Kemarin gue nembak cewek yang udah cukup lama gue deketin. Respon cewek itu kaget banget waktu gue tembak. Soalnya selama gue deket sama dia, gue nggak pernah ngegombal ataupun ngomongin soal cinta. Yang gue lakuin justru nyoba nunjukin perasaan gue dengan perbuatan nyata, bukan dengan kata cinta. Namun tampaknya dia nggak cukup peka. 

Endingnya waktu gue tembak dia jawab, 

"Sorry.. Gue nggak bisa nerima elo jadi pacar gue. Gue emang nyaman sama elo, gue suka kalo lo anterin makanan, gue suka kalo lo isiin pulsa, dan gue suka cara lo nguras jamban gue. Tapi, selama ini gue cuma nganggep elo sebagai om gue sendiri." Ucapnya sambil sesekali mengelap ingusnya pake rok seragam sekolahnya yang berwarna merah itu.

Gue terdiam. Rasa malu, kecewa, sedih, lega, bercampur jadi satu di dada gue. Gue pun pulang dengan segala perasaan yang menyesakkan dada itu.

Pengalaman di atas bukan pengalaman satu-satunya gue ditolak cewek. Dan rata-rata pada beralasan gue tuh nggak romantis, atau gue tuh membosankan. Mungkin itu salah gue juga, gue udah nggak seaktif zaman gue masih belia dulu. Dan akhirnya gue masuk ke fase dewasa yang intinya, "The more you get old, the more you hate bullshit". Nah.. Gue di fase itu, gue benci basa-basi. Gue udah bosan dengan lingkaran setan: 

Kenalan-PDKT-Pacaran-Ilfeel-Putus-Kenalan lagi, gitu terus sampe sapi bisa kayang.

Adaptasi adalah hal yang tidak mudah dan melelahkan. Harus membuka diri lagi kepada orang baru, harus menceritakan pengalaman yang sudah terlalu muak untuk diceritakan ulang, harus mengenal keluarga si pasangan baru lagi, membuka hal-hal paling memalukan dari dalam diri kepada pasangan baru lagi agar dia bisa mengerti. Capek! Dan bagian paling menyebalkan adalah, hal itu buang-buang waktu.


Kadang remaja pada salah paham, mereka ngira orang dewasa itu membosankan atau nggak asik. Gue lurusin dulu yah.. Orang dewasa itu masih asik kok, tapi sekarang mereka udah nggak mau lagi asik dengan cara remaja yang penuh basa-basi.

Orang dewasa udah nggak suka saling muji, saat nggak ada yang layak dipuji. Orang dewasa nggak mau ngasih harapan palsu bakal dateng ke acara tertentu di saat mereka memang nggak bisa dateng ke acara itu. Orang dewasa nggak akan buang-buang waktu untuk melakukan hal yang mereka tidak suka. Kejujuran semacam itu kah yang kadang kalian anggap sebagai "ketidak-asikan"?

Nggak apa-apa dibilang nggak asik, setidaknya orang dewasa sudah bisa membedakan mana yang diinginkan dan mana yang dibutuhkan. Setidaknya dengan begitu, orang dewasa tau mana yang perlu dilanjutkan, dan mana yang perlu ditolak mentah-mentah dari awal.

Loh? Apa asiknya bisa membedakan mana yang diinginkan dan mana yang dibutuhkan?

Gue bakal jelasin di bawah.

Yap, pengalaman-pengalaman ditolak itu bikin gue mikir bahwa ada banyak miskonsepsi tentang cara pemilihan pasangan yang dilakukan orang-orang. Nah, gue mau bahas dari segi cewek dan cowok nih. Kita mulai dari cewek:

1. Doyan Gombalan
Sesuai pengalaman gue, sebagian cewek lebih mudah hanyut kepada cowok yang doyan muji mereka dibandingkan memberikan perhatian yang lebih nyata. Sebagian cewek lebih mudah tertipu oleh kata-kata dibanding memperhatikan perbuatan orang yang berkorban untuknya. Sebagian cewek lebih memilih cowok yang memberikan bunga mawar nan cantik kepadanya, dibandingkan pria yang memberikan jaket di saat suhu dingin melanda.

Faktanya, memang sebagian cewek lebih mudah jatuh cinta kepada cowok yang bilang, "Cuma kamu cewek di Bumi ini yang aku cinta. Bagiku, kamulah pusat dunia. Tanpa kamu, aku merasa bagai biji tanpa batang, nggak guna". 

Dibandingkan cowok yang bilang, "Aku punya banyak prioritas dalam hidup, salah satunya adalah kamu, tapi kamu bukan yang pertama. Yang lebih utama adalah karier dan keluarga". Gue yakin sebagian cewek bakal komentar, "Dasar cowok nggak romantis!" saat dikasih pengertian semacam itu.

Tapi sebagian cewek emang nggak nyadar bahwa gombalan atau pujian itu hal yang terlalu murah untuk didapatkan. Seorang cowok brengsek bisa ngegombalin 4, 5, atau 6 cewek berbeda dengan gombalan yang sama atau bahkan di kurun waktu yang sama.

Sedangkan perbuatan nyata meski tanpa kata cinta, adalah hal termewah yang bisa didapatkan wanita. Karena dibalik setiap usaha seseorang, pastinya ada pengorbanan yang dia lakukan, dan pengorbanan itu tak bisa diuangkan.

Nah, orang yang mencintai dengan cara MELAKUKAN SESUATU itu nggak gampang. Hal itu menghabiskan waktu dan energi lebih banyak dibandingkan cuma menggombal. Makanya, tukang gombal lebih gampang selingkuh sama cewek-cewek polos pecinta gombalan karena hal itu nggak melelahkan. Sedangkan cowok yang lebih suka memberi perhatian nyata, nggak bakal kuat membahagiakan lebih dari satu wanita di kurun waktu yang sama. Karena lagi-lagi, itu adalah aktivitas yang melelahkan. 

Rumusnya, banyak muji = banyak bohongnya. Banyak janji = banyak ingkarnya.

So girls... Masih doyan gombalan kah?

2. Doyan Cowok Yang Selalu Romantis
Sebagian cewek emang suka dipuja.. Suka banget dikasih kejutan. Ya, sebagian cewek sangat menginginkan kisah cinta yang mereka alami itu bakal seindah cerita di film romance favorit mereka. Padahal hidup itu nggak bisa selalu romantis, bahkan lebih banyak realistis. Iya, aspek hidup yang bakal dihadapi berdua itu nggak cuma soal cinta. Hidup perlu uang, perlu makan, perlu tempat tinggal, dan itu semua nggak bisa ditebus dengan cinta doang.

Cowok yang bertanggungjawab cenderung membagi-bagi fokus hidupnya kepada banyak hal, untuk mengimbangkan semua aspek hidupnya. Itulah kenapa, mereka cenderung sibuk dan cuek sama pasangan di saat mereka sedang mengusahakan kehidupan yang lebih baik. So, mereka mungkin bakal romantis di saat tertentu. Jadi jangan harapkan pria bisa romantis setiap hari seperti saat kalian masih pacaran dan belum bisa ngasilin duit sendiri.

Pria yang doyan selingkuh itu biasanya pengangguran. Karena dia punya banyak waktu luang dan energi yang tersisa. Sedangkan orang sibuk ngapain selingkuh? Satu pasangan aja jarang disentuh.

Sedangkan cowok:

1. Anti Cewek Matre Tapi Aslinya Minder
Diminta bayarin makan malem doang, udah nuduh pacarnya matre. Ditanya udah punya apa buat modal nikah, langsung nuduh pacarnya matre. Pacar minta pulsa saat ditangkap polisi, langsung nganggep matre.

Cowok-cowok minder kayak gini yang perlu belajar lagi artinya matre dan realistis. Kalo lo ninggalin cewek yang menanyakan jaminan masa depan, artinya elo cowok yang minder sama masa depanmu sendiri. Bahkan sangking takutnya sama masa depan, elo sampai ninggalin orang yang mengingatkan soal masa depan.

Cewek yang menanyakan jaminan masa depan itu bukan matre, tapi realistis. Cewek matre itu adalah cewek yang udah minta dibiayain segala keinginannya di saat dia belum jadi apa-apa.

Cewek realistis wajar dong mempertanyakan jaminan masa depan, dia kan kelak juga bakal jadi partner dalam hidup. Dia perlu tau gaya hidup macam apa yang akan kalian jalani, sehingga dia bisa mempertimbangkan, dia bisa menyesuaikan gaya hidup itu atau nggak. Dia bisa menyarankan, lo perlu berjuang lebih keras sebelum nikah atau nggak.

Gue percaya, wanita baik itu akan rela untuk hidup menderita sama pria yang dicintainya, tapi pria baik tidak akan rela membiarkan wanita yang dicintainya hidup menderita. Think about it~

2. Fisik Adalah Segalanya, Tapi Pengin Bahagia
Sebenernya nggak cuma cowok sih, sebagian cewek juga begitu. Malah, sebagian manusia pengin punya pasangan yang cakep, atau rupawan. Tapi apakah memang itu yang dibutuhkan?

Kadang dalam memilih pasangan kita lupa membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan, sampai akhirnya mendahulukan keinginan dibanding kebutuhan, yang berujung pada kegagalan hubungan.

Contohnya gini, keinginannya punya pasangan yang cakep, tapi kebutuhannya punya pasangan yang selalu perhatian. Sayangnya, pasangan yang perhatian ini nggak memiliki tampang yang cakep. Dan anehnya, sebagai manusia kita kadang malah memilih orang yang tampangnya cakep dibanding orang yang bertampang biasa aja namun bisa ngasih perhatian.

Nah, di titik ini artinya kita sudah mendahulukan keinginan dibandingkan kebutuhan. Akhirnya pun bisa ditebak, hubungan itu nggak bakal bertahan lama karena apa yang kita butuhkan nggak ada di dalam orang yang udah dipilih berdasarkan keinginan itu. Ya, tanpa perhatian, kita nggak bisa nyaman meskipun pasangannya rupawan.

So, dari point ini, gue mau menyarankan, "Jangan cari pasangan berdasarkan apa yang lo MAU, tapi yang lo BUTUH. Lo bisa bosen ama yang lo MAU, tapi lo nggak bisa lepas dari KEBUTUHAN".

Yap.. Segini aja cuap-cuap gue sore ini. Maaf kalo agak random. Ini nyolong-nyolong waktu kerja di kantor buat ngepost, biar pikiran lega dan nggak disesakin oleh ide-ide yang gue tumpahin di postingan ini. Semoga berguna!

Ciao!