Tadi gue lagi iseng menjelajahi Youtube, buat nyari-nyari video keren sebagai penghapus rasa bosan, dan nyari inspirasi buat bikin video lagi di Channel Gue. Sampai akhirnya gue nemu sebuah video yang judulnya "Film Pendek - Meteor". Gue iseng klik dan coba liat deh.

 
Memang, secara visual video itu tampak sederhana. Tidak ada pengaturan cahaya yang baik, lensa terlihat buram, dan visual effectnya tampaknya dari aplikasi hape gratisan. Dari segi cerita, video ini memang menceritakan tentang jatuhnya meteor, dan usaha si tokoh utama untuk menyelamatkan diri. Namun, secara kualitas cerita memang tidak menunjukkan struktur cerita yang baik. Tidak ada perkenalan tokoh, konflik tokoh, maupun penyelesaian masalah. Tapi gue tetap takjub sama orang yang bikin video ini, karena dia bisa membuat visual effect seakan dia bisa terbang.

Kenapa gue takjub? Karena yang bikin nih video adalah bocah. Yang usianya kira-kira 12 tahun. Gila, di usia segitu gue masih sibuk balapan keong, nih anak udah bisa bikin video. Namun ada hal yg bikin gue sedih. Saat gue obok-obok channel dia, gue nemuin banyak komen kurang pantas yang ditujukan untuk anak seusianya.

 
 

Dan masih banyak komen-komen lain yang nyelekit, sotoy, dan penuh kedengkian lain. Misal:

"Itu lightningnya kok gak ada? Kalo gak niat, gak usah upload sekalian!"
"Color grading yang bener dong. Video lo ngotor-ngotorin beranda gue aja!"
"Kok ada jemuran di dalam videonya? Buang dulu, bego!"

Duh.. gue cuma bisa geleng-geleng kepala bacain komen-komen begitu. Ada yang komen sok pinter, tapi nulis LIGHTING aja jadi LIGHTNING, ada yang pengin nunjukin dia ngerti soal grading, dengan cara ngomenin soal warna videonya. Tapi yang pasti mereka lupa adalah, si bocah yang bikin tuh video, masih anak SD! What do they expect?

Yosafat adalah salah satu contoh anak-anak generasi milenial yang kreatif, dan ingin terus belajar dan berkarya kreatif, meskipun hal yang diminatinya itu tidak diajarkan di sekolah. Di luar sana, masih buanyak lagi bocah-bocah lain yang pasti juga seperti dia. Melakukan sesuatu, dengan belajar secara otodidak dari internet.

Anak-anak ini, sekreatif apapun mereka, tetap saja mentalnya belum matang. Dalam proses pertumbuhannya, dia masih butuh bimbingan, agar bakatnya gak terbuang begitu saja. Nah, dengan komentar-komentar yang ada di video-video Yosafat (dan mungkin terjadi kepada bocah-bocah lain yang sedang belajar lainnya), gue merasa miris. Gue merasa kasihan. Gue takut, kalo sampe komen orang-orang itu membuat anak-anak seperti Yosafat itu menjadi down, dan "kapok" buat lanjut mempelajari hal yang dia minati. Gue takut, gara-gara komen-komen pedes itu, kita kehilangan salah satu calon sineas berbakat di masa depan.

So, please.. silakan mengkritisi, tapi jangan mencaci. Kalo lo nemu kekurangan atau kesalahan di karya orang, silakan tunjukkan, lalu kasih tau solusinya. Gak perlu memaki-maki. Youtube itu simpel kok. Kalo lo merasa gak suka sama videonya, tutup aja tab-nya. Gak perlu lanjut nonton tapi sambil ngomel-ngomel kayak ibu-ibu nonton sinetron pas tokoh protagonisnya mau minum racun yang dikasih sama tokoh antagonisnya.

Kalo ditanya, ngapain gue dukung bocah buat main Youtube? Kan usianya blm cukup?

Berkarya di Youtube, bisa dari usia muda kok. Nyatanya banyak Youtuber kecil di Barat juga. Kontennya? Ya sesuai dengan konten-konten usia mereka. Biasanya, mereka bikin konten dengan dibimbing oleh orang tua. Nah, itulah kenapa gue dukung bocah kayak Yosafat ini. Gue liat, dari semua karya-karyanya, nggak ada kok dia bikin video yang isinya kata-kata kotor, atau video yang berisi hal-hal jorok. Justru dia banyak berbagi tips untuk membuat video. Yah, walaupun tipsnya juga gak gitu efektif juga. Tapi, kembali diingat, dia cuma bocah. Dia cuma mau melatih skillnya dalam hal yang dia suka.

Sayangnya, sebagian orang memang lebih suka untuk mengritik bukan untuk membuat orang lain jadi lebih baik. Sebagian orang lebih suka mengritik agar terlihat lebih pintar. Sebagian orang lebih suka mengritik dengan kata-kata kasar. Tanpa sadar, efeknya bisa besar.

In the end, I just wanna remind you. Mari kita support mereka yang sedang belajar. Mengkritisi, tanpa membunuh mimpi. Mengomentari, tanpa memaki. Memberi saran yang membangun. Dan membimbing orang-orang yang belajar, bukan membuat mereka kapok untuk belajar. Setiap lo mau komen di Yutub orang, tolong diinget bahwa setiap video itu dibuat dengan proses panjang. Contohnya, setiap video gue, harus diedit selama 3-5 jam. Syutingnya juga berhari-hari. Bayangin dengan proses sepanjang itu, komennya cuma "Video sampah!", pasti yang bikin bakal kecewa.

Kalopun lo gak bisa ngeapresiasi karena videonya emang jelek, mending lo kasih tau kekurangannya apa, dan kasih tau cara benerinnya. Kalo lo males ngelakuin itu juga, mending diem aja. Setiap kali lo mau maki-maki di kolom komen, coba bayangin tuh komen yang baca adik lo, nyokap lo, atau bokap lo. Apakah mereka bakal seneng, dengan komen lo, meskipun lo pinter?

This is the end of the post. Thanks for reading it. If you have the same/different idea about this topic, please write it in the comment section below. Okay! I'll see you around. Bye!