masih kesepian seperti yang elo bilang bang. Nice Post bang !
BalasHapusSama bgt lit. Kdg gue ngerasa kesel ketika gue dan temen2 harus kumpul brg2 dan bnr kata lo jwbn hnya 1 atau 2 menit dijwb. Setelahnya mereka udh sibuk update path di lovein bnyk org. Dan kdg udh jauh2 buat share ngbrol brg tau2nya mereka sibuk dgn gadget. Gue jg bukan org yg muna dgn social media tp gue ga suka kalo kita udh luangin wktu buat sharing seneng2 brg tp cuma gadget yg mengalihkannya.
BalasHapusmirip sama keadaan warung kopi sebelah rumah saya bang, warungnya banyak yang datang, ada wifinya tapi sayang tuh warung kayak kuburan, setelah pesan kopi, tanya pass wifi, udah gak ada suara lagi,, pas saya intip,, lah ternyata yang di warung kopi pada nunduk liatin hape, lepi mereka masing masing,,,
BalasHapusHaha true story banget. abis baca postingan ini gue jadi kesel sendiri, bang. Sekarang orang-orang jadi pada salah kaprah menyikapi perkembangan teknologi
BalasHapusseperti kejadian yang saya liat kemaren bang.
BalasHapuskakak adik duduk bersama.
adik tanya : kak peribahasanya "blablabla" apa ?
kakak : tanya google.
padahal sebenarnya si kakak ini tahu, tetapi gara-gara si kakak lagi sibuk sama gadgetnya, si kakak males jawab. Miris banget sih liatnya.
sampe segitunya efek dari teknologi.
kalo keluarga aku, ngumpul di ruang keluarga terus pada buka socmed semua tapi masih ada ngobrol sambil bercanda~
BalasHapusThis is a good read. As for myself who was born in the late 90s, I don't really know how people who were born before me socialized. If it's not much... I'd like you to tell us (readers) more about it. Thanks for sharing your thought!
BalasHapusI have written about that.. You may check it here:
Hapushttp://www.shitlicious.com/2013/04/hal-besar-dari-masa-kecil.html
Enjoy my childhood memory! :D
nice posting bang
BalasHapusbiasanya gua sama temen" gua bikin solusi hape dikumpulin yg megang hape duluan sebelum waktu yg di tentukan selesai dia yg bayarin makan
setuju dengan tulisanmu mas, kadang harus kembali ke dunia nyata daripada harus berkutat terus di dunia maya akibat kecanduan teknologi :3
BalasHapusGue abis baca itu, gue sedih sekaligus menyadari kalo diri gue termasuk salah satu orang yang mencoba eksis di media sosial. Yang dulu menurut gue, kalo eksis di media sosial bisa mendapat banyak temen itu SALAH BESAR. Sekarang gue sadar, dan sehabis ini gue akan mencoba untuk lebih bersosialisasi di dunia nyata. BIG thanks bang :D
BalasHapuscool man
BalasHapushahahha, gue ngerasain ini banget bang. jaman gue kecil, kalo gue ultah temen2 rame2 dateng ke rumah gue buat ngegebyur gue pake air, sekarang? beeeehhh, paling reply tweet gue doang. jaman sekarang rasanya semakin sepi aja bang, internet yang ada bukan semakin ngedeketin kita, tapi menurut gue semakin ngejauhin kita satu sama lain secara gak langsung. sometimes, gue pengen balik saat2 dunia belum begitu modern. hahaha
BalasHapusCediiiih
BalasHapusGue juga ngerasa seperti itu... Perhatian yang nyata dan tulus bakal lebih berbekas dari pada cuma simpati lewat sosial media.. Mantep, Lit...
BalasHapusgue setuju sama lo ram, gue juga salah satu orang yang gedeg dengan pergeseran perubahan itu.Gue punya banyak temen, tapi ketika gue bener-bener butuh dan gue ada di titik terbawah, justru mereka yang katanya sahabat dll nggak ada yang nongol satupun bantuin gue, mereka cuma simpati di sosmed doang,
HapusNgumpul sama temenpun sekarang udah nggak asik lagi. Iya, sibuk sama gadgetnya masing-masing. Gue juga termasuk, sih. Mhihiw.
BalasHapusArtikelmu Bang, mengalihkan duniaku :')
BalasHapusuntung temen temen rumah gw masih bisa luangin waktunya untuk main bola tiap sore bang ngumpul kalo malem minggu (maklum jomblo semua :D). paling juga chating cuma buat ngajak ketemuan doang sih.
HapusYay, aku banget :( aku punya banyak temen di Insta, twitter, facebook, bbm.Tapi sedikit yang care. Um, hampir ga ada ding. Hehe :''''')
BalasHapusSabar ya, kamu boleh pake aku kok kalau butuh.. (eh)
HapusPARAH BANG BENER BANGET INI.
BalasHapusgue korban yang di cuekin gara2 temen sibuk ngelongokin BB nya :')
sekarang sih temen yg itu udah jarang bareng gue karena beda kampus, temen gue yang sekarang ini gak pada begitu sih :')
Nice post again again & again..... Semua yg lu critain pernah gw rasain bg...dan terkadang tanpa sadr gw nglakuinnya juga -_-... Tpi untung saat sakit ato ultah kmi masih bisa dtg bg ;)
BalasHapusNgopi dan ngguyub di tempat biasa sedikit mengurangi gadget addict boy :))
BalasHapussemenjak ada hp duniaku berubah bang, berasa ga mau lepas dari hp, kaya ada lemnya, nempel mulu di tangan. emang lebih damai hidup di jaman belum ada hp dan gadget lainnya.
BalasHapussetuju bang, emang kesel banget kalo kita nanya, yg ditanya malah nunduk fokus ke gadgetnya :3
BalasHapushaha ini tamparan keras untuk org yang selalu eksis didunia maya , mungkin itu kita. Benar, sosialisasi yang nyata lebih perlu dari pada hanya di maya..
BalasHapusUntungnya gue masih punya temen-temen komplek yang masih bisa ngasih empati, gak sekedar simpati. Dan masih bisa luangin waktu buat nongkrong bareng tanpa gadget. :D
BalasHapusSetuju banget, kangen masa2 ngobrol bareng2 drpd di chat, kangen pas baru bangun pagi itu nyari matahari pagi bukan nyari HP/nyalain laptop :(
BalasHapusEmang suka males sih kalo udah ngumpul atau ketemu, semua pada nunduk sibuk dengan hapenya. Kadang suka dongkol. Apalagi lagi kalo yang diajak ketemuan entah gebeta, entah siapa yang lawan jenis. Gue suka negor, tapi apa balesannya "Emang kamu siapanya aku? Pacar juga bukan." Pffft. *nelen BB*
BalasHapusBukan bermaksud ngelarang atau apa, atau ngarep gue jadian sama doi. Tapi ya hargai dikit lah waktu yang udah gue kasih. Kalo endingnya cuma ketemuan terus tetep mainan hape, ya ngapain ngajak ketemuan/ jalan/ whatever.
Pun, gue juga berusaha buat nggak mainan hape kalo emang nggak lagi terima telpon atau ada sms penting. Paling-paling ngecek hape cuma buat lihat jam (maklum nggak punya jam). Gue selalu coba buat hargai siapa pun yang lagi jalan/ ketemuan sama gue, dengan gue berusaha nggak mainan hape. Kalo pun emang (apes-apesnya) suasananya jadi boring, gue tetep kekeuh nggak mainan hape. Karena pertemuan gimana pun bentuknya, gue anggap sesuatu yang perlu dihargai. Ironis rasanya kalo dirusak cuma dengan saling mainan hape. Di dunia maya aja rame, di dunia nyata? Pffft.
Sori, bang, malah jadi curhat.
kalau pembaca blog mu lebih serius membaca isi blog mu ini di gadget mereka ketimbang mendengar teman-teman mereka lagi cerita pas nongkrong2 gitu gimana??
BalasHapusada banyak faktor sih kenapa kemudian pergaulan jadi lebih mendewakan dunia maya, mungkin salah satunya karena apa yang disajikan dunia maya lebih menarik ketimbang yang disajikan di dunia nyata di saat bersamaan, contoh, misalkan saat lo upload tulisan lo ini bersamaan dengan itu gue lagi ngumpul sama teman2 gue yang ngebahas hal2 yang menurut gue nggak begitu menarik, jadinya saat teman2 gue asik cerita gue lebih milih nunduk ngeliat gadget gue membaca isi blog lo ini.. apakah gue jadinya lebih mendewakan dunia maya? nggak juga kan, namanya manusia pasti lebih memilih sesuatu yang lebih menarik, jika pada satu momen dunia maya menyajikan hal yg lebih menarik dr dunia nyata yaa nggak ada salahnya toohh..
Hahahaha.. Yang gue bahas kan orang2 yang SELALU sibuk dengan hape di saat lagi bareng teman. Kalo megang hape sekali dua kali pas ada yang menarik di dunia maya mah gak masalah. Tapi kalo mind-setnya udah mikir dunia maya SELALU lebih menarik dibandingkan dunia nyata ya, hati-hati aja. :)
HapusGa tau deh sama temen temen gue yang sekarang hahahaha
BalasHapussetuju bang... kadang kesel gitu sama temen yang kalo diajak ngobrol panjang-panjang sampe mulut berbusa eh ujung ujungnya malah jawab 'eh' 'apa' gara gara ke asikan main gadget ckckck
BalasHapusemang bener bang dunia maya cuma bisa ngasih simpati doang...tanpa ada empati tetep aja semua berasa percuma. nice post bang :))
BalasHapusSungguh menyenangkan ketawa berasama teman-teman saat ngumpul, ngakak lepas bs lebih dirasakan lagi ketika melihat wajah teman-teman yang tertawa jg, itu yg tdk bs dilakukan emoticon!
BalasHapusDuduk bareng dan pada pegang hape maing - masing, padahal udah tau jarang ketemu. ngeselin! terimakasih udah mewakili bang!
BalasHapusGua sahabatan bertujuh punya grup di Line, dulu di BBM. Entah kenapa kita malah merasa jadi kelompok-kelompokan ketika ngomongin suatu hal. 5 orang ngerti dan nyambung, tapi yang 2 cuma jadi penonton setia. Ditambah posisi mereka di Jakarta, gua di Jogja. Agak nelangsa sih, mungkin gua yang terlalu jauh. Gua juga tipe orang yang menghargai sekali pertemuan dan rasa kangen, jadi kadang gua lebih milih jarang berhubungan lewat socmed tapi sekalinya chat worth it gitu dan berkesan. Mungkin ada yang mau kasih saran :)
BalasHapusTenang Bg Alit, Mahkluk2 astral kan sekarang sudah gampang dijumpai dan sering berinteraksi dengan manusia dan juga gak pake ribet manggil mreka.
BalasHapusKehadiran mereka juga sangat menghibur, begitu datang langsung salto2 kegirangan mreka.
;D
Aku bakal tetep jadi 'manusia jaman T-Rex'-mu kok, Alitto. Jadi kamu kapan ke Jogja? :))
BalasHapusmakasih mas udah bikin postingan kayak gini. hal kayak gini yang sebenarnya bikin gue galau maksimal. gue kesepian dan merasa gagal gaul.
BalasHapuskeresahan ini pernah gue ceritain disini
http://tomiazami.blogspot.com/2014/04/gue-gagal-jadi-anak-gaul.html
Yap, klise banget "menjauhkan yg dekat mendekatkan yg jauh"
BalasHapusGue jd pengen ngerasai jaman dmn kalo kenalan sm cewek cuma bisa secara langsung, bukan sebatas chat. Soalnya secara nggak langsung karena mudahnya kenalan dan ngobrol via chat, di dunia nyata malahan garing
Itu yg gue rasakan
kayaknya gue dulu juga pernah posting tentang beginian, tapi ga dihubungkan ama teknologi sih, masih sebatas sosial jadul
BalasHapushttp://www.howhaw.com/2014/01/83-howhaw-antara-simpati-dan-empati.html
agak mirip, apa mungkin gue dari masa lalu pergi ke masa ini terus ngintipin postingan ini dan membuatnya di masa lalu? *ga tahu*
Bener sih, bang. Memang dengan kemudahan teknologi, membuat kita malas bersosialisasi dengan cara bertatap muka langsung. Tapi kerasa banget bedanya, dengan teman yang sering ketemu langsung dengan yang hanya bertegur sapa lewat sosial media.
BalasHapusIjin promosi blog ya bang :D
http://jeruksimalakama.blogspot.com/
BANG!!!!!!!! akhirnya gue nemuin postingan yang mewakili perasaan gue.
BalasHapusEmang jaman sekarang kayak gitu sih bang (nggak menutup kemungkinan gue mungkin juga pernah gitu, sekedar simpati). Tapi kadangkala gue juga jengah sama orang yang kayaknya freak banget sama media sosial dan ya empatinya emang rada kurang sih.
Media sosial emang mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat..
kalau menurut gue teman banyak sih boleh saja tapi gue lebih butuh beberapa teman saja yang benar-benar itu mereka teman bukan teman yang cuma say hai di sosmed doang, dan gue lebih suka teman yang biasa aja disosmed tapi waktu ketemu kita ngerasa deket banget,
BalasHapusbulan ini ada beberapa tmn kuliah yg nikah. dan temen2 yang gag bisa datang udah pada transfer ke temen2 yang datang... hiikksss :(
BalasHapusGue pikir gue yang kelainan bang, karena kalo pas lagi kumpul-kumpul yang lain pada sibuk merunduk dan memperhatikan gadgetnya, dan gue cuma bisa celingak-celinguk cengok.
BalasHapusBelom lagi kalo mulai ngangkat topik, terus temen-temen gue yang lagi asik merunduk, angkat kepala bentar dan nanggeppinnya sambil "oh.." "iya juga sih.." "hahaha ga gitu juga lah." "weh keren."
Semacam memberi respon tapi cuma formalitas, dan matanya gak fokus. nanggepin omongan sambil curi-curi liat hape atau gadgetnya.
Emang sih gue lahirnya zaman-zaman t-rex udah mau punah tapi ya kerasa aja gitu perbedaanya.
Kalo dulu nunggu antrian atau di dalem bis ngajak orang yang lagi sama-sama nunggu itu gak aneh, kalo sekarang ngajak ngobrol orang yang lagi sama-sama nunggu itu dianggep ganggu plus dianggep orang aneh.
Ya mungkin itu keluar konteks sih, tapi menurut gue itu juga bagian dari bersosialisasi.
Hal yang paling menyedihkan adalah, ketika keliatan deket banget satu sama lain di dunia maya, tapi sebetulnya gak tau apa-apa soal teman-temannya.
Iya mas Alit, kadang lagi seru serunya ngobrol terus ada notif chat dan ngobrolnya kepotong. Pembicaraan jadi nggak fokus lagi. Memang nggak semua kemajuan teknologi itu baik adanya.
BalasHapussedih baca nya.
BalasHapuskebayang kalo dapet musibah, yang dateng suma simpati berbentuk kata2 di bbm.. :(
ga ada lagi teman sejati.
suami - istri mungkin saling ber gadget ria kalo bercinta... *who knows*
sama bang, kesel aja gitu kalo pas lagi ngumpul tapi malah pada sibuk sama hp masing2 :( paahal susah banget buat ngumpul, tapi sekalinya ngumpul -_________- jangankan lagi ngumpul, kadang kalo lagi rapat aja pada sibuk masing -_-
BalasHapustapi untungnya masih adalah yang sadar buat lepas dari dumay dan seru2an bareng pas ketemu. Rasanya au tag isi blog ini ke temen2 gue ahahhaa
inspiratif tulisannya. thankYOu ... :D :D :D
BalasHapussosial media emang bikin candu.
BalasHapusapalagi bagi orang-orang yang susah bergaul didunia nyata.
dia bakalan melampiaskannya di dunia maya.
sok asyik di dunia maya.
kaku didunia nyata.
mungkin contohnya itu aku.
jadi kalo harus menyeimbangkan pergaulan dunia maya dan dunia nyata pasti susah.
gilaaaa! true story banget nih bang! haha setuju abisssss sama lo
BalasHapusBener bang,semua berubah setelah banyak teknologi.....Dulu waktu bulan terang benderang,anak2 kumpul di depan rumah main2,sekarang?
BalasHapus#rindujamandulu
Iya emang teknologi udah ngerubah dunia kita bang.. Tapi kalau menurut gue nikmatin aja sih :D
BalasHapusemang bener sekarang kalo ngopi bareng hambar bgt pada sibuk sama benda mati (re: gadget) apatis!
BalasHapusPadahal yang komen disini juga ngelakuin hal kaya gitu juga, semacem ngasih simpati juga buat si alit bukan empati. Bahkan abis baca tulisan di blog lo paling dicari-cari kata yang bagus buat di copas di social medianya dia atau bahkan di screenshot buat di like temen2nya. Huffft
BalasHapusBener baget, saya juga pernah ngerasain gimana sensasinya kalo mau temenan mesti ke rumahnya dulu, manggil-manggil nama dia. Kadang juga kecewa banget pas tahu ternyata da gak ada di rumah.
BalasHapusDunia nyata sama dunia maya emang sekarang sekatnya semakin menipis, buktinya banyak orang yang selalu sibuk sama hapenya sendiri ngurusin sosmednya padahal raganya lagi nongkrong banget sama temen
Angguk-angguk bacanya. x))
BalasHapuskiboooo :3
Hapustapi kadang teknologi nylametin gue...disaat gue lagi kumpul sama temen2 tapi mereka pada asyik sendiri dengan brolan mereka yang menurut gue bikin diri lo disana gag nyaman.
BalasHapusemang bener lit...... ga tau deh kedepannya gimana ntar
BalasHapusehm.. jrg2 gw baca postingan dari awal sampai akhir plus baca2 komentar yg laen jg hehe.... emang keren blog ini
kren ni bg Litt,, mudahan aja kita-kita nyadar... hehehehe
BalasHapusObat kecanduan internet apaan ya? Sepertinya gue akan menjerumus kesitu.
BalasHapussimpati dan empati,,
BalasHapusiya bener banget,,,dampak negatif nya
bener banget ini mah...
BalasHapusmulai ngerasa useless kalo lg ngumpul-ngumpul bukannya ngobrol ngalor ngidul malah berburu wifi dan rebutan colokan listrik -_-
dulu lebih seru kalau ada yg ultah dirayain rame-rame, dijenguk kalo ada yg sakit, dihibur kalo ada yg sedih, sekarang mah cuma dikasi komentar sama emot doang. kenyang bang... kenyang...
miris emang tapi begitu realitanya sekarang. padahal orang yang paling penting adalah orang yang saat ini ada disamping kita.
BalasHapusIya gue setuju lit. Pengalaman yg bikin gue heran adalah misalnya di path ada temen yg agak populer gitu die ngepost apa aja love nya banyak. Walaupun cma nge post jam berapa dia bangun tidur atau dia lagi check in lokasi dimana. Heran aja.....ketauan pada cari mukanya.
BalasHapusbelakangan sih gue males main socmed kecuali yg penting2 buat chat.
Ada lagi yg nyebelin. Krn skrg hampir semua org pake bbm bos gue sering ngasih pengumuman penting ttg kerjaan lewat bbm. adahal kita kan tau sendiri sinyal bbm kadang kacrut banget. Jadi waktu itu kebetulan beberapa org dikantor gak nerima pengumuman itu dan besoknya bos gue ngamuk krn kiya dianggap gak care sama info dia. Lah menurut gue kalo tu info emang urgent bgt kenapa gak diumumin via sms aja coba. Atau nelpon kek. Alay ya. Smart phone malah bikin penggunanya jadi gak smart.
Emang udah terbukti kalau Teknologi itu membutakan segalanya. Orang lebih senang senam "Jari" daripada Senam "Bibir", orang lebih senang Menunduk daripada tengadah untuk melihat orang yang didepannya
BalasHapusgue juga sebel kalo pas lagi kumpul orang-orang pada sibuk sama gadgetnya masing-masing. Oke, gue ga muna kalo gue juga pernah sibuk sendiri sewaktu kumpul bareng temen, tapi gue ngelakuin itu karena emang lagi ada urusan yg harus diselesaikan yang bikin mau ga mau gue sibuk sama hape daripada sama temen. Alhamdulillah, gue termasuk orang yang jarang pegang hape kalo lagi kumpul bareng anak-anak, dan buat seterusnya gue juga bakal berusaha buat ngurangin pemakaian gadget kalo lagi ga perlu-perlu banget.
BalasHapusGue sempet sebel sama temen kos gue *ini sedikit curhat*
kemaren, lebih tepatnya tengah malem dia minta ditemenin ngerjain laporan di ruang tamu kos, waktu itu kondisinya gue baru pulang dari rapat organisasi. Its ok, mumpung gue belum ngantuk jadinya gue temenin dia. Eh bukannya dia ngerjain laporan, yang ada dia malah sibuk BBM-an sama gebetan atau siapanyalah itu, dan gue dikacangin. Yaudah mendingan gue masuk kamar dan milih buat ngobrol sama temen kos yang lainnya daripada nemenin dia BBM-an. Eh mana pas kita lagi ngobrol-ngobrol gitu dia nge-bbm minta ditemenin pake emot nangis. Padahal dari ruang tamu ke kamar gue itu ga nyampe 10 langkah. Gue bales aja 'Sorry, gue ngantuk' Gue kesel lah, kenapa ga nyamperin sini aja.
Gue ga salah kan bang???
iye sih lit , dulu waktu aku masih belom pake smartphone (pake nya jadulphone) waktu kumpul sama ortu masih banyak , ya nonton tv bareng lah , gosip bareng lah , skrg smnjak aku pake smartphone waktu ku lebih banyak aku abisin dikamar sambil hpan , kumpul sama ortu atau gosip bareng mereka kalau paketan abis doang :(
BalasHapuspernah sekalinya nyoba tetep ngelakuin kebiasaan waktu aku masih pake jadulphone tapi gagal , gosip sama ibu sih iya tapi dia blg apa aku ga seberapa nangkep soalnya aku sibuk sama hp :(
mau nya sih ngilangin kebiasaan ini tapi susah bang
saya gak dekat sama siapa siapa bang, baik di dunia maya ataupun di dunia nyata wkwkkw
BalasHapussetuju bang, manusia makin autis dengan gadgetnya masing-masing hingga mereka lupa dengan dunia yang sesungguhnya. Teknologi memang tidak membunuh, tapi dapat menghancurkan suatu saat nanti ketika kalian telah diperbudak olehnya. Gue juga pernah bahas soal ini di blog gue, kapan-kapan lihat ya bang kalau sempet. Wish to see my blog, anyway.
BalasHapussetubuh bang, kalo lg ngobrol gue juga hp disimpen kecuali kalo ada sms penting buka hp bentar bales tutup lagi :D
BalasHapusBener juga yah bang, hebat-hebat salut sama materinya
BalasHapusNgakak, pas yang perbedaan simpati dan empati.. "Loe boleh pake pacar gue.. haha"
BalasHapusEmang bikin males sih. Rencana awal yang mau kumpul bareng eh pas nyampe malah sibuk sama gadget masing2.
BalasHapusitu berasa banget lit, tiap nongkrong pada sibuk maenin hpnya masing-masing,
BalasHapuskadang gue merindukan pertemanan seperti yang dulu yang penuh interaksi
Jadi pengen sepakati gadget free day dirumah :)
BalasHapustetep.
BalasHapuskalo lagi ngumpul bareng sahabat
aturannya :"no phone !" bg
httpp://anugrahsyaputra.blogspot.com/ jangan dibuka linknya
hilangkan gadget dari muka bumi ini wkwk
BalasHapusaku juga mau berbagi pengalaman bang , sebelum punya gadget yang ada magnetnya sama tangan itu sering banget maen sama temen2 ke sawah , macul misalnya atau ngebajak :P yang pasti gupak lah ya .. semenjak aku sama teman2 ku punya semua , sawah jadi kering bang . gara2 gak subur karna sering di ubek2 sama kaki atau tangan kami sawahnya jadi di jual buat bangun rumah . dan kampung kita jadi gak asri lagi kayak dulu .. ternyata gadget itu berpengaruh tinggi yaaa .. TT___________TT"
BalasHapusBener meeen! Banyak yang bilang kangen pengen ketemu, tapi pas ketemu ya mereka2 nya malah asik sama gadget masing2 :)) kadang kesel sendiri sih, apalagi kalau ada orang di restoran yg masih aja megang hp padahal makanan udah di depan meja.
BalasHapusBUAT PARA PEMAIN POKER ONLINE...
BalasHapusPLUGIN MELIHAT KARTU LAWAN POKER & DOMINO INDOQQ,IMCPOKER,CINTAPOKER,JASAPOKER,RAJAPOKER88,POKER5STAR,INIPOKER
ITUPOKER,JASAPOKER,POKER228,IDRPOKER,JUARAPOKER. Klik Disini http://goo.gl/XGxSVz
travelling bang. Naek gunung dan jelajah pantai. Gada yang gadgetan. Sinyal aja ga ada. Adapun kita ga peduli. Kita malah sibuk cerita2 seru dan ngakrabin diri karena kita temen ketemu pas ngetrip bareng. Anyway, cari hobi yang ga berhubungan dengan layar. Dan pasti ketemu orang2 yg sehobi. Itu yang kejadian sama gw bang. Ketemu tmn2 baru yang asik. And im glad i keep doing it. Being a travelearn ��
BalasHapusJadi kangen kakak kakak gue yang dulu sering jalan bareng, pergi bareng. sekarang malah serumah aja mau ngomong sms, bbm :'(
BalasHapusSing ora bakal di ndue bocah saiki, yo iku bungae ati guyub seneng karo konco, gupak awu cekikikan, mloya mlayu podo delik an, adus kali sak bare dolanan, surup mulih di seblak koyo jaran.
BalasHapusJaman saiki bocah cilik kelangan panggonan, kalen wis dadi got kebak sampah pembuangan, sawah wis dadi omah lan bangunan, grumbul pring wis dadi grumbul iklan, tegalan wis dadi panggone wong dodolan...
Wayah padang mbulan simbok- simbok podo cerita ning pelataran, bapak-bapak podo tetek ning pinggir dalan karo udutan, bocah e podo playon dolanan, nyuluh jangkrik ning tegalan, podo delikan ning grumbulan, yen kewengen podo turu ning rondan opo pelataran,
Bocah saiki besok bakal dadi wong sing garing ceritone , dolanan dewe ora ono bolone, yen arep ciblon kudu ning kolam koncone bapak e, yen bal- balan ning njero ruangan, yen gojekan lewat internetan.. gedene bakal dadi wong edan, ngguyu dewe cekelan hp nexian.
Kelangan roso guyup gayeng geguyonan, besok yen gede dadi wong sing mikir senenge dewe, lali tanggane sebab cilikane ora ngerti kekancan.
Ayu dulur... mumpung durung kasep, anak, ponakan, adik di ajak dolanan sing temenan, gawe mobil-mobilan soko balok an, prau kertas soko koran, lempung dadi golek an, wit gedang dadi kapal, pelepah gedang dadi pedang ,pelepah klopo go seretan... Metu kringet ngguyu tenanan ben sok gede ndue cerito sing iso dadi teladan...
facebook.com/ Jawa mbeling
Twitter @jawambeling
Kang TUMIJAN
http://jawambeling.com/kaos-jawa-mbeling/kalah-rupo-kalah-bondho-menang-dowo-putih
SETUJU BANGET SAMA POSTINGAN INI !!!!! Aku jg suka sebel kalo pas lagi kumpul pd sibuk sm gadget masing2. hadeeeh.... suka heran jg sm orang yg aktif banget di socmed, dikit2 update status, check-in, gak bisa apa sebentar aja selow. Toh jarang ngumpul ini
BalasHapusCakep banget postingan lo ini, bang.
BalasHapusJadi tersadar, akhir-akhir ini kita hanya simpati bukan empati.
Terkadang gue juga tersadar lebih aktif di dunia maya dibanding di perkumpulan misalnya arisan.
Menurut gue, kita harus lebih bijak memakai teknologi, terutama internet tapi tidak selamanya kita selalu menyalakan internet.
Nice posting, Bang Alit. Cakep.
So encouraging!! Semuanya dimulai dari rumah kalo menurut gw, di rumah gw bikin aturan NO GADGET WHILE WE ARE TOGETHER ON LIVING ROOM, NO GADGET WHILE WE ARE ON DINING TABLE, and NO GADGET WHEN WE ARE TALKING EACH OTHER
BalasHapusKalo lagi ngumpul sama temen, kumpulin lah semua gadget di meja, diemin disana sampe acara selesai, nanti bakal berasa beda kualitas kongkow nya.. biasanya pada malu sendiri takut ketauan autisnya.. but it works
Kalo sama pacar juga sama, "Sayang, no gadget in our quality time yaa.."
jangan mau jadi budak teknologi!!
thanks sob untuk postingannya...
BalasHapusarticle yang menarik,saya tunggu article berikutnya yach.hehe..
maju terus dan sukses selalu...
salam kenal yach...
kunjungi blog saya ya sob,banyak tuh article2 yang seru buat dibaca..
http://chaniaj.blogspot.com/
Iya Mas Alitttt sedih banget kalo lagi ngumpul sama temen temen tapi pada sibuk sama hp nya sendiri, dan kita dikacangin. Hih!
BalasHapusSetuju. Saya juga mulai rada galau soal ini. Hampir nulis di status gak jadi karena saya gak pinter nulis. Untung ada Alitt yang selalu mewakiliku... hehehee
BalasHapusmasuk akal bang!!
BalasHapuskarena temen di maya beda jauh sama di real
visit ya
Tanya Jawab
Aku sih juga sebenarnya sadar banget sama issue kayak gitu.. Dan sekarang memang banyak kejadian kayak gitu di sekeliling, pmekiranku juga mirip kayak pemikiran yang bang Alit uraikan di post ini.. Dan akhirnya, aku pun juga merasa sangat kesepian karena era sosialita ini.. Nggak banyak kawan di sekeliling aku yang merasa penting tentang empati' mereka terlalu banyak sampe aku mikir mereka mungkin nggak tertolong(?) lagi... Rasanya tuh pingin pindah ke suatu tempat yang benar2 baru dan nggak terhubung sama siapapun, terus memulai kehidupan baru lagi, kali ini benar2 pingin membuat hubungan yang berkualitas dengan orang2 baru, membuka kesempatan baru untuk hidup yang lebih bahagia.. Hahah :')
BalasHapusMaafkan pengucapan saya yang aneh, alay, puitis(?) tapi pesimis ini.. Saya benar2 sedang sangat butuh dan kekurangan asupan keberadaan teman.. Teman yang nyata, bukan teman dari dunia maya :') *malah jadi curhat* *hiks*
bangg sejujurnya gue sih blm pernah ngalamin yg namanya eksis di sosmed. bnyk dpt love di path. gue cuma main fb twitter buat baca kata kata motivasi. main instagram karna buat nyari olshop. but bang alitt.... sejujurnya ada yg gue iri seorang cewe seumuran gue jg. setiap gue buka akun sosmednya tuh bang rasanya rameeee bgt sosmednya. ask.fmny rame hebohhh... pathnya posting apa aja lovenya segudang. sring update dimana mana sm temnnya. hebring check in sm tmngengnya sesama cewe. nongki di cafe cafe kerenn.. update checkin foto. love banyak di path. dikit dikit upload foto with my bestie.. semua dibilg my best.ciwi ciwi. pokoknya kalo gue pantengin path dia ya bangg... banyak temen lah.. gilakk gue aja iri bang.. lovenya dpt banyakk bgt. beda jauh sm gue.. tapiiiii.... gue berenti ngiri bang. karena kenapa... karena ternyata dia dan temenn temennya itu cuma sekedar rame di medsos aja bang... keliatan deket bgt di medsos but in real life.. siapa yg tau... setiap jalan sm temenn temennya.. ke cafe cafe gaul. yg ternyata cuma pesen minuman semacam milkshake yg ternyata jalan tuh cuma fokus buat update di medsos...sibuk foto foto sesudahnya baling ke dunia masing masing di hpnya. di ela belain beli hp mahal pake cc nya juga.. jalan jalan kemana ke tmpt tmpt keren ke mall pdhl cuma jalan jalan... pokoknya sepenglihatan gue ya bang medsosnya rame bgt. banyak bgt temennya.. tpi ya gitu bang dikit dikit yg dipegang hp. mau tidur hp. apa apa hp. setelah baca postingan lu ini makin hilangrasa iri gue bang sama mereka yg pnya kehidupan rame keren di medsos, gue bersyukur punya temen sedikit tapi bener bener care. gue bersyukur punya temen deket yg ga gila sosmed..
BalasHapusBener banget bang, gue dulu tau dimana temen gue ngumpul dan jam"nya.. jadi kalo nganggur gue langsung ke tkp dan disambut temen" yg kampretnya naudzubillah, tapi gue ga rugi pernah ngalamin hal "sepele" kayak gitu.. :))
BalasHapusIya bener mas, aku jg ngerasain dampak dr teknologi itu sndiri.
BalasHapusNovember kemaren aku ultah, ada beberapa org yg ngucapin lewat messenger, pas malemnya ketemu, mreka malah diem aja dan ngga nyapa sm skali. Terkesan ngga peduli. Ngga cuma pas ultah aja sih, ada juga temen yg baiknya bangeeeet sok2 ngasi perhatian, d chat kl aku lg ada masalah. Sekalinya ketemu, eh diem aja. Kalo aku ngedeket, dianya malah ngejauh. Ngga ngerti juga knapa. Malu kali yah punya temen kyk aku. Heheh.
BolaVada
BalasHapusPromo Freechip Lebaran Idul Fitri 2017..
100 User ID tercepat..
Menangkan 50K..
Dapatkan pada Tanggal 26 - 27 Juni 2017..
Mainkan Sekarang juga!!
Hubungi kami melalui:
BBM : D89CC515
Whatsapp : 0812-9727-2374
LINE : BOLAVADA
Facebook : BOLAVADA
nice article poker online
BalasHapusnice article poker online
BalasHapusDaftar sekarang dan pasang jagoammu (Upd4te Bett1ng)
BalasHapusminimal depo/wd hanya 50rb
F4ns Bett1ng
BalasHapusB0l4, C4sin0, s4bun9 4yam, T0gel dll.. dp50 wd50
agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
BalasHapusayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
pin bbm :2B389877
AJOQQ menyediakan 8 permainan yang terdiri dari :
BalasHapusPoker,Domino99 ,BandarQ,BandarPoker,Capsa,AduQ,Sakong,Bandar66 ( NEW GAME )
Ayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :)
Bonus : Rollingan 0.3% dan Referral 20% :)
Excellent Post, thanks for sharing.
BalasHapusleila otadi
majaleh
Nice post gan ....
BalasHapusNumpang promo ya gan .....
Kami adalah salah satu kontraktor penyedia jasa desain dan produksi booth pameran di Jakarta yang sudah terbukti mampu untuk selalu memberikan pelayanan prima dalam setiap menawarkan solusi desain serta membantu pembangunan booth berkualitas dalam rangka kegiatan promosi perusahaan- perusahaan di Jakarta dan sekitarnya.
Keunggulan pelayanan kami :
- Menawarkan perencanaan konsep ide desain yang briliant.
- Merancang desain dengan konstruksi aman, sirkulasi nyaman & visualisasi "eye catching" yang mampu menarik setiap pengunjung.
- Harga kompetitif.
- Tenaga tukang yang sudah berpengalaman.
- Pengerjaan profesional, cepat dan bertanggungjawab.
- Hasil kerja maksimal dengan kualitas terbaik.
Untuk lebih jelasnya, bisa search di situs kami.
Yexpoindo Desain
Segera hubungi kami untuk mendapatkan pelayanan pembangunan booth terbaik !
#kontraktorpameran #kontraktorinterior #standpameran #boothpameran #partisipameran #jasadesain #produksibooth #displayproducts