tag:blogger.com,1999:blog-49232367636534763372024-03-13T08:28:57.333+07:00shitliciousalitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comBlogger295125tag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-62150881744274308572018-08-29T20:32:00.000+07:002018-08-29T20:32:04.968+07:00Julidnya Netizen di Asian Games 2018<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue bete kalo pas ada atlet kalah pas bertanding, di sosmednya netizen pada komen, "Dasar atlet bego, gitu doang kalah!"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-cFfyf1jTToQ/W4afZyaQ-tI/AAAAAAAAFqA/AHuqmd3I1fsG55hQXP1CdVU0JHL-Wx0DQCLcBGAs/s1600/pic%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1224" height="640" src="https://4.bp.blogspot.com/-cFfyf1jTToQ/W4afZyaQ-tI/AAAAAAAAFqA/AHuqmd3I1fsG55hQXP1CdVU0JHL-Wx0DQCLcBGAs/s640/pic%2B1.jpg" width="488" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bisa bayangin nggak, atlet udah latihan fisik tiap hari, diet, dan disiplin mengatur makan, endingnya dikata-katain abis-abisan cuma karena kekalahan. Yang ngeselinnya lagi, orang-orang yang komen itu nggak mau tau fakta bahwa atlet yang kalah itu melawan atlet dari negara lain yang rankingnya dalam level dunia, jauh lebih atas dibanding dia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-1jHiHiJbKDY/W4aff1N4NuI/AAAAAAAAFqE/vRwAreS41GAsdAV0J-XZIVc1XNSin9g-QCLcBGAs/s1600/pic%2B2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="313" height="640" src="https://2.bp.blogspot.com/-1jHiHiJbKDY/W4aff1N4NuI/AAAAAAAAFqE/vRwAreS41GAsdAV0J-XZIVc1XNSin9g-QCLcBGAs/s640/pic%2B2.jpg" width="166" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Padahal, gue yakin nih orang-orang yang asal komen nge-bully atlet, kalo diajak latihan fisik sehariiii aja, paling besoknya kena tifus, atau tangan kaki lumpuh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Yang ngeselinnya lagi, orang-orang ini punya dalih ingin memperkuat mental para atlet dengan cara mem-bully pake komentar-komentar pedas. Masalahnya, mental atlet yang harus dibangun itu adalah mental bertanding, bukan mental menghadapi komentar julid netizen.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kalah setelah bertanding itu sudah cukup membuat para atlet kecewa karena pengorbanan yang selama ini mereka lakukan, berakhir kurang menyenangkan. Ditambah komentar-komentar pedas itu bisa membuat atlet down dan bisa aja sampai depresi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Memang, mengomentari itu jauh lebih mudah daripada menjalani. Tapi bukankah lebih baik kalo mengomentari dengan kata-kata yang lebih baik dan supportive?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bahkan, nggak cuma atlet, Pak Presiden yang menyajikan atraksi sepeda motor dalam pembukaan Asian Games, tetep aja ada netizen komen negatif. Ada yang bilang itu penipuan karena pake stunt-man. Ada yang bilang Pak Presiden nyuri panggung pembukaan Asian Games 2018. Pesta pembukaan Asian Games terlalu mewah, dll.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-xDcj0GxxGbQ/W4afmq_K2KI/AAAAAAAAFqI/v-ccuDg-FE8j2k1aj0QRLPWy-MhrzdZ0wCLcBGAs/s1600/pic%2B3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1310" data-original-width="1258" height="640" src="https://2.bp.blogspot.com/-xDcj0GxxGbQ/W4afmq_K2KI/AAAAAAAAFqI/v-ccuDg-FE8j2k1aj0QRLPWy-MhrzdZ0wCLcBGAs/s640/pic%2B3.jpg" width="614" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Logikanya gini loh, Indonesia udah nunggu puluhan tahun untuk bisa menjadi tuan rumah pelaksanaan Asian Games. Wajar kalo akhirnya kesampaian, acaranya pun dibuat semewah dan semeriah mungkin. Karena dengan event ini, Indonesia punya kesempatan untuk memperkenalkan diri ke dunia. Lo pasti ngerti nyeseknya saat ketemu bule, dan dia nggak tau Indonesia itu ada di mana. Atau Bulenya lebih kenal Bali dibanding Indonesia. Nah, dengan atraksi unik yang dilakuin Pak Presiden itu, akhirnya media-media asing ramai memberitakannya, dan Indonesia jadi lebih dikenal dunia. Mbok ya mikir.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bahkan, sebagian Netizen ini semacam punya terlalu banyak waktu luang untuk ngomenin soal kursi penonton yang kosong. Banyak yang mengeluhkan kenapa di beberapa pertandingan ada kursi penonton yang kosong, padahal tiket sudah sold out. Dan isu ini pun "digoreng" oleh sebagian pihak untuk memancing keributan di ajang bergengsi ini. Sedih nggak sih?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebenernya, kasus kursi kosong ini nggak cuma menimpa Asian Games 2018. London Olympics 2012 pun pernah ada kasus 12.000 <a href="https://www.telegraph.co.uk/sport/olympics/news/9437316/London-2012-Olympics-fiasco-of-the-12000-empty-seats.html" target="_blank">kursi kosong</a>, Rio Olympic taun 2016 pun ada buanyak banget <a href="http://www.abc.net.au/news/2016-08-19/more-than-half-free-tickets-unused-at-rio-2016-olympics/7765162" target="_blank">kursi kosong</a>.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue nyoba untuk searching kenapa sih di berbagai event olahraga taraf internasional ini banyak kursi kosong? Gue pun nemuin banyak fakta yang masuk akal soal kasus ini:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">- Tiket Dibeli Online</span></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ya.. Banyak tiket dibeli oleh pendukung atlet-atlet dari negara masing-masing secara online, namun saat hari pertandingan, para pendukung ini tidak bisa menghadiri dan menonton pertandingan. Bisa lo bayangin, ada berapa banyak orang dari sekian banyak negara yang ikut Asian Games udah beli online dari negara masing-masing. Dan wajar kalo endingnya mereka nggak jadi nonton karena ada hal yang lebih urgent di kehidupannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">- Tiket dialokasikan untuk para sponsor, dan undangan</span></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Asian Games 2018 bisa berjalan dengan baik juga pastinya berkat dukungan sponsor. Itulah kenapa, panitia memberikan tiket untuk para sponsor sebagai wujud apresiasi atas jasa mereka. Lo bisa bayangin nggak, berapa banyak sponsor yang mendukung Asian Games 2018? Nah, kalo tiap sponsor dapet undangan untuk 10 orang, berarti ada berapa banyak tiket yang dialokasikan untuk sponsor?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">- Pengaturan ruang gerak</span></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ajang Asian Games 2018 sangat menarik antusiasme warga. Itulah kenapa, kemungkinan overload juga tinggi. Panitia sengaja mengatur jumlah tiket penonton tanpa boleh melebihi jumlah kursi yang ada, agar tidak ada penonton yang berdiri berjubelan. Sehingga panitia bisa lebih mudah mengatur jalannya pertandingan dan bisa memastikan pertandingan berjalan secara tertib.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue bukannya nggak setuju kalo netizen kritis, namun mending mereka lebih kritis ke hal-hal yang lebih penting seperti misalnya, nasib atlet Indonesia, atau kritis soal gimana cara meningkatkan prestasi atlet. Stop budaya omong kosong apalagi omong kosong yang memancing keributan maupun kebencian. Negara kita terlalu indah untuk diisi dengan kebencian dan permusuhan. Malu ah, negara kita lagi jadi pusat perhatian dunia, tapi malah pada ribut sesama rakyatnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mending kita diskusi yuk! Menurut lo, apa sih yang harus ditingkatin lagi biar prestasi para atlet Indonesia semakin gemilang? Tulis di kolom komen, ya!</span></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-5118993817564926332018-08-15T16:15:00.003+07:002018-08-15T16:15:36.046+07:00Jangan Jadi Netizen Yang Kurang Piknik<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="text-align: center;">“Huff! Baru beli mobil aja, pamer mulu di IG!”</span></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Halah.. Sok pamer kemesraan di sosmed, paling pencitraan”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“ih.. Cowok kok kumisan. Gak gentle!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Komen-komen di atas adalah beberapa contoh aksi orang yang kurang piknik. Inilah netizen zaman now, yang suka melampiaskan segala masalah hidupnya di internet. Saat hidup mereka membosankan, mereka cenderung nyari masalah di internet. Saat mereka gagal mengatur hidup sendiri, mereka cenderung suka mengatur hidup orang lain di internet.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Gue jadi inget, dulu gue hobi berantem di Twitter. Orang-orang nyebutnya dengan istilah “tweet-war”. Mulai dari berantem soal politik, bahkan sampai soal K-pop. Tiap hari adaaa aja alasan untuk berdebat sama orang-orang yang gue kenal aja nggak. Dan ternyata, banyak juga orang yang minat buat berdebat mulu di internet nanggepin gue. Bahkan, kadang kami bisa debat dari pagi sampe malem tanpa henti. Bayangkan… Betapa besar dedikasi kami dalam membuang waktu untuk menunjukkan pendapat kami paling benar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sampai akhirnya gue sadar, bahwa setiap kali gue berantem sama orang di internet, itu biasanya karena gue lagi bermasalah di kehidupan sehari-hari. Misal, belum bayar kost, atau gebetan abis ditikung temen, atau internet terputus saat download udah 99%. Kenyataannya, saat gue lagi happy-happy aja, gue nggak pernah rese di internet. Yang gue share paling joke-joke atau video-video lucu doang. Nggak ada niat buat debat sama orang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nah, untuk itu di postingan kali ini, gue bakal berbagi tips ke kalian untuk menjadi netizen yang menyenangkan dan nggak banyak musuh di dunia maya. Here they are:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>1. Niat Yang Benar Dalam Berinternet</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Apa sih maksudnya? Maksudnya ya sesederhana kalo lo mau online, pastiin lo punya niat yang benar. Misalnya, mau nyari info, mau nyari temen, atau mau nyari jodoh. Dengan niat begitu, saat lo berseluncur di dunia maya, lo bakal focus ke hal-hal positif, bukan terpancing oleh hal-hal negative.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-c-mUIBvfuKc/W3PuA1cVmbI/AAAAAAAAFpI/RzIyF9hpfRouZsDOmNKv8MdBooWDLGjAgCLcBGAs/s1600/study.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="998" data-original-width="1500" height="424" src="https://4.bp.blogspot.com/-c-mUIBvfuKc/W3PuA1cVmbI/AAAAAAAAFpI/RzIyF9hpfRouZsDOmNKv8MdBooWDLGjAgCLcBGAs/s640/study.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Di internet lo bisa nyari info apaaaa aja. Internet adalah salah satu tempat terlengkap untuk belajar. Makanya, mending fokuskan diri untuk belajar, dibanding bertengkar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>2. Orang sabar, rezekinya besar</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-WIxN2ISWyyw/W3PuHWF51GI/AAAAAAAAFpM/K0iEUElJbrM34wGJnVKlD48wDM7D8KnYACLcBGAs/s1600/keyboard%2Bwarrior.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="405" data-original-width="960" height="268" src="https://1.bp.blogspot.com/-WIxN2ISWyyw/W3PuHWF51GI/AAAAAAAAFpM/K0iEUElJbrM34wGJnVKlD48wDM7D8KnYACLcBGAs/s640/keyboard%2Bwarrior.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Di dunia maya, lo bakal ketemu berbagai macam manusia. Mulai dari yang suka pamer selfie namun captionnya adalah quote dari penulis terkenal, sampai mas-mas yang buang air pun update. Nah, kadang sebagai manusia, kita ada keinginan untuk nge-judge perbuatan-perbuatan abnormal orang lain di internet. Padahal, main internet itu simpel. Saat lo nemuin konten yang nggak lo suka, close tab, dan cari konten lain. Jangan terpancing untuk nyinyir atau julid atas kelakuan orang lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Tapi kalo ada orang tiba-tiba ngatain kita gimana?"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ya, sebagai orang yang punya banyak followers di Twitter dan Instagram, gue juga sering ngalamin itu. Bangun tidur, buka Twitter, tau-tau ada yang mention ngatain muka gue kayak dudukan kloset lah, kayak om-om genit lah, kayak bisul Rio Dewanto lah. Itu wajar.. Internet ngasih topeng kepada manusia, sehingga ada 2 tipe manusia di internet saat mereka mampu menyembunyikan identitasnya. Tipe pertama adalah orang yang akan tetap berlaku baik meskipun nggak dikenali, yang kedua adalah orang yang berani menjadi orang jahat mentang-mentang nggak ada yang tau siapa dirinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dengan fakta itu, tentunya kalian jadi mengerti bahwa orang yang suka ngata-ngatain lo itu adalah tipikal netizen kedua. Yang istilah lainnya adalah anonymous psychopath. Iya.. Itu masuk kategori orang nggak waras. Cara ngadepinnya gimana? Ya sama aja dengan misal lo ketemu orang gila di jalan. Mau lo tanggepin ocehan mereka atau nggak? Simpel.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>3. Banyakin Piknik</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Tegang mulu otak lo, kurang piknik pasti!"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Biasanya temen kita bakal bilang gitu kalo kita mendadak sensi atas bercandaan atau perlakuan mereka. Memang benar adanya. Orang yang otaknya stress, cenderung sensitif dan baperan. Karena orang yang sedang stress biasanya akan selalu kebawa pikiran negatif mulu. Kalo lo lagi stress, jangan main sosmed dulu deh.. Ntar bawaannya pengin ngomelin orang yang keliatan sotoy di internet, atau malah minder pas liat postingan-postingan orang pamer di Instagram.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-wN-BgLZ_Gag/W3PuPzbJd1I/AAAAAAAAFpQ/tT_YYB0d8qELsW_55DFwze3bF8OvAePCQCLcBGAs/s1600/piknik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://3.bp.blogspot.com/-wN-BgLZ_Gag/W3PuPzbJd1I/AAAAAAAAFpQ/tT_YYB0d8qELsW_55DFwze3bF8OvAePCQCLcBGAs/s640/piknik.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nah, cara yang efektif untuk mengurangi stress adalah refreshing. Dengan traveling, melihat hal-hal menarik, bertemu orang-orang baru, dan menikmati pemandangan yang indah, otak kita akan cukup segar kembali untuk menghadapi hidup.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Pengin piknik sih.. Tapi duit dari mane?? Belom gajian nih!!"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tenang.. Traveling itu nggak harus mahal, apalagi kalo cuma destinasi-destinasi lokal. Biaya hidup saat traveling pun bisa disamakan dengan biaya hidup kita sehari-hari di rumah. Asalkan, gaya hidup kita saat traveling juga nggak terlalu wah. Jajan nggak harus di restoran mahal, nginep nggak harus di hotel berbintang. Itu adalah kunci untuk melakukan traveling dengan budget murah. Apalagi kalo destinasinya kota-kota semacam Yogyakarta, di sana mah banyak banget pilihan murahnya. Bahkan biaya hidup di Yogya akan lebih murah dibanding biaya hidup lo di rumah kalo lo anak Jakarta.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Tapi tiket transportasi, dan hotel kan nggak murah juga?"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Oke.. Oke.. Sebenernya lo bisa aja dapet tiket murah asal lo udah planning jauh-jauh hari dan manfaatin program-program promo yang ditawarin. Tapi kalo dirasa itu masih out of budget lo sekarang, ya tenang aja. Gue punya cara baru buat beli tiket pesawat maupun hotel.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kemarin gue abis nyobain fitur baru Traveloka yang bernama Pay Later. Dengan fitur ini, lo bisa nyicil tiket/voucher yang lo beli di Traveloka TANPA KARTU KREDIT. Keren kan?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Caranya gimana?? Nih.. Ikutin langkah berikut ini!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-HLYPJdZDmw8/W3PubejaQOI/AAAAAAAAFpc/HDEZUuRwaNEheV4vpaKJ_MBmyoNdbFkdQCLcBGAs/s1600/Traveloka%2BPayLater.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1175" data-original-width="1600" height="468" src="https://4.bp.blogspot.com/-HLYPJdZDmw8/W3PubejaQOI/AAAAAAAAFpc/HDEZUuRwaNEheV4vpaKJ_MBmyoNdbFkdQCLcBGAs/s640/Traveloka%2BPayLater.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Lo tinggal pilih dan booking produk tiket/voucher yang mau lo beli di Traveloka, terus pilih PayLater saat masukin metode pembayaran. Lanjut klik "Apply", dan lo masukin kode kuponnya deh. Abis itu, tiketnya bakal dikirim ke email lo deh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tapi, gimana sih caranya daftar PayLater? Tenang.. Nggak ribet kok!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-uMMRPh8q9OI/W3PuhtMtoZI/AAAAAAAAFpk/VP-WBJGiBHcGFdMWMjnea__rle3dPNtWgCLcBGAs/s1600/Paylater%2B2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1138" data-original-width="1600" height="454" src="https://4.bp.blogspot.com/-uMMRPh8q9OI/W3PuhtMtoZI/AAAAAAAAFpk/VP-WBJGiBHcGFdMWMjnea__rle3dPNtWgCLcBGAs/s640/Paylater%2B2.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Buka aplikasi Traveloka, terus pilih menu PayLater. Abis itu pilih TravelokaPay, dan pilih PayLater, lalu klik "Apply Now". Abis itu, lo tinggal isi aja formulir buat pendaftaran Traveloka PayLater. Setelah selesai ngisi form, lo tinggal nunggu email konfirmasi dari Traveloka. Kalo pendaftaran lo diterima, lo tinggal aktivin akun PayLater lo via link yang dikirimkan ke email lo. Kelar deh! Untuk video tutorialnya, simak aja!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="270" src="https://www.youtube.com/embed/fhlLpD9SPL8" width="480"></iframe><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tuh.. Gampang kan? Lo bisa piknik kapan aja lo mau. Nggak perlu mikirin lagi bokek, belum gajian, atau belum punya gebetan. Tenang.. Pekerjaan bisa menunggu, namun senang-senang bisa lo nikmatin setiap waktu!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">So this is the end of the post. Semoga yang gue sampaikan bisa bermanfaat buat elo. Kalo ada yang perlu ditanyain, tulis aja di kolom komen, ya! Ciao!</span></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-21531909772183661522018-05-26T02:22:00.001+07:002018-05-26T13:26:55.862+07:00Sebuah Pesan Untuk Adikku, Yang Gagal Jadi Polisi<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><img id="id_8896_f665_51ff_aa86" src="https://lh3.googleusercontent.com/-TQ7c1FJXS2Y/WwhikLlm2zI/AAAAAAAAFoc/vsi9AKsbZhE2FXk7FpJltzOQ_weTeC-MQCHMYCw/s5000/%255BUNSET%255D" alt="" title="" tooltip="" style="width: 742px; height: auto;"></div><br><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dek..</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Di usiamu yang ke 2 taun, kamu pernah dilarikan ke UGD karena minum minyak tanah saat kami, orang-orang dewasa yang harusnya menjagamu, lengah. Saat itu bibirmu sudah membiru, kita semua kalut melihat keadaanmu. Lalu, setelah para dokter dan perawat mengeluarkan racun itu dari tubuhmu, esok harinya, kamu sudah bisa lari-larian di halaman rumah dengan ceria kembali. Sejak saat itu, kami semakin ketat menjagamu, layaknya cangkang kerang yang melindungi sang mutiara.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dek..</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Di usiamu yang ke 5 tahun, Mas Alitt melakukan sebuah kesalahan besar. Saat itu, Mase naik sepeda, kamu ngotot mau ikut. Mase udah ngelarang kamu, tapi kamu nekat bonceng saat mase sudah melaju. Lalu tanpa sengaja jari kelingking kakimu masuk ke rantai sepeda dan tergerus oleh gir sepeda itu. Kamu menjerit kesakitan, lalu mama membawamu ke dokter, sambil memelototi Mase dengan penuh kemarahan. Saat itu Mase sedih, bukan karena dimarahi oleh Mama, tapi Mase sedih karena Mase yang harusnya melindungimu, malah jadi melukaimu. Namun sejak saat itu, Mase semakin bertekat untuk tidak pernah membuatmu terluka lagi.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dek..</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Saat kamu mulai sekolah SD, kamu dititipin Mama untuk diurus sama Mase. Kita tinggal berdua saja di rumah yang setengah jadi itu. Setiap pagi, Mase bangunin kamu, ngajak kamu mandi, lalu sarapan bareng, dan Mase mengiringimu naik sepeda sampai sekolah, memastikan kamu selamat sepanjang perjalanan.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dek..</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Saat Mase mulai bisa nyari uang sendiri, Mase mencurahkan semua kasih sayang Mase kepadamu dalam bentuk uang. Mase tidak bisa menemanimu setiap hari, karena Mase merantau di kota orang. Namun ternyata, kasih sayang berbentuk uang yang berlebihan, malah membuat kamu terjerumus di lembah kenakalan. Drop out saat kelas 1 SMA, lalu uang yang mase kirim selalu habis untuk hura-hura, bukan untuk hal yang berguna. Mase ingat, bagaimana saat itu Mase marah kepadamu. Hingga Mase obrak-abrik tempat tongkronganmu dan teman-teman bejatmu. Tapi yang harus kamu ingat, saat itu Mase lebih marah kepada diri sendiri. Mase kecewa kepada diri sendiri, karena Mase tidak bisa menjaga dirimu hingga menjadi remaja yang lurus menjalani hidup. Sejak saat itu, Mase bertekad untuk membuatmu jadi anak yang mandiri dan kuat, tanpa perlu mase manja setiap saat.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Andi, adikku..</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Kamu ingat beberapa tahun yang lalu, saat kamu ikut lomba videografi mewakili sekolahmu? Kamu dengan jujur mengatakan, bahwa kamu cuma gapai dalam eksekusi, namun kurang jago dalam membuat konsep kreatif. Saat itu Mase memancing kreativitasmu dengan melemparkan beberapa ide kreatif untuk kamu eksekusi. Dan Mase bangga, saat itu videomu bisa mengantarkanmu jadi juara. Bukan Mase bangga karena Mase yang bantuin bikin konsepnya, tapi Mase bangga bahwa ternyata kamu tahu di mana kelemahanmu, bisa mengakui kelemahanmu, lalu berani mengakui itu, untuk kemudian mampu kamu perbaiki kelemahan itu, sehingga kamu bisa menghasilkan karya terbaikmu.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Gantengku..</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Mungkin akhir-akhir ini kamu berpikir, ke mana Mas Alitt? Kenapa Mas Alitt nggak mau bantuin kamu lagi? Apakah sudah tak ada rasa peduli?</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Tidak, Le.. Masmu ini masih peduli.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Namun sekarang kamu sudah dewasa. Bahkan tinggi badanmu sudah membalap tinggi badanku. Mase berpikir, tak bisa selamanya Mase harus berada di belakangmu. Tak bisa terus-terusan Mase menarikmu dari jalan buntu. Ada sebuah proses bernama pendewasaan diri, di mana kamu harus temukan jalanmu sendiri. Di usiamu yang sekarang, kamu harus bisa membuat pilihan, lalu mempertanggungjawabkan pilihan. Pilihanmu tak akan pernah aku ganggu, aku bebaskan kamu memilih jalurmu. Namun kamu harus bisa mempertanggungjawabkan pilihan itu. Apapun hasil yang akan kamu tempuh. Masa-masa untukmu bermanja, sudah habis jatahnya. Sekarang waktunya kamu menempa mental dan jiwa agar lebih dewasa. Mase percaya, kalo Mase selalu ada untukmu, kamu tak akan pernah menemukan sisi terbaik dari dirimu. Karena itu cara Mase dulu menemukan jati diri. Mase harus berani berdiri sendiri, tanpa mengharapkan siapapun mengasihani.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Kegagalanmu adalah ilmu..</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Itu yang bisa aku sampaikan kepadamu sekarang. Sesaat setelah mama mengabari Mase bahwa kamu gagal lagi menembus seleksi calon polisi untuk ke sekian kali. Jangan kamu sesali sebuah kegagalan, Dek.. Karena lebih banyak ilmu yang bisa kamu dapatkan dari kegagalan, dibanding dari keberhasilan.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Mase tau, gimana rasanya hidup di bawah bayang-bayangku..</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Di mana kadang Mama khilaf membanding-bandingkan pencapaianmu dan aku. Di mana kadang akan muncul pertimbangan yang tak adil antara aku dan kamu. Namun aku mau kamu tahu, bahwa aku tak pernah membanding-bandingkanmu dengan aku. Aku mencoba mengerti bahwa kita punya kemampuan yang berbeda, tumbuh di zaman yang berbeda, dan karakter kita pun berbeda. Namun ada persamaan antara kita yang mampu aku lihat. Keuletanmu dalam mengejar cita-cita, membuat aku bangga, apapun hasilnya. Bahkan dari kegagalanmu kali ini pun, masih ada yang Mase banggakan. Di mana kamu masih mencoba berjuang mendaftar polisi untuk ke sekian kali melalui jalan yang penuh kejujuran, tanpa tergiur iming-iming “jalan pintas” yang diceritakan oleh teman-teman. Karena kalah dalam kejujuran, jauh lebih mulia dibanding menang dalam kecurangan.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Mase mau kamu terus maju. Buktikan kepadaku, bahwa kamu adalah pria yang bertanggungjawab, bahwa kamu sudah tumbuh menjadi pria yang dewasa, yang bisa memperjuangkan masa depannya, tanpa perlu merengek kepada saudara. Mase yakin kamu bisa, karena kamu masih punya banyak kelebihan yang Mase tak punya.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dek..</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Mase dulu memulai semua dari nol. Kamu tahu kan, gimana keadaan keluarga kita? Jangankan untuk berfoya-foya, buat sekolah aja kita harus sambil usaha. Mase percaya, kamu bisa jadi pria yang sukses dan membawa nama baik keluarga kita, asal kamu bisa konsisten berjuang tanpa kenal lelah. Karena kita berbagi semangat yang sama dalam aliran darah. Memang, ada beberapa kekuranganmu yang aku lihat, dan perlu kamu hapus agar masa depan cerah bisa kamu tebus. Singkirkan rasa malas, tunda segala kesenangan masa muda, jangan biarkan cinta-cintaan yang berdampak negatif menguasai kepala. Fokuslah dengan apapun yang kamu kejar. Kamu tak perlu berusaha menjadi yang terbaik, kamu cukup perlu berusaha untuk selalu konsisten. Karena sejujurnya, Mase ini bukanlah orang sepintar yang kamu bayangkan. Mase tidak bekerja sebaik yang kamu pikirkan. Mase cuma konsisten melakukan hal yang bisa Mase pegang untuk meraih masa depan.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Biarkan kegagalanmu ini menjadi pengingat, bahwa kesuksesan bukanlah untuk orang-orang yang lemah. Biarkan kegagalanmu ini menempamu hingga menjadi orang yang lebih kuat ke depannya. Kamu harus tahu, bahwa untuk bisa seperti sekarang, Mase pernah gagal ratusan kali, bahkan sampai kelaparan sendiri di kota orang. Mase mau kamu ingat, bahwa satu hal yang Mase pegang sejak dulu, saat Mase memperjuangkan karier ini:</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Jangan takut gagal, karena kegagalan adalah tanda bahwa kita berani mencoba. Habiskan semua jatah gagal kita, maka aku yakin, kesuksesan menanti di depan sana.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Wis.. Ojo nangis meneh, yo.. Kalo cita-citamu ini tak bisa kamu raih, percayalah Tuhan sudah menyiapkan profesi yang lebih baik untukmu di depan. Yang penting, kamu gak menyerah berjuang dan memperbaiki diri. Karena nasib itu selalu akan mengikuti kepantasan diri. Hidup memang kadang seperti ini, kita tak diizinkan untuk menerima hal yang kita MAU, namun kita akan ditakdirkan untuk memiliki hal yang kita BUTUH.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Jangan terlalu kecewa dengan keadaanmu, ya.. </font><a href="http://www.shitlicious.com/2013/09/adik-gue-jagoan-gue.html" id="id_445_f358_fe45_1a78">Apapun dirimu, kamu masih tetap jagoanku</a><font face="Verdana">.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Jakarta, 26 Mei 2018.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dari Mas Alitt, untuk Andi di Batam.</font></div>alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-59999526426751937902018-05-18T18:06:00.001+07:002018-05-18T19:01:55.213+07:00Dia Terjatuh Sendiri<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Hai Reyna.. Hari ini kamu ada acara, nggak? Aku punya 2 tiket bioskop nih, nonton yuk!” Foto 2 tiket bioskop ku kirim bersamaan dengan chat itu kepada Reyna. </font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Sembari menunggu balasan dari Reyna, aku kembali memasukkan 2 tiket bioskop untuk film berjudul SAW itu ke dalam kantung jaket army yang ku kenakan. Bukan, aku bukan bermaksud membuat Reyna ketakutan di dalam bioskop karena menonton film sadis, lalu berharap dia memelukku kencang-kencang. Tidak.. Aku tidak serendah itu. Aku tak pernah mengharapkan pelukan hasil keterpaksaan. Aku mengharapkan pelukan yang memang dengan ikhlas diberikan, karena pelukan yang seperti itulah yang mampu menciptakan kehangatan.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Aku memilih film SAW karena dari sosial medianya, Reyna suka membahas film-film thriller dan horror. Itulah kenapa, aku memilih film yang dia suka untuk kami tonton. Meskipun dalam sepanjang film itu, mungkin aku akan lebih sering menjerit dan berharap jantungku aku tinggalkan di rumah. Iya, aku tak pernah siap melihat adegan horor maupun sadis. Aku jadi ingat saat SD, ada teman sekelasku pertama kali mengalami menstruasi, rok dan kakinya berlumuran darah. Aku melihat darah menetes ke lantai kelas. Saat itu pula, aku pingsan hingga usai jam sekolah. Bisakah kamu bayangkan, pria seperti aku, harus menonton karakter film yang disiksa dan dipotong-potong anggota tubuhnya? Namun, itulah yang dinamakan pengorbanan, mengurangi sedikit kenyamanan kita, untuk kenyamanan orang lain yang kita cinta.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Beberapa kali notifikasi handphone-ku berbunyi, dan dengan sigap aku segera membukanya. Namun bukan balasan dari Reyna yang aku terima, melainkan penawaran pinjaman tanpa agunan yang ditawarkan secara acak oleh para pelaku telemarketing. Hingga sore menjelang, tak ada balasan dari Reyna. Aku pun memutuskan untuk tetap menonton film sadis itu tanpa Reyna.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Sesampainya aku di depan pintu teater, aku sempat berhenti sesaat, lalu menoleh ke arah pintu masuk bioskop. Berharap tiba-tiba muncul keajaiban, Reyna bersedia datang dan menonton film bersamaku. Namun aku harus menghadapi risiko terbesar dari harapan, yaitu kekecewaan. Aku tak melihat Reyna, hanya beberapa wajah asing yang terlihat mesra dan ceria bersama pasangan-pasangannya.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Dengan berat hati, aku melangkahkan kaki, maju memasuki ruang teater 2. Aku sudah berpikir di sepanjang film aku hanya akan menutup mata, menghindari adegan-adegan sadis yang dirancang sempurna oleh sang sutradara. Mungkin kamu akan mempertanyakan, kenapa aku tetap menonton film itu tanpa Reyna? Kenapa aku tetap bertahan sendirian menonton film yang aku tak kuat untuk melihatnya?</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Jawabanku sederhana saja. Aku hanya ingin menjadi seorang pria yang punya komitmen kepada diri sendiri. Bahwa, apabila aku sudah memilih untuk menonton film hari itu, mengajak Reyna untuk duduk di sampingku, maka aku harus menyelesaikan rencana itu dengan maupun tanpa Reyna. Aku harus komit kepada pilihanku sendiri, kalo aku gagal dengan komitmen ini, bagaimana aku bisa menawarkan komitmenku kepada orang lain?</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Oke.. Oke.. Kamu mau jawaban jujur tanpa gengsi dan sok keren dari aku? Jawaban dari hati kecilku untuk pertanyaan kenapa aku masih nekat nonton film itu adalah, aku masih berharap Reyna mengabari dan menyusulku ke bioskop, untuk kemudian duduk di sebelahku di sepanjang film berputar. Itu akan menjadi moment sempurna bagiku, karena aku hanya akan sibuk memandangi indah wajah Reyna, tanpa bisa terusik oleh apapun yang terjadi di cerita film itu.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Aku duduk di bagian tengah di deretan G kursi bioskop. Sengaja ku pilih tempat duduk yang tak begitu jauh dari layar bioskop, agar cahaya yang berpendar dari layar, mampu menyirat ke wajah Reyna, sehingga aku bisa dengan jelas menikmati setiap ekspresinya. Aku sudah memikirkan semua rencana itu sejak awal. Hey! Aku adalah seorang pria yang penuh dengan rencana. Karena aku tak mau hidupku berjalan tanpa jelas arahnya. Bahkan, aku pun sudah merencanakan untuk mencintai Reyna, meskipun dia belum begitu mengenalku sebaik aku mengenalnya.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Film sudah hampir mulai, lampu studio mulai padam. Aku menoleh ke sekitar, ruang video hampir penuh dengan muda-mudi berpasangan, bergandengan, dan berpelukan. Sedangkan tanganku? Hanya mampu menggenggam pahaku sendiri. Rasa tegang mulai menyeruak saat musik dengan nada-nada mencekam mulai berputar di studio.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Aaaaaarrrggg!!!”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Iya, itu teriakan yang keluar dari mulutku. Aku menggelinjang dan berdiri dari kursi. Tampaknya orang-orang di sekitarku kebingungan melihatku yang histeris dan ketakutan, padahal di layar bioskop baru muncul judul filmnya.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Teriakanku tadi beralasan, saat kepalaku sedang kosong, handphone-ku bergetar di kantung celanaku. Aku kaget karena mengira ada binatang yang menggerayangi selangkanganku. Aku pun kembali duduk, dan memeriksa siapakah yang menggetarkan handphone-ku. Senyum lebar pun tergambar di mukaku. Reynata membalas chatku, sayang saat ku buka notifikasi itu, chat Reynata bukan mengiyakan ajakanku untuk nonton,</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Sorry.. Gue masih sibuk di kantor nih sampe malem. Jadi gue gak bisa nonton bareng lo deh.”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Aku tersenyum membaca chat dari Reyna.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Oh.. Gapapa Rey.. Mungkin bisa lain kali. Selamat berak” Belum selesai aku menuliskan chat, jempol jahanamku memencet tombol send.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Arrrrrggghhh!!” Spontan aku berteriak lagi karena kesalahan fatalku tadi. Orang-orang kembali melihatku dengan heran, karena adegan di filmnya sedang ada adegan bahagia si karakter dan masa lalunya.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Aku coba ketik ulang chatku ke Reyna, “Selamat beraktivitas kembali, maksudku.. maaf, kepencet send”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Sebelum aku mengirimkan chat itu, Reyna sudah membalas lagi chatku, “Kok berak? Btw, ini siapa, ya? Kayaknya gue belum save nomor lo di handphone gue. Terus, foto profile chat lo juga gambar helm.”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Aku revisi chat yang mau aku kirimkan ke Reyna, “Maaf.. maksudku ‘selamat beraktivitas kembali’. Tadi kepencet send sebelum selesai ngetik”.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Oiyah.. Aku Arland, yang kemarin motret kamu dan teman-teman di kondangan si Dewa dan Dewi”. Aku kirimkan chat itu kepada Reyna, lalu ku ubah foto profile chatku dengan foto saat kondangan, berharap dia mengingatku.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Oh.. Arland.. Sorry yah.. Gue gak sempat minta nomor lo kemarin”.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Gapapa, Rey.. Selamat beraktivitas kembali. Aku lanjut nonton film SAW ya.. Lagi seru adegannya nih!”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Chatku itu pun tak dibalas lagi oleh Reyna hingga usai filmnya.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Mungkin kamu bingung, kenapa aku mengejar-ngejar wanita sedingin Reyna?</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Karena aku percaya, Reyna bukan pribadi yang dingin. Reyna adalah pribadi yang ramah dan hangat, malah. Dia berbicara seadanya, karena dia belum mengenalku saja. Justru dengan fakta itu, aku semakin tertarik kepada Reyna. Dia tidak mudah menerima ajakan orang-orang yang belum bisa membuat dia nyaman. Kalau Reyna adalah sosok yang dingin seperti yang kamu pikirkan, dia tidak akan pernah tergerak untuk membalas chatku tadi. Karena itu adalah chat pertama yang aku kirimkan kepadanya. Itulah kenapa, aku percaya Reyna bukan sosok yang dingin, Reyna hanya belum mengenalku saja. Jadi.. Inilah usahaku, untuk membuat Reyna mengenalku.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: center; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">=***=</font></span></p><p style="text-align: center; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana"><br></font></span></p><p style="text-align: center; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana"><br></font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Aku turun dari motor besar yang ku parkirkan di dekat lobby hotel. Ku lepaskan helm dan jaketku, dan mendapati tubuhku berkeringat luar biasa. Aku baru sadar, mengenakan jaket bersamaan dengan jas dan kemeja berdasi serta kaos singlet secara bersamaan untuk mengarungi macetnya jalan Jakarta, bukanlah ide yang cemerlang. Aku yang awalnya ingin berdandan layaknya seorang gentleman, malah terlihat kayak mas-mas eksmud yang abis mabuk di tempat karaoke.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Aku mencoba merapihkan kemeja dan jasku, lalu mengalungkan kamera di leherku sambil berjalan masuk ke hotel. Sesampainya di ballroom, aku mendapati sebuah pesta pernikahan yang megah. Tamu sudah mondar-mandir menyicipi menu resepsi yang terhidang di hampir semua sudut ruangan, kecuali panggung pelaminan.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Arland!!” Tiba-tiba pundakku ditepuk dari belakang, aku menolehkan wajahku ke arah suara yang memanggil namaku.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Oh.. David! Udah nyampe duluan ternyata!” Nanti akan ku ceritakan siapa si David ini. Atau mungkin nanti pelan-pelan kamu akan mengerti.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">David merangkul pinggang seorang wanita yang sedang berdiri di sampingnya. Terlihat jelas, wanita itu adalah seorang keturunan Indonesia dan negara barat.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Stevanny!” Wanita itu menyodorkan tangannya kepadaku.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Arland..” Ku sambut jabatan tangannya dengan senyum ramah yang terbentang di wajah.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">David menarik tangan Stevanny, “Udah.. Jangan lama-lama.. Ntar ketularan jomblo Arland, kita! Hahaha!”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Aku sudah tak bisa merasa kesal dengan celetukan David yang membahas tentang kesendirianku. Aku dan David memang berbeda. David bisa dengan mudah berganti pasangan karena wajahnya yang rupawan. Sedangkan aku, aku memiliki kekuatan super di mana wajah dan namaku mudah dilupakan oleh para wanita. Karena mungkin, penampilanku bisa membawa mimpi buruk di tidur mereka.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Lo kondangan sendirian lagi nih?” David bertanya sambil menyodorkan minuman yang dia ambil dari nampan waiter yang lewat.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Iya.. Emang mau sama siapa lagi?” Aku menyeruput minuman dari David tadi.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">David meletakkan gelas kosongnya di meja, lalu merangkul pundakku, “Makanya bro.. Move on dong! Gagal setelah tunangan bukan berarti lo bakal gagal punya istri selamanya kan?”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Udah nyoba.. Tapi gimana ya, Vid.. Nggak ada rasa lagi sama cewek!” Aku menenggak habis minuman di gelas, lalu ku letakkan gelas itu di meja.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Oke.. Nggak ada rasa lagi sama cewek, ya? Udah nyoba daftar fitness belum lo?”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Ha? Maksudnya?” Aku mengernyitkan dahi.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Coba daftar fitness, lalu dateng ke tempat gym. Lo perhatiin deh mas-mas kekar di sana pas lagi squat. Siapa tau lo jadi ada rasa pas liat bokong mereka menutup dan membuka. Hahahaha!” David menepuk pundakku sambil tertawa puas.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Ngaco! Nggak ada rasa lagi sama cewek, maksudnya belum ada lagi cewek yang bisa menggetarkan hatiku, Vid”.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">David mendekat, lalu berbisik di telingaku, “Halah.. Nggak perlu nunggu hati bergetar.. Yang penting kan selangkangan lo masih bisa getar. Lo pikir, gue ama Stevanny baper-baperan? Enggak!”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Aku melirik ke arah Stevanny, dia menggigit-gigit bibirnya sendiri sambil mengedipkan sebelah mata ke arahku. Aku pun menundukkan kepala.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Itu kamu nemu di Tinder lagi, Vid?”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Iya lah.. Mana lagi?! Udahlah.. Soal hati, nggak usah lo bawa ribet. Kalo belum bisa dapetin pasangan jiwa, seenggaknya dapetin dulu pasangan biologis, bro!” David menepuk punggungku pelan-pelan.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Hmm.. Nggak deh.. Aku percaya, sendirian itu lebih baik dibanding menjalani hubungan tanpa perasaan”.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Ahelaaah.. Umur lo berapa sih? 25 kan? Masih muda! Masih bisa hura-hura!” David kembali menyodorkan minuman yang dia ambil dari waitress.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Ya udah.. Kalo itu cara kamu.. Tapi caramu itu nggak selalu bisa dijalani orang lain juga, Vid. Aku nggak bisa nyentuh cewek yang nggak bisa menggetarkan hatiku. Lebih parahnya lagi, udah sekian tahun ini, nggak ada cewek yang bisa membuat hatiku deg-degan, atau setidaknya kangen setelah kenalan”.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Lo trauma, Land.. Itu yang bikin lo takut memulai hubungan. Dan lo nggak sadar kalo lo punya ketakutan itu”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Ah.. Nggak kok.. Aku nggak takut sama cewek” Jawabku sambil membuang muka.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Emang lo nggak bakal ngerasa, tapi alam bawah sadar lo yang ngerasa! Alam bawah sadar lo yang matiin bibit-bibit perasaan lo ke cewek-cewek yang lo kenal”. David mencolek ulu hatiku dengan telunjuknya.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Ntahlah Vid.. Aku sih masih santai aja.. Hidup sendiri, bisa memenuhi segala kebutuhan, bisa mengejar semua kesenangan, tanpa ada yang ngatur, tanpa ada yang ganggu. Mungkin aku akan nyaman dengan hidup semacam ini. Ntah sampai kapan..”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Yakin lo?” David tersenyum mengejek, sambil mengelus rambut Stevanny. Mata Stevanny berputar, seakan-akan terangsang atas sentuhan David. </font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Yakin! Lebih baik sendirian, dibanding berhubungan dengan keterpaksaan!” Aku tenggak minuman di gelas sampai habis dalam sekali teguk.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="-webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt;">David memegang</span><span style="font-size: 11pt;"> daguku dengan kedua tangannya, lalu mengarahkan pandanganku kepada seorang wanita yang sedang mengobrol bersama beberapa temannya di salah satu sudut ruangan ballroom. Wanita itu terlihat amat sempurna. Mancung hidungnya, lurus dan panjang rambutnya, merah bibirnya meskipun tak memakai lipstik, melainkan hanya lip-balm. Jantungku bergetar hebat, keringat dingin mulai menyeruak, dan aku pun menelan ludah.</span></font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Siapa dia, Vid?” Tanyaku sambil tetap terpaku kepada wanita itu.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Yeee!! Katanya yakin nyaman dengan kesendirian?! Hahahaha!!”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Selama ini aku merasa, aku sudah terbiasa dengan kesendirian ini. Kalau kamu berpikir aku tak pernah mencoba, itu salah. Aku sudah mencoba berkali-kali untuk menyayangi dan mencintai wanita lain setelah aku bubar dengan tunanganku. Namun, yang aku rasakan hanyalah sebuah kehambaran. Tak ada hal yang aku bisa kenang dari wanita-wanita itu. Tak ada perlakuan menyentuh dari mereka yang mampu menggerakkan hatiku. Sehingga, saat aku mencoba jujur mengatakan aku tak bisa menyayangi mereka, aku hanya mendapatkan cap pria brengsek. Namun, wanita ini.. Berbeda. Dia mampu menyentuh hatiku tanpa perlu berinteraksi langsung. Dia mampu membuatku terpana, tanpa perlu bertatapan mata. Dia bisa membuatku ingin mendekat, tanpa perlu memanggil. Apakah ini cinta yang kembali setelah selama ini absen dari kehidupanku? Iya.. Hatiku tak tercuri, dia jatuh sendiri.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Sana.. Ajak kenalan, lah!” David mendorongku untuk berjalan mendekati wanita itu.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Aku rebut minuman dari tangan David, lalu ku tenggak habis, sambil berjalan ke arah gerombolan wanita itu.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Aku perhatikan mereka sedang asyik berfoto bersama dengan handphone.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Kok fotonya agak gelap-gelap siluet semua, ya?” Wanita yang mempesonaku itu berkata kepada teman-temannya.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Aku tarik nafas dalam-dalam, lalu aku mencoba nimbrung, “Itu karena kalian membelakangi cahaya. Makanya kamera handphone tidak akan cukup untuk mengambil gambar yang tajam di kondisi seperti ini”.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Wanita itu menoleh ke arahku sambil mengernyitkan dahi.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Hai! Namaku Arland” Aku menyodorkan tanganku ke arah wanita itu.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Reyna” dia menyambut jabatan tanganku dengan ramah. Lalu aku juga menyodorkan tanganku ke arah teman-teman Reyna. Kami semua berkenalan, namun aku hanya akan mengingat nama Reyna saja.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Um.. Aku perhatikan, kalian nyoba foto dari tadi. Boleh aku bantu fotoin kalian?” Aku menawarkan diri sambil menyodorkan kameraku ke arah Reyna.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Boleh dong!! Ayo fotoin kita!!” Salah satu dari teman Reyna menyambar, dan menarik Reyna untuk berdiri berjajar dan bersiap. Aku memandangi Reyna, seolah mata kami bicara. Reyna kemudian menganggukkan kepalanya.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Aku pun mulai menyalakan kamera, lalu mengatur pose Reyna dan gank-nya. Beberapa foto ku ambil, namun sebagian besar dari foto itu, diam-diam hanya ku ambil close-up Reyna saja. For research purpose, tho.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Setelah mengambil beberapa foto, aku tunjukkan beberapa foto yang berisi mereka bersama-sama.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Waaah.. Bagus ya!!”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Aaah.. Akhirnya pipiku terlihat tirus!!”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Wah.. Lenganku nggak sebesar betis sapi lagi!!”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Beberapa celetukan dari teman-teman Reyna, menunjukkan kalau mereka menyukai hasil fotoku. Aku pun mendekat ke arah Reyna.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Umm.. ini nanti fotonya aku kirim via Whatsapp ke kamu, ya?”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Reyna sempat mengernyitkan dahi, lalu menjawab, “Eh? Okay.. Makasih ya!”</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“So.. What’s your number?” Aku menyodorkan handphone-ku ke Reyna. Kemudian Reyna mengetikkan nomornya di handphone-ku, lalu dia save nomor itu atas namanya.</font></span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Terima kasih.. Reyna”. Ucapku sambil menerima kembali handphone-ku darinya. “Oiyah.. Kalo foto dikirim via WA, nanti akan kekompres, jadi gak tajam.. Aku email aja ya!” Mendengar tawaranku itu, Reyna menjawab, “Mau alamat emailku juga?”</font></span></p><p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana"><br></font></span></p><p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“If you don’t mind..” Aku kembali menyodorkan hapeku kepada Reyna. Aku sengaja meminta alamat emailnya, untuk menemukan akun-akun sosial medianya. Agar aku bisa mengenal lebih jauh tentang dia, nggak cuma sekedar mengagumi indah wajahnya saja.</font></span></p><p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana"><br></font></span></p><p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Nih..” Reyna mengembalikan hapeku setelah dia mengetikkan alamat email. </font></span></p><p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana"><br></font></span></p><p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">“Terima kasih, dan tunggu emailku ya!” </font></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 11pt; -webkit-text-stroke-width: initial;">Reyna mengangguk, tersenyum sambil melihatku, lalu kembali mengobrol dengan teman-temannya. Aku pun bergegas pergi meninggalkan Reyna dan teman-temannya. David mengangkat gelasnya dari kejauhan sambil mengedipkan sebelah matanya ke arahku. Aku tersenyum ke arah David, penuh ceria.</span></p>
<p style="text-align: justify; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); min-height: 13.1px;"><font face="Verdana"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="text-align: center; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">=== </font></span></p><p style="text-align: center; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana"><br></font></span></p><p style="text-align: right; margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 11px; line-height: normal; -webkit-text-stroke-width: initial; -webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size: 11pt; -webkit-font-kerning: none;"><font face="Verdana">Bersambung..</font></span></p> alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-15762530412356715532017-10-23T18:28:00.001+07:002017-10-23T19:19:23.558+07:00Menyelimuti Rasa Iri Dengan Benci<div><div style="text-align: center;"><font face="Verdana"><img id="id_37c0_5d35_4426_b193" src="https://lh3.googleusercontent.com/-fvLbmF0m-DQ/We3SRkFoNOI/AAAAAAAAFmo/3QwfqJbUn78DnvPq1SwOXFREj4sNByfEwCHMYCw/s5000/%255BUNSET%255D" alt="" title="" tooltip="" style="width: 974px; height: auto;"></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">“Siapa sih ini? Nggak jelas banget, cuma beli mobil doang ditaruh sosmed!”</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">“Banyak banget sih fans nih orang? Padahal kontennya alay!”</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">“Yang follow nih orang pasti goblog semua. Gue nggak bakal mau jadi bagian dari mereka!”</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Itu adalah komentar yang sering gue denger dari temen gue, sebut saja Supri. Dia adalah orang yang seneng banget main sosmed. Bukan untuk mencari hiburan, melainkan untuk melampiaskan semua isi kepala yang disiksa oleh persoalan. Setiap kali Supri nunjukin gue sebuah akun sosmed dan berkomentar negatif seperti di atas, gue cuma jawab, “Emang lo kenal sama dia?”</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dan pertanyaan gue itu akan dia jawab dengan, “Males banget kenal sama orang kayak begini!”</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dengan santai, gue menjawab lagi, “Kalo lo nggak kenal, kenapa lo bisa benci banget sama tuh orang?”</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">“Soalnya di video-videonya, dia tengil banget! Jadi pengin nabok!” Timpal Supri.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">“Tengilnya gimana?” Gue tanya lagi sambil berpangku dagu.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">“Ya.. Masa beli mobil doang dibikin video, terus diupload!” Supri menjelaskan sambil menunjukkan video orang yang dia maksud. Gue lalu melihat isi video yang Supri maksud. Selesai menonton video itu, gue menghela nafas, dan bertanya, “Apa yang lo komplain dari video ini? Dia cuma nunjukin setelah kerja keras dan nabung selama 3 tahun, akhirnya dia bisa beli mobil sendiri.”</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Supri gantian menghela nafas, “Ya menurut gue nggak penting aja mamerin hal-hal sok mewah gini ke depan umum. Kesombongan yang terselubung. Ngabisin kuota orang buat hal yang nggak penting, tau!”</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Gue tepuk pundak Supri, lalu gue tanya, “Kalo menurut lo nggak penting, ngapain lo tonton?”</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Supri mencoba untuk mengelak, “Nongol di halaman rekomendasi. Ya gue tonton lah!”</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">“Lo nggak perlu nonton kalo nggak tertarik sih. Nggak perlu komplain sambil lanjut nonton ampe kelar, kan?” Gue lirik mata Supri.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">“Arrrghh.. Lo nggak bakal ngerti deh!” Supri pun segera cebok, dan meninggalkan gue yang masih duduk jongkok di atas kloset yang separuhnya tadi dia dudukin.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Hari gini, gue sering banget nemu orang-orang kayak Supri. Tipe orang yang akan komplain tentang apapun hal baik yang diterima orang. Pemenang olimpiade renang, dikomplain karena nggak pake hijab pas renang. Lulusan Harvard, dikritik karena kuliah di negara kafir. Atau juara taekwondo mewakili negara, dikomenin <i>‘apalah arti juara di dunia, tapi di akhirat belum tentu masuk surga’</i>. Gue sebenarnya eneg dengan manusia-manusia semacam ini. Yang menganggap apapun pencapaian orang lain itu rendah, atau mencari kekurangan orang lain di saat dia melihat kelebihan orang itu. Gue curiga, orang-orang ini hanya dengki saja. Buat orang dengki, apapun yang positif akan terlihat negatif. Apapun yang membuatnya merasa kecil, akan dia benci.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Gue juga sebel sama orang yang bisa ngebenci banget orang terkenal yang belum pernah berinteraksi langsung dengan mereka. Sampe-sampe, tiap hari meluangkan waktu untuk menghinanya. Kalo gue tanya, kenapa mereka melakukan itu, jawabannya template banget. “Kalo nggak mau ada yang benci ya nggak usah jadi orang terkenal. Punya fans itu pasti juga bakal punya haters!”</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dengan alasan seperti itu, kenapa logikanya nggak diubah begini, “Kalo nggak suka, kenapa nggak cuek dan fokus ke artis yang disuka aja? Kenapa harus terus menerus memperhatikan artis itu dan meluangkan waktu setiap hari untuk menyerangnya?”</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Gue sadar, kadang orang main internet emang buat nyari hiburan. Namun ada juga yang main internet untuk nyari pelampiasan. Hiburan buat orang normal, adalah video atau foto lucu yang bikin mereka lupa masalah sesaat. Namun hiburan bagi orang yang sudah cacat jiwa, adalah dengan cara membenci dan mencela. Hanya itu yang bisa membuat hati mereka lega. Jadi ya.. Bisa dibilang, mereka ini psikopat di dunia maya. Kalo kebablasan, bisa jadi psikopat di dunia nyata. Sudahlah ya.. Yang penting nggak ngajak gila aja.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Kembali ke topik, rasa iri memang sering dibiaskan dengan kebencian. “Gue harus benci sama orang keren itu biar gue keliatan lebih keren”. Padahal, orang iri atau dengki itu sebenarnya adalah orang-orang yang minderan. Dan sayangnya, selain minderan, mereka nggak bisa berjuang biar bisa lebih baik dari orang yang dia targetkan. Karena mereka nggak mampu berjuang untuk bersaing, akhirnya mereka memilih jalan pintas, yaitu membenci. Selain membenci, mereka akan mengajak orang lain untuk ikut membenci. Sehingga mereka nggak merasa kecil sendiri. Sehingga mereka bisa sedikit mengobati rasa iri.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Teman-teman, iri dengki adalah salah satu penyakit hati. Efek dari penyakit ini nggak cuma sekedar membuat lo jadi pembenci, melainkan juga akan membuat lo jadi orang yang selalu berdiam diri. Lo nggak akan pernah mau menganggap pencapaian orang lain sebagai motivasi. Lo pelan-pelan akan menganggap orang lain dengan berbagai kesuksesan mereka adalah hal yang harus dihindari. Lo nggak akan pernah mau mengikuti jejak orang sukses itu karena gengsi. Endingnya? Lo bakal selalu begini, nggak ngapa-ngapain, selain membenci dan membenci. Lo akan sibuk membenci, bukannya sibuk memperbaiki diri. Lo akan menghabiskan banyak waktu untuk melihat hidup orang dan mencari kekurangan mereka, sehingga lo lupa introspeksi. Dan kalo terus begitu, amit-amit lo akan mati dengan segala rasa benci kepada orang-orang yang lebih sukses, dan juga lo akan mati dalam kondisi membenci diri sendiri karena tak kunjung sukses.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Untuk itu, gue mengajak lo untuk lebih positive thinking. I do believe, positive life starts from positive thinking. Mari hindari hal yang merugikan diri maupun orang lain. Cuekin hal yang lo rasa nggak suka, tanpa perlu fokus menghina. Ikuti hal-hal yang kira-kira bisa menularkan kebaikan, lalu ikut praktekkan. Selain itu, j</font><span style="font-family: Verdana;">angan pelihara resistansi diri terhadap kebaikan-kebaikan orang lain. Jadikan pencapaian orang sebagai motivasi, “Dia bisa beli itu karena dia fokus dan tekun, gue juga bakal bisa beli itu karena gue fokus dan tekun”. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;">Bayangkan, kalo seluruh waktu yang selama ini kita pakai untuk stalking akun orang yang kita benci, untuk mikirin makian yang paling sadis, untuk ghibah sama netizen, kita pakai untuk rajin bekerja atau setidaknya untuk merintis usaha, mungkin saat ini hidup kita akan jauh berbeda. Coba renungkan, dari semua komentar negatif yang sudah pernah kita lempar di internet, kita sudah dapat pencapaian apa? Bisakah itu semua kita banggakan kepada dunia? “Eh! Kemarin gue abis ngatain Mulan Jameela, dong! Yes!” Sakit.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;">Gue sangat yakin, kita bisa jadi apapun yang kita mau, selama kita mau belajar terus. Rasa iri dengki yang dipelihara adalah hambatan kita untuk belajar. Karena kita merasa sudah terpelajar, sehingga pencapaian orang lain kita anggap sebagai hal yang tidak wajar. So, mari hapus rasa iri dengki, dan mulai belajar untuk menghargai serta tak malu untuk mengakui bahwa ada kesuksesan orang lain yang membuat kita termotivasi untuk mengikuti. Berawal dari pengakuan, akan ada keinginan, dari keinginan, akan ada perjuangan, setelah ada perjuangan, barulah kita menerima pencapaian.</span></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Silakan diingat saja bahwa, <span style="background-color: rgb(255, 235, 59);"><i>“Selama yang lo lakuin cuma itu-itu saja, hidup lo juga bakal selalu begitu-begitu saja”.</i></span></font></div><div><br></div>alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-46588179460638220372017-07-04T21:05:00.000+07:002017-07-04T21:05:32.596+07:00Mudik ke Jogja Naik Motor Sendirian<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Halo teman-teman..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebelumnya gue mau ngucapin minnal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir batin. Maafkan gue yang update blognya ngikutin mood doang ini. Padahal, bukan begitu, akhir-akhir ini gue lagi fokus nulis di platform lain, yaitu scenario. Tapi gue selalu mengusahakan untuk tetap mengupdate blog ini, biar nggak disebut sebagai blogger murtad.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Oke, lebaran 2017 ini nuansanya cukup berbeda dibanding lebaran-lebaran sebelumnya buat gue. Biasanya gue mudik naik pesawat terbang atau mobil. Namun lebaran kali ini, gue pengin nantang diri sendiri untuk mudik naik sepeda motor. Kenapa? Karena setahun terakhir gue kebanyakan ngabisin waktu di kantor, maupun di bengkel. Di mana, gue pengin nyari tantangan, dan cerita baru buat nambahin pengalaman.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hari gini, melakukan sebuah perjalanan itu memang semakin praktis. Zaman gue kecil, dari kampung ke Jakarta naik bus perlu waktu 2 hari 1 malam. Zaman sekarang, naik pesawat cuma 1 jam doang. Hal itu memang bisa memberi keuntungan, yaitu memangkas banyak waktu dan menghemat tenaga kita. Namun, hal itu juga berdampak bagi kita yang kehilangan kesempatan untuk mendapatkan cerita-cerita menarik yang mungkin bisa didapatkan dari perjalanan darat. That’s why, musim mudik taun ini, gue milih buat jalan dari Jakarta ke Jogja naik motor. Dan gue mudik naik motor sendirian, karena teman-teman gue nggak mau ngikutin ide gila gue. Buat mereka, mudik bareng anak istri pake pesawat itu lebih menyenangkan dibanding mudik berdua sama gue motoran. Hih!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-sXsl8iAfBHE/WVugYNTYAlI/AAAAAAAAFjA/dEt1zfjHw8cDyVtryxPijwpkobS6lINzACLcBGAs/s1600/Riding.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="899" data-original-width="1600" height="358" src="https://1.bp.blogspot.com/-sXsl8iAfBHE/WVugYNTYAlI/AAAAAAAAFjA/dEt1zfjHw8cDyVtryxPijwpkobS6lINzACLcBGAs/s640/Riding.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue mudik di H-4 lebaran, karena gue trauma, taun 2014 gue mudik H-2, ternyata gue malah ngabisin waktu 48 jam perjalanan darat pake mobil. Waktu itu tol Cipali belum aktif, terus jembatan comal pas putus. Jadinya, para pemudik jalurnya dipindahin ke jalur selatan Jawa semua. Efeknya, macet parah terjadi di sepanjang perjalanan mudik. Bahkan, gue sempat tidur di mobil semalam karena mobil-mobil sama sekali nggak bergerak di daerah Bumi Ayu. Keluar dari mobil, bau badan gue sama kayak bau pewangi mobil.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue berangkat dari Jakarta pukul 2 siang, karena gue harus ngelarin kerjaan dulu biar klien nggak minta revisi-revisi pas gue lagi jalan. Menurut GPS, diperkirakan perjalanan gue bakal menempuh waktu sekitar 13 jam. Itu kalo nggak istirahat makan, tidur, pipis. Endingnya, kalo gitu sesampainya di rumah, gue bakal kena tifus.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-pBZ2W1OdykI/WVufMRi0dkI/AAAAAAAAFis/cr2JKKjdN3sd2c6goaS7-OTvb9qCGTj2ACLcBGAs/s1600/map.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="358" src="https://4.bp.blogspot.com/-pBZ2W1OdykI/WVufMRi0dkI/AAAAAAAAFis/cr2JKKjdN3sd2c6goaS7-OTvb9qCGTj2ACLcBGAs/s640/map.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Makanya gue berkomitmen untuk berkendara secara santai aja selama mudik itu, sambil menikmati perjalanan. Jadi, kalo capek ya istirahat, nginep dulu di hotel. Yang penting selamat, karena tujuan mudik adalah bertemu keluarga. Seperti kata nyokap gue, “Saat Lebaran, orang tua itu bukan mengharapkan harta, tapi mengharapkan kehadiran anaknya”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-6qtv7-8OHpQ/WVufYPSPfXI/AAAAAAAAFiw/_yYPPdpcG1gngpw1YG-7tWovopz11BrnACLcBGAs/s1600/macet.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://2.bp.blogspot.com/-6qtv7-8OHpQ/WVufYPSPfXI/AAAAAAAAFiw/_yYPPdpcG1gngpw1YG-7tWovopz11BrnACLcBGAs/s640/macet.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sepanjang perjalanan, ada beberapa titik rute yang bikin gue cukup kelelahan. Yang pertama adalah jalanan Jakarta yang memang selalu macet, dan yang kedua adalah jalanan Bekasi yang nggak mau kalah prestasi macetnya sama jalanan Jakarta. Dari Jakarta, sampe keluar bekasi, yang sebenarnya cuma sekitar 30an KM itu, gue ngabisin waktu 5 jam. Di mana, kalo di jalanan Jogja, jarak 30 KM itu bisa ditempuh dalam waktu 1 jam saja. Sepanjang perjalanan Jakarta-Bekasi, gue nggak berasa naik motor, melainkan dorong motor, karena macet parah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Keluar dari Bekasi, jalanan relatif lancar. Gue istirahat di Karawang buat makan malam dan meluruskan kaki. Lalu gue ngecek GPS, memperkirakan jam 11 malam, kira-kira gue sampai mana. Karena, gue udah berencana, jam 11 gue bakal istirahat untuk tidur, mengingat pagi sebelumnya gue masih sibuk kerja. Menurut GPS, jam 11 malam gue bakal sampai area Cirebon. Akhirnya, sejak dari Karawang, gue coba buat booking hotel, biar nanti sesampainya di Cirebon, gue tinggal check-in, tanpa takut kehabisan kamar, mengingat ini musim mudik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-_ovC-TAwrM8/WVufofPUlsI/AAAAAAAAFi0/jRiLSoWznugflwGLYss-Ey2W5yMpdmnXQCLcBGAs/s1600/traveloka.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="900" height="640" src="https://3.bp.blogspot.com/-_ovC-TAwrM8/WVufofPUlsI/AAAAAAAAFi0/jRiLSoWznugflwGLYss-Ey2W5yMpdmnXQCLcBGAs/s640/traveloka.PNG" width="360" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Iya, gue selalu pake aplikasi Traveloka buat booking hotel maupun pesawat saat last minutes. Daripada harus nelponin satu-satu buat make sure hotelnya udah penuh atau belum, pake Traveloka jadi lebih praktis. Ini <a href="http://www.shitlicious.com/2017/05/traveling-bareng-mama.html" target="_blank">contoh pengalaman lain gue pake Traveloka</a>. Akhirnya, pilihan gue jatuh pada hotel <a href="https://www.traveloka.com/hotel/indonesia/swiss-belhotel-cirebon-523646" target="_blank">Swissbel-hotel Cirebon</a> karena lokasinya cukup dekat dengan rute mudik gue.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lalu gue melanjutkan perjalanan, dan tepat pukul 11 malam, gue sampai daerah Cirebon. GPS ini punya ilmu hitam macam apa sih? Pinter banget meramalkan masa depan. Sesampainya di Cirebon, gue pun langsung menuju ke hotel yang ternyata nempel sama Mall CSB. Di hotel, gue langsung tidur, dan menikmati istirahat setelah berjuang di jalan seharian.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-57uMdokfLkg/WVugJrjRhEI/AAAAAAAAFi4/Qk9J6Omp_A8WfEfMPJUtrcDmp4UqLyVhQCLcBGAs/s1600/IMG_8828.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://3.bp.blogspot.com/-57uMdokfLkg/WVugJrjRhEI/AAAAAAAAFi4/Qk9J6Omp_A8WfEfMPJUtrcDmp4UqLyVhQCLcBGAs/s640/IMG_8828.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Paginya, gue udah semangat lagi karena istirahat yang cukup dan sarapan yang nikmat di hotel. Gue pun melanjutkan perjalanan dengan santai di jalur Pantura. Di sepanjang perjalanan siang itu, gue istirahat beberapa kali di mini market untuk numpang buang air kecil dan beli minuman. Iya, gue nggak puasa karena kondisi sedang jadi musafir. Kalo dipaksain puasa, takutnya malah nggak fokus berkendara. Bahaya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di setiap perhentian, gue nemu orang-orang yang mudik juga, dan kami sempat berbagi cerita. Salah satu cerita menarik yang gue temukan adalah gue kenalan sama seorang biker bernama Bagus, dia adalah seorang karyawan di salah satu pabrik area Tangerang. Di musim mudik ini, dia naik motor dari Tangerang ke… LOMBOK. Iya, naik motor. Gue sempet kepikiran, apa bokongnya nggak kapalan, naik motor sejauh itu? Hal yang menarik dari cerita Bagus ini adalah, dia udah nggak mudik ke rumah kalo lebaran, gue nggak berani tanya kenapa, tapi yang jelas, kata dia yang gue kutip, begini, “Saya kerja di Pabrik, susah mas buat nyari waktu untuk liburan. Libur paling hari minggu, udah males ke mana-mana karena udah capek kerja seminggu. Momen cuti bersama lebaran gini deh yang bisa saya manfaatin untuk pergi liburan, bareng motor kesayangan. Kapan lagi? Ye gak? Hehe”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jawaban Bagus ini bikin gue kembali bersyukur, bahwa selama ini gue kerja kantoran, masih bisa ngambil cuti buat liburan, tapi nggak pernah kepikiran buat liburan, malah terlalu fokus ngumpulin duit. Endingnya, kecapekan sendiri, stress sendiri. Jadi, berkat ketemu Bro Bagus itu, gue jadi sadar berharganya sebuah liburan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue pun melanjutkan perjalanan lagi menuju Limpung, daerah kecil di kabupaten Batang, dekat Pekalongan. Gue berniat mau mampir ke rumah rekan kerja gue yang udah mudik duluan. Soalnya, cuaca hari itu random banget. Kadang hujan, kadang cerah. Sesampainya di Limpung, gue dijamu keluarga Seto, sahabat gue. Mereka juga menawarkan gue untuk menginap dulu semalam, biar besoknya fit melanjutkan perjalanan hingga ke Jogja. Namun, gue gemes ngebayangin jarak dari Batang ke Jogja itu udah deket banget. Jadi, dengan sopan gue menolak tawaran keluarga Seto dan memilih melanjutkan perjalanan gue malam itu juga, sambil diiringi doa mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pukul 11 malam, gue melanjutkan perjalanan dari Limpung ke Jogja. Awalnya gue pengin lewat Semarang, namun karena laporan GPS konon Semarang macet parah, gue milih jalur alternatif Limpung – Parakan – Temanggung – Magelang – Jogja. Di mana jalur itu lebih dekat 2 jam dibandingkan bila gue lewat Semarang. Tentunya jalur alternatif itu nggak semulus jalur Semarang-Jogja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-D7_k2CDHZ78/WVugRJuLcgI/AAAAAAAAFi8/OUYHiwcs1pMrWeVdl3IkCxuLCeRWaVvMwCLcBGAs/s1600/Dark%2BRoads.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="899" data-original-width="1600" height="358" src="https://1.bp.blogspot.com/-D7_k2CDHZ78/WVugRJuLcgI/AAAAAAAAFi8/OUYHiwcs1pMrWeVdl3IkCxuLCeRWaVvMwCLcBGAs/s640/Dark%2BRoads.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jalur alternatif yang gue pilih ini adalah jalur membelah hutan. Di mana kanan-kiri jalanan cuma ada pepohonan, nggak ada lampu penerangan. Perkampungan juga sangat jarang ditemukan. Dan jalanan semacam itu, harus gue tempuh sepanjang 40 Kilometer jauhnya. Sepanjang jalan itu, gue berasa masuk ke masa lalu, di mana peradaban manusia belum secanggih sekarang. Gue khawatir, di ujung jalan, gue nemu Dinosaurus.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue nggak takut sama hal-hal mistis yang diceritakan oleh orang-orang yang sering lewat situ. Gue lebih takut sama begal yang bisa aja ngerampas motor dan segala barang yang gue bawa. Yang lebih menantang lagi, ternyata jalanan itu emang sepi banget. Gue naik motor sendirian, tanpa ada orang di belakang maupun depan gue. Sebalnya lagi, gue nggak bisa ngebut di jalanan itu karena jalanan sempit, serta kadang ada tikungan tajam serta jurang tanpa marka jalan. Dengan kondisi mata gue yang rabun senja ini, gue cuma bisa baca surat Al-baqarah di sepanjang perjalanan. Mungkin sesampainya Jogja, gue bakal khatam Al-qur’an.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Syukurlah, setelah kurang lebih 20 Kilometer gue berkendara, gue nemu seorang pengendara motor dengan plat nomor AB, yang artinya itu adalah kendaraan yang berasal dari area Jogja. Gue pun deketin pemotor itu, lalu minta izin buat bareng sampai Jogja. Kenapa gue minta izin? Soalnya kalo gue langsung ngikutin dia mulu, bisa-bisa dia ngira gue berniat jahat, dan dia bisa aja nendang motor gue dengan alasan membela diri. Gue nggak mau mengalami kecelakaan, dengan alasan “dikira begal”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sesampainya di Temanggung, kami ngisi bensin. Di sana, gue buka helm, dan uniknya, si pemotor yang bernama Sigit itu ternyata kenal gue. Dia ternyata suka nontonin video-video motor gue di Youtube. Dunia kecil sekali. Akhirnya kami pun barengan sampai ke Magelang, karena Sigit mudiknya cuma ke Magelang, nggak sampai Jogja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue melanjutkan perjalanan sendirian dari Magelang ke Jogja. Syukurlah jalanan di sana sudah ramai orang mudik juga. Sehingga perjalanan gue lancar sampai rumah, tanpa kendala apa-apa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sesampainya di Jogja, gue buka masker untuk menghirup udara dini hari di sana. Banyak hal menyenangkan yang gue rasakan saat itu. Perasaan lega karena akhirnya gue sampai di Jogja, udara yang sejuk tanpa polusi layaknya ibu kota Jakarta, and the most important thing.. I’m home.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hampir 3 hari perjalanan gue jalani, dan banyak hal yang gue dapetin. Mulai dari senangnya berkendara sepeda motor, senangnya ngebut di jalan antar provinsi, stressnya bensin tipis saat jauh dari SPBU, atau seramnya jalan sendirian di hutan belantara. Tapi ya itulah makna dari berpetualang. Merasakan banyak jenis sensasi, yang nggak bisa lo rasain di dalam rumah, atau di ruang kantor doang. Gue nggak bakal kapok untuk motoran ke mana-mana. Karena buat gue, motoran udah jadi bagian hidup gue. Karena setiap gue motoran, gue inget almarhum bokap yang dulu ngasih tau, jangan pernah takut jatuh. Nggak ada orang sukses tanpa terjatuh-jatuh lebih dahulu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Itulah cerita gue sepanjang perjalanan mudik sendirian kemarin dari Jakarta ke Jogja naik motor. Semoga cerita ini bisa menginspirasi kalian yang pengin melakukan petualangan sederhana, namun besar dampaknya. Oiyah, kalo lo mau liat cerita ini versi video, gue udah bikin videonya juga. Check this out:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="270" src="https://www.youtube.com/embed/Y9nXHGYQ04E" width="480"></iframe><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">See you on another post! Ciao!</span></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-59840124000046614312017-06-17T05:13:00.000+07:002017-06-17T22:22:09.749+07:00Berbagi Buku itu Seru<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Para penulis buku, pastinya berawal dari suka membaca. Begitu juga gue. Sejak SD, gue udah suka baca. Mulai dari buku pelajaran, sampai kamus bahasa Inggris gue lahap kalo udah kehabisan bahan bacaan. Waktu kecil, gue tinggal di daerah yang terpencil. Sebuah desa di kabupaten Sragen namanya. Akses buku di sana sangat terbatas. Makanya, untuk mendukung minat baca gue, setiap kali mama pulang merantau di kota besar, beliau membawakan bundle majalah Bobo beberapa edisi. Dan itu adalah oleh-oleh favorit gue dibanding makanan maupun mainan. Karena berkat majalah itu, gue jadi ngerti betapa menariknya hal-hal di dunia. Yang nggak dijelasin di buku-buku paket sekolah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">===================</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Udah hampir 2 tahun terakhir, gue sibuk menekuni hobi lama gue, yaitu main motor. Gue mulai rutin bikin konten video di Youtube yang bahas motor-motor custom. Dan berkat konsisten upload 2 video per minggu, 2 bulan yang lalu channel Youtube gue udah menyentuh angka 100 ribu subscribers. Di mana itu berdampak pada banyaknya teman-teman baru buat main motor.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dari hobi ini, akhirnya gue ngelihat fenomena di mana anak motor sering dicap sebagai orang-orang yang berandal dan suka kebut-kebutan di jalan. Padahal, gue sadar, nggak semua anak motor seperti itu. Mungkin hanya sedikit oknum yang begitu. Nah, untuk itu, gue berusaha mengubah image kurang menyenangkan itu. Dua minggu yang lalu, gue riding ke Jogja bareng temen gue, Dimas. Kami mengajak anak-anak motor di Jogja buat motoran bareng menuju Gunung Kidul. Ngapain? Balapan? Enggak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-eMujj6PCcn0/WURXOQyhGgI/AAAAAAAAFh4/5wQGUsDLL78RpYd-9hdRs_bqbPVN2AWPgCLcBGAs/s1600/riding.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="899" data-original-width="1600" height="358" src="https://4.bp.blogspot.com/-eMujj6PCcn0/WURXOQyhGgI/AAAAAAAAFh4/5wQGUsDLL78RpYd-9hdRs_bqbPVN2AWPgCLcBGAs/s640/riding.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Gue dan temen gue ngajakin rider-rider Jogja buat riding dengan syarat membawa buku bekas mereka untuk disumbangkan ke Perpustakaan daerah. Awalnya ekspektasi kami, bakal ada 20-an rider yang bergabung. Tapi ternyata, ada hampir 200 rider yang bergabung bareng kami pagi itu. Gue cukup kaget dengan fakta bahwa masih banyak rider baik yang mau bantuin kami dalam movement ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sesampainya di Gunung Kidul, kami tiba di desa Semin. Sebuah desa yang letaknya 50 kilometer jauhnya dari kota. Di sana, kami ketemu Bapak Sukino, sang pendiri perpustakaan daerah itu. Beliau menangis terharu saat melihat ada ratusan orang mendatangi perpustakaan sekecil itu, lalu menyumbangkan ratusan buku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-wH7joaeNU1U/WURXUcAvJvI/AAAAAAAAFh8/MkFUPqvWpUYsuza_auEE2hUSZL-of_eTgCLcBGAs/s1600/nyumbang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="898" data-original-width="1600" height="358" src="https://3.bp.blogspot.com/-wH7joaeNU1U/WURXUcAvJvI/AAAAAAAAFh8/MkFUPqvWpUYsuza_auEE2hUSZL-of_eTgCLcBGAs/s640/nyumbang.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Ini adalah pertama kali dalam sejarah perpustakaan ini, dikunjungi oleh orang sebanyak ini. Saya terharu, masih ada generasi muda yang peduli terhadap sesama, dan ingin mencerdaskan bangsa”. Cetus beliau saat gue tanya gimana kesan beliau melihat kedatangan kami.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Buku, sebuah benda yang sudah membawakan banyak hal dalam hidup. Membawakan sejarah, membawakan ilmu, dan bahkan membawakan cerita-cerita seru. Kami sengaja memilih untuk menyumbangkan buku, karena kami sadar, akses ilmu pengetahuan via buku masih cukup susah di daerah-daerah terpencil. Berdasarkan pengalaman gue di masa kecil. Jadi, gue bisa bayangin gimana senengnya pak Sukino, saat dapat sumbangan ratusan buku itu dari kami.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-UO9uS9biTfk/WURXZZrIvZI/AAAAAAAAFiA/J1ox7V8TMTgez_732T-dXbwazCcdFyKnwCLcBGAs/s1600/perpustakaan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="898" data-original-width="1600" height="358" src="https://4.bp.blogspot.com/-UO9uS9biTfk/WURXZZrIvZI/AAAAAAAAFiA/J1ox7V8TMTgez_732T-dXbwazCcdFyKnwCLcBGAs/s640/perpustakaan.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dengan buku, orang-orang di daerah bisa belajar hal-hal baru. Contohnya, masyarakat di desa Semin, Gunung Kidul tadi. Mereka bisa belajar tentang tanaman hydroponic dari Buku, mereka bisa belajar tentang berbagai kerajinan tangan dari buku, mereka bisa belajar mengakses computer juga dari buku. Dan gue, mungkin sekarang nggak jadi penulis, kalo dari kecil gue nggak punya akses buku-buku menarik dan bermanfaat. Bayangkan, betapa banyak manfaat buku bagi masyarakat Indonesia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nah, lo semua bisa melakukan hal yang sama kayak yang gue lakukan ini. Kabar baiknya, lo nggak perlu datang langsung ke daerah-daerah terpencil untuk menyumbangkan bukunya. Jadi, sekarang ada gerakan yang namanya <b>#BukuUntukIndonesia</b> yang dipelopori oleh Bank BCA. Gerakan ini bertujuan untuk menyiapkan generasi yang <b>#LebihBaik</b> agar seluruh lapisan masyarakat Indonesia lebih terdidik. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Caranya cukup sederhana dan praktis. Buka aja <a href="http://bit.ly/2rvlxpr" target="_blank">http://bit.ly/2rvlxpr</a>, lalu pilih menu “Berbagi”. Abis itu lo bakal dialihkan ke halaman Blibli.com, karena gerakan ini juga bekerjasama dengan blibli.com. Di situ akan muncul menu pilihan paket buku yang mau lo sumbangin. Mulai dari Rp.100.000 sampai Rp.1.000.000. Lalu klik beli sekarang, dan bayar deh. Oiyah..ada Kaos Apresiasi berbahan dry-fit gratis bagi para donator yang sudah menyumbang buku melalui gerakan ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Oiyah.. Kalo lo mau nyumbang, gue punya kabar baik. Di mana lo bakal dapet potongan nominal sumbangan dan dapet hadiah spesial dari gue. Iya, lo nanti nggak perlu bayar nominal sepenuhnya, namun tetep diitung nominal yang lo pilih, karena dapet diskon dengan kode voucher gue. Lumayan kan? Jadi, silakan gunakan kode voucher “<b>shitlicious</b>” saat lo nyumbang, ya! Buruan nyumbang sekarang, hadiahnya terbatas loh!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tuh.. Cara bikin orang bahagia, segitu mudahnya kan? So, tunggu apa lagi? Yuk kita dukung gerakan ini, biar saudara-saudara kita bisa dapet ilmu yang lebih banyak lagi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Okay.. That’s all for today.. Makasih udah baca postingan ini. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa.</span></div>
<img src="http://bkit.co/i4tdt672" /><br />
<img />alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-61168523816621408762017-06-15T16:11:00.001+07:002017-06-15T16:14:22.060+07:00Lebaran Bukan Ajang Pamer Kesuksesan<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;">Hati gue hancur kemarin waktu denger berita seorang mahasiswi ditembak oleh rampok yang berusaha merampas hartanya. Gimana enggak, gue kebayang jadi orang tua korban yang membesarkan anak itu dengan penuh kasih sayang. Waktu kecil dia ditimang-timang, dicariin duit dengan memeras keringat supaya dia bisa tumbuh dewasa. Selalu dijaga kesehatannya, dan diobati setiap dia sakit. Namun semua "investasi" orang tua itu terenggut begitu saja oleh tangan perampok yang mau merampas harta yang tak sebanding dengan segala pengorbanan orang tua korban untuk membesarkannya. Semoga korban diberi tempat terbaik di sisi Tuhan, dan semoga kerabat dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Dan untuk para perampok, semoga Tuhan segera membukakan pintu taubat.</span></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><img id="id_391d_63a3_6056_a429" src="https://lh3.googleusercontent.com/-egGAxFX_ZxQ/WUJPWNXP1hI/AAAAAAAAFhQ/IV1p278nw2kIAMBu97AfFAibdXFfDPtEACHMYCw/%255BUNSET%255D" alt="" title="" tooltip="" style="width: 392px; height: auto;"> <font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Gue selalu perhatiin, menjelang lebaran tingkat kriminalitas semakin meningkat. Perampokan, begal, curanmor, menjadi semakin brutal jumlahnya. Bahkan, rumah-rumah kosong yang ditinggalkan mudik pemiliknya pun pada jadi incaran maling. Itu semua beralasan. Banyak orang pengin terlihat sukses di mata teman maupun keluarganya di hari raya. Seakan-akan, hari lebaran bagi mereka adalah deadline untuk menunjukkan hasil kerja kerasnya.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Ya, hari lebaran, di kampung gue biasanya dijadikan hari di mana para perantau menunjukkan pencapaian. Mereka biasanya beli motor baru, mobil baru, baju baru, atau beli perhiasan untuk dibawa silaturahmi keliling kampung. Dengan harapan, mereka akan dianggap sukses oleh keluarga. Padahal, kalo ditarik maknanya, hari lebaran adalah hari kemenangan. Kemenangan melawan hawa nafsu sepanjang bulan ramadhan. Bukan kemenangan melawan kemiskinan sepanjang tahun. Memang hal itu tidak salah, yang salah adalah ketika haris memaksakan diri hanya agar terlihat sukses. Yang dampaknya adalah melakukan hal yang merugikan diri sendiri, maupun orang lain.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Kadang gue suka miris ngeliat ibu-ibu yang dandan heboh di hari lebaran. Memakai perhiasan emas dari pergelangan tangan sampai ke lengan. Untuk menunjukkan bahwa keluarganya sukses mengumpulkan harta. Padahal, itu sangat melenceng dari makna lebaran yang sebenarnya.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dulu, waktu SD sampai SMP, gue emang suka ngotot harus punya baju baru kalo lebaran hampir tiba. Itu semua berkat dorongan pergaulan di kampung, di mana teman-teman suka mengejek kalo lebaran gue pake baju lama. Namun, dengan bertambahnya usia kita, kebiasaan itu semakin menghilang. Gue semakin cuek dengan apa yang gue pakai saat lebaran tiba. Selama itu masih sopan, rapih, dan wangi, kenapa harus sungkan?</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Tapi hal itu tidak berlaku di sebagian orang. Masih banyak orang yang berpikir, hari lebaran semua harus baru, semua harus mewah, semua harus wah. Mungkin orang-orang itu bukan merayakan lebaran, namun mencari kesempatan di hari lebaran untuk jadi ajang pameran. Mindset itu yang pengin banget gue hapus dari diri gue dan keluarga. Lebaran bukanlah momen untuk menunjukkan pencapaian. Lebaran bukanlah momen untuk membahagiakan orang tua. Lebaran bukanlah momen untuk berfoya-foya.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Lo mau bahagiain ortu dengan cara beli perhiasan untuk ibu? Kenapa nunggu lebaran? Lakukan setiap kali lo punya kesempatan dong. Apa ortu dulu juga nunggu anaknya laper dulu, baru dibeliin makan? Nggak kan? Lo mau menunjukkan pencapaian? Kenapa harus nunggu lebaran? Pencapaian nggak perlu ditunjukkan di hari raya. Tunjukkan dengan cara lo selalu care dan bisa mengurangi beban keluarga, setiap saat, itu baru pencapaian namanya. Lo mau berfoya-foya? Lakukan saja secukupnya, di saat otak lo lagi butuh dikendorin setelah melakukan tanggung jawab kerja. As I do, gue selalu komitmen ke diri sendiri, setiap abis ngelarin satu project, gue bakal liburan, mengendurkan pikiran. Nggak perlu nunggu lebaran.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Percuma apabila demi merayakan hari kemenangan, akhirnya orang harus nekat mencoreng sucinya bulan Ramadhan. Orang-orang yang nekat melakukan hal-hal di luar kapasitasnya, untuk menunjukkan pencapaian palsunya, menurut gue nggak pantes merayakan hari lebaran. Mereka yang sibuk untuk terlihat mewah di hari lebaran, gagal meneladani kesederhanaan Rasulullah.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: start;"><span style="text-align: justify; -webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><font face="Verdana"><i>"Tidak akan masuk syurga orang yang di dalam hatinya terdapat sifat sombong walaupun sebesar biji zarah (atom)”</i> (HR. Muslim 2/89 dan At Tirmidzi 3/243)</font></span></div><div style="text-align: start;"><span style="text-align: justify; -webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><font face="Verdana"><br></font></span></div><div style="text-align: start;"><span style="text-align: justify; -webkit-text-size-adjust: auto;"><font face="Verdana"><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Jadi, gue harap kita nggak lagi heboh menyambut hari raya lebaran dengan bingung ngumpulin uang untuk dihabiskan bersama keluarga. Jangan stress karena di hari raya lebaran, bokek melanda. Jalani semua dengan ikhlas, karena justru pas lebaran itu banyak makanan gratisan. Jadi, ngapain stress karena nggak ada duit pas lebaran? Jangan malu karena belum terlihat sukses seperti teman seumuran lainnya. Malulah kalau kita belum bisa berpikir sedewasa orang-orang yang mampu berbahagia dengan segala kesederhanaannya.</span></font></span></div><div style="text-align: start;"><span style="text-align: justify; -webkit-text-size-adjust: auto;"><font face="Verdana"><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br></span></font></span></div><div style="text-align: start;"><span style="text-align: justify; -webkit-text-size-adjust: auto;"><font face="Verdana"><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Demikian uneg-uneg gue menjelang waktu buka puasa ini. Semoga bisa jadi bahan renungan kita semua. Kita masih muda, kita bisa menciptakan tradisi yang berbeda. Mari rayakan hari kemenangan dengan penuh suka cita, tanpa perlu menebus semua dengan harta. </span><span style="background-color: rgb(255, 234, 0);">Bahagia itu sederhana, yang mahal itu gengsinya.</span></font></span></div><div style="text-align: start;"><span style="text-align: justify; -webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><font face="Verdana"><br></font></span></div><div style="text-align: start;"><span style="text-align: justify; -webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><font face="Verdana">Selamat berpuasa!</font></span></div>alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-10126421889676385822017-06-09T13:29:00.000+07:002017-06-09T13:29:23.966+07:00Tulang Punggung Keluarga, Harus Kuat Tulangnya<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sejak kecil, gue udah terbiasa hidup penuh perjuangan. Gue kepisah dari ortu gue sejak gue Balita. Sejak saat itulah, gue hidup sama eyang gue. Hidup bareng eyang, tentunya tidak senyaman hidup bareng ortu. Gue nggak kenal dengan yang namanya uang jajan. Sejak SD, gue udah terbiasa dididik eyang dengan aturan: <span style="background-color: yellow;">“Kalo mau punya sesuatu, harus ngelakuin sesuatu juga dulu”</span>. Jadi, kalo gue mau suatu hal, misal sepatu baru, gue harus nyabutin singkong eyang, lalu dijual ke pasar. Atau, eyang nggak bakal ngasih uang saku sekolah, kalo bangun tidur gue nggak ngurusin kambing beliau dulu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Waktu kecil, gue sempet mikir cara itu nggak adil buat gue. Di mana anak-anak lain bisa seenaknya minta ini-itu lalu dikasih, sedangkan gue harus kerja keras buat minta uang jajan doang. Kadang gue iri kepada teman-teman gue, yang seakan ortunya lebih peduli dan sayang kepada mereka. Sedangkan gue, selalu berat hidupnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Namun ternyata, background semacam itu membuat gue tumbuh menjadi cowok yang lebih tangguh. Faktanya, di antara temen-temen masa kecil gue yang sekarang juga udah seusia gue, gue termasuk yang paling maju. Bukan bermaksud pamer, cuma gue mau ngasih bukti aja bahwa didikan masa kecil sangat berpengaruh kepada sifat orang saat dewasa. Gimana tidak, teman-teman yang semasa kecilnya dimanja, selalu dikasih apa yang dia minta, akhirnya sampe gede dia selalu jadi ngandelin orang tua. Sehingga, saat dia diminta berdiri sendiri, dia tak cukup tangguh untuk melawan dunia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Contoh sederhananya, 4 dari 5 temen gue sekarang udah nikah dengan status pengangguran dan kerja serabutan. Kenapa? Karena mereka mudah bosan untuk bekerja di tempat yang sama secara terus menerus. Kenapa mereka betah nganggur? Karena dari kecil, dia tak belajar tentang tanggung jawab. Semua tinggal minta orang tua.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sedangkan gue, pilihan gue cuma 2:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">- Berjuang sampai survive, atau</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">- Diem ampe mati sendiri.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Iya, eyang gue dulu setegas itu. Saat kecil, gue merasa itu semua nggak adil. Namun setelah dewasa, gue nyadar itu gede banget gunanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ajaran eyang itu gue aplikasikan di dunia kerja, saat gue mulai pindah ke Jakarta. Dulu gue pindah ke Jakarta tanpa ada sanak-saudara, dan bekal duit seadanya. Sebagai anak daerah, gue cukup shock dengan harga makanan, kosan, dan gaya hidup Jakarta. Uang jajan gue sebulan di Jogja, abis dalam seminggu di Jakarta. Apakah itu membuat gue gentar dan pengin pulang lagi ke Jogja? Sempat terpikir begitu, namun akhirnya gue renungin, <span style="background-color: yellow;">setiap naik kelas, pelajarannya pasti lebih susah</span>. Begitu juga hidup. Kalo mau hidup yang lebih baik, ya harus berjuang lebih keras. Nggak boleh menikmati comfort-zone dan selalu "tinggal kelas". </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-_jEIReog-vI/WTo-Gig9mQI/AAAAAAAAFgY/EOJ4C1zA6VwzsWseukDLXquydekcIdxawCLcB/s1600/file.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="450" height="640" src="https://2.bp.blogspot.com/-_jEIReog-vI/WTo-Gig9mQI/AAAAAAAAFgY/EOJ4C1zA6VwzsWseukDLXquydekcIdxawCLcB/s640/file.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Akhirnya gue berjuang keras di Jakarta buat nyari kerja, memperbesar link, dan setelah perjalanan panjang, dari sehari-hari ngantor naik sepeda yang dipinjemin sama Bena, sekarang gue bisa pergi pake mobil atau moge milik gue sendiri. Itu semua berawal dari impian dan rasa kepepet "kalo nggak kerja, gue nggak makan". Iya, kadang potensi manusia itu baru bener-bener keluar kalo udah "kepepet". Makanya, untuk yang hidupnya santai mulu, saran gue, cobalah untuk menciptakan kondisi "kepepet", biar lo berani nekat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sekarang gue udah jadi tulang punggung keluarga, karena Bokap udah nggak ada, dan Nyokap sedang cidera patah tulang kakinya. Gue harus menanggung kebutuhan hidup keluarga gue. Kerja siang-malam di dunia kreatif, tak ada batas waktunya. Itu semua gue lakuin demi keluarga. Dan jangan pikir, kerja di dunia kreatif nggak membutuhkan usaha yang lebih besar. Justru, kerjaan gue mewajibkan gue untuk melakukan berbagai hal. Mulai dari kerja di depan komputer untuk nulis naskah selama berjam-jam, sampai harus mondar-mandir dari pagi sampe malem buat shooting video, atau malah harus sering pergi ke luar kota untuk mengisi seminar dan talkshow.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dengan gaya hidup semacam itu, berbagai penyakit bisa berdatangan. Dan penyakit yang kadang kita sepelekan karena jarang kita kenali, adalah Osteoarthritis. Tuh, denger namanya aja lo udah bingung kan? Osteoarthritis adalah peradangan sendi yang bersifat kronis dan progresif disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa disintegrasi (pecah). Simpelnya sih, itu akibat dari penipisan tulang rawan sendi yang efeknya membuat kita menderita nyeri-nyeri di persendian. Mungkin lo sekarang belum nyadar saat persendian tulang terasa nyeri-nyeri. Mungkin lo sekarang menyepelekannya karena masih belum kena. Tapi yang namanya penyesalan, selalu datang terlambat. Makanya, gue nggak mau merasakan penyesalan juga. Gue harus cukupin Nutrisi sendi, biar bebas gerak, dan tanpa kaku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sekarang, kalo abis shooting, atau abis duduk seharian di depan computer, gue sering ngerasa nyeri di lutut, dan pundak. Dan karena gue nggak mau kena penyakit yang aneh-aneh, gue pun mempersiapkan diri dengan <b>Viostin DS</b>, Nutrisi Sendi yang efektif banget. Kalo lo belom tau, Viostin DS adalah nutrisi sendi dengan kekuatan ganda. Viostin DS sangat ngebantu gue buat mengatasi rasa kaku dan nyeri sendi karena lapisan tulang rawan sendi yang menipis atau keropos. Soalnya, lapisan tulang rawan sendi ini fungsinya layaknya shock-breaker pada kendaraan. Yang membuat benturan antara tulang saat beraktivitas, jadi lebih lembut. Kalo lapisan ini rusak, tulang kita bisa langsung berbenturan, dan itu tidak sehat, dan bahkan bisa berbahaya efeknya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Viostin DS mengandung kombinasi Glukosamin dan Kondroitin yang lebih besar, sehingga lebih cepat dan efektif dalam menstimulasi pembentukan tulang rawan sendi. Dengan rutin mengonsumsi Viostin DS, semua keluhan nyeri sendi gue lama-lama berkurang. Ngerti kan, sebalnya pulang kerja, capek banget, mau tidur, tapi nggak bisa tidur karena nyeri sendi yang berlebihan? Viostin DS lah solusinya. Pokoknya, Viostin DS ini bikin gue bisa gerak tanpa kaku, dan gue bisa lemesin tubuh sesuka gue.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Cara kerja si Viostin DS ini sangat-sangat makes sense. Kandungan glukosamin dan kondroitin dari Viostin DS bereaksi menciptakan cairan synovial yang fungsinya adalah melumasi sendi yang aus, membentuk tulang rawan baru, dan mengatasi rasa nyeri. Serunya lagi, Viostin DS ini aman dikonsumsi bahkan untuk penderita diabetes, karena tidak meningkatkan kadar gula darah bagi orang yang mengonsumsinya. Tapi, harus diinget juga, nggak boleh berlebihan dalam segala hal. Viostin DS aman dikonsumsi 3 kali per hari maksimum selama 3 bulan untuk hasil yang optimal.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-TN52qnyPtGg/WTo-O8xnHiI/AAAAAAAAFgc/ZnnEoQNiJPg_py9kp3NwbJu9ev4Ln9KLACLcB/s1600/P1010476.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://4.bp.blogspot.com/-TN52qnyPtGg/WTo-O8xnHiI/AAAAAAAAFgc/ZnnEoQNiJPg_py9kp3NwbJu9ev4Ln9KLACLcB/s640/P1010476.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Nah, dengan Viostin DS, gue sebagai tulang punggung keluarga, lebih percaya diri dengan kondisi tulang tubuh gue yang nggak digerogoti penyakit. Saran gue, kalo pun elo belum tertarik buat nyobain Viostin DS, coba deh lo beli buat orang tua atau keluarga lo. Nyeri sendi adalah keluhan berjuta-juta manusia berusia paruh baya. Dengan ngasih Viostin DS, seenggak itu itu bisa mengurangi derita mereka. Tuh, jadi anak berbakti pun bisa semudah ngasih Viostin DS ke orang yang tersayang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hidup cuma sekali, mending selalu jaga kesehatan diri. Oiyah, kalo lo mau tau lebih mengenai Osteoarthritis, dan minat buat beli Viostin DS, cek: <a href="http://www.solusisendi.com/I/r/shitlicious" target="_blank">http://www.solusisendi.com/I/r/shitlicious</a> deh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Okay.. This is the end of the post. Semoga tulisan kali ini bermanfaat buat lo. Ciao! </span></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-41098201756883629302017-05-19T16:30:00.000+07:002017-05-19T16:30:07.459+07:00Traveling Bareng Mama<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Beberapa bulan yang lalu, gue traveling ke Tanjung Pinang, tepatnya di Pulau Bintan. Waktu itu gue pergi ke sana selain traveling, gue juga nemenin beberapa teman gue dari luar negeri. Mereka pengin ngelihat indahnya Indonesia, makanya gue ajak mereka ke pulau-pulau, bukan gue ajak ke Mall Senayan City.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Nah, menyadari destinasi gue adalah Tanjung Pinang, gue pun minta mama gue nyusulin gue dari tempat beliau berdomisili, yaitu Pulau Batam. Di mana, cuma perlu naik kapal feri selama kurang lebih 40 menit untuk nyusulin gue. Dan mama pun bersedia menyusul, dengan mengajak sepupu gue buat nemenin beliau sepanjang trip. Kami pun bersama-sama lagi di Bintan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-T5bwuwlD2fU/WR3D_rG4XZI/AAAAAAAAFfk/PZnBbDZkk5EAEx36w9-dsVuFWCytz6wfgCLcB/s1600/IMG_6378.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://3.bp.blogspot.com/-T5bwuwlD2fU/WR3D_rG4XZI/AAAAAAAAFfk/PZnBbDZkk5EAEx36w9-dsVuFWCytz6wfgCLcB/s640/IMG_6378.JPG" width="640" /></a><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ada satu masalah yang lupa gue perhitungkan, waktu itu gue nginep di Bintan Lagoon Resort. Nah, gue lupa belum mesenin kamar buat mama. Gue sempet panik karena waktu itu gue lagi hunting sunset di luar, dan di Bintan Lagoon Resort ini selalu ramai, gue takut nggak tersedia kamar lagi buat beliau. Terus gue iseng mesen kamar buat mama via aplikasi Traveloka. Syukurlah, mama masih kebagian kamar dan gue dapet diskon yang lumayan. Mama pun bisa beristirahat, dan gue bisa bernafas lega.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hari kedua gue di Bintan, gue pergi menyusuri sungai Sebung untuk mengikuti tour mangrove. Gue dan mama duduk di perahu yang sama, dan kami pun memulai petualangannya. Setelah kurang lebih 20 menit kami menyusuri sungai, mama mulai berkomentar dengan menggunakan bahasa Jawa,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Mas.. Iki jane meh nendi to? Kok isine wit-witan tok ngene? Lha iki mburi omah yo ono to. Gak perlu neng Bintan”. <i>(Mas.. Ini sebenarnya mau ke mana sih? Kok isinya pepohonan doang gini? Ginian doang di belakang rumah sih ada, nggak perlu ke Bintan).</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dengan sabar gue jelasin ke beliau bahwa kita memang cuma ngeliat hutan konservasi Bakau. Di mana, itu gunanya untuk menjaga kestabilan air dan tanah, untuk mencegah banjir, dan bisa jadi tempat berbagai macam binatang untuk berhabitat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Beberapa saat kemudian, mama nanya, “Emang binatang apa yang hidup di tempat kayak gini?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue pun nunjuk ke arah atas beliau, dan dalam waktu kurang dari 2 detik, beliau berteriak. “Aaaa!! Ular!! PAKKK!! MAJUIN PERAHUNYA!! ULARNYA DI ATAS SAYA!! NANTI JATUH KE SAYA!! AAAA!!” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-ZiqAKCn-O5Q/WR3D4LNfk7I/AAAAAAAAFfg/uU0DpE8jvE4bG1sJoZDEstipng81zcgogCLcB/s1600/IMG_6376.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://3.bp.blogspot.com/-ZiqAKCn-O5Q/WR3D4LNfk7I/AAAAAAAAFfg/uU0DpE8jvE4bG1sJoZDEstipng81zcgogCLcB/s640/IMG_6376.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Beliau melompat-lompat di atas perahu karena ketakutan. Perahu mulai bergoyang, semua orang ikut panik. </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kang Perahu pun memajukan perahu sebelum mama gue kabur pake pelampung.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah puas menyusuri Sungai Sebung, kami pun kembali ke resort. Di dekat resort, ada pantai yang panjang banget. Gue lupa namanya, tapi nggak bakal lupa indahnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-WiU07Xvof7c/WR3FTwEFF1I/AAAAAAAAFfw/y77m-H_xpHwEjVigfHfZ1NA-cTyuQTsowCLcB/s1600/IMG_6292.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://2.bp.blogspot.com/-WiU07Xvof7c/WR3FTwEFF1I/AAAAAAAAFfw/y77m-H_xpHwEjVigfHfZ1NA-cTyuQTsowCLcB/s640/IMG_6292.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di pantai, gue milih buat main Kayak, beberapa temen gue milih buat main ATV, sedangkan mama gue lebih milih tiduran di ayunan sambil menikmati semilir angin pantai. Gue ajakin mama mandi di pantai, tapi mama cuma jawab, “Nggak mau!! Nggak bisa renang. Nanti tenggelam!" </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-N1Mp0JgTVLQ/WR3EFu765OI/AAAAAAAAFfo/29gcD2orSnQkuc7pWpDt_MHDagcueKeQACLcB/s1600/IMG_6356.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://4.bp.blogspot.com/-N1Mp0JgTVLQ/WR3EFu765OI/AAAAAAAAFfo/29gcD2orSnQkuc7pWpDt_MHDagcueKeQACLcB/s640/IMG_6356.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue pun biarin nyokap buat menikmati liburan dengan caranya sendiri. Buat beliau, tiduran di pinggir pantai adalah sebuah kemewahan. Karena sehari-hari, beliau sibuk berjualan. Jangan anggep gue sebagai anak durhaka, yang membiarkan ibunya kerja keras. Gue sudah pernah maksa beliau berhenti berjualan jamu, namun beliau menolak. Karena bukan uang yang beliau cari, melainkan kesibukan dan teman-teman ngerumpi. Ya, di usia yang mulai menua, manusia biasanya sudah tak punya banyak hal yang dimau, mereka lebih menghargai kebahagiaan-kebahagiaan yang bisa didapatkan secara sederhana.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah puas main di Pantai, kami pun pergi menyusuri Tanjung Pinang untuk melihat hal yang menjadi ciri khas pulau itu. Yaitu, Vihara. Iya, Tanjung Pinang, menurut gue adalah kota dengan 1000 Vihara. Bahkan, di sana ada sebuah Vihara terbesar di Asia Tenggara. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Iya, kami berkunjung ke Vihara Avalokitesvara Graha untuk melihat megahnya tempat ibadah saudara-saudara kita yang menganut ajaran Buddha. Vihara ini ternyata luar biasa gedenya. Di halaman depan, ada ribuan meter persegi kebun Buah Naga. Di depan Vihara persis, ada patung Dewi dan Dewa yang disembah oleh penganut ajaran Buddha.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-ubHGjxkCPGo/WR3ENiAyFxI/AAAAAAAAFfs/EG2x6h4LzIoXdfU139X_GwGsB58xk_fYQCLcB/s1600/IMG_6345.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://3.bp.blogspot.com/-ubHGjxkCPGo/WR3ENiAyFxI/AAAAAAAAFfs/EG2x6h4LzIoXdfU139X_GwGsB58xk_fYQCLcB/s640/IMG_6345.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Masuk ke bagian dalam Vihara, gue langsung mangap. Ternyata bagian dalam Vihara, luar biasa megah dan menakjubkan isinya. Ada patung Buddha gede banget, semacam berlapiskan emas yang mengkilap, ada juga banyak patung-patung dewa lainnya. Bahkan, gue juga ngelihat patung menyerupai Sun Go Kong si Kera Sakti. Semua pemandangan itu membuat gue berdecak kagum, bahwa ternyata di setiap Agama, memiliki kemewahan masing-masing.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah lelah berpetualang, kami pun kembali ke resort. Gue segera menuju kamar gue buat mandi dang anti baju. Namun, belum juga gue masuk kamar mandi, Mama nelpon gue.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Ya, Ma?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Tolong mas..”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Hah?! Mama kenapa?” Gue segera memakai sandal gue dan bergegas keluar kamar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Mama nggak bisa buka pintu kamar. Soalnya ini nggak dikasih kunci, malah dikasih kartu ATM”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mendengar jawaban Mama, gue lompat dari lantai 3 dan berniat untuk pingsan dulu 10 menit.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Iya, mama gue memang segitu polosnya. Dari dulu, beliau belum pernah tidur di hotel. Karena setiap kali gue ajak piknik, mama selalu nolak. Beliau berpikir, daripada piknik, mending duitnya ditabung. Namun saat itu beliau mau menyusul ke Bintan karena beliau rindu sama gue, bukan karena beliau pengin piknik. Kenapa gue bisa bilang begitu? Karena menjelang pulang ke Batam, gue sempet Tanya mama.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Mama suka nggak, piknik ke Bintan?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Yah.. Suka deh.. kan ketemu Mas Alit” Jawab mama dengan nada datar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Loh? Nggak suka sama pikniknya?” Gue mengernyitkan dahi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Mama kan nggak suka piknik, Mas. Kalopun Piknik, mama cuma mau pergi ke satu tempat”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Ke mana, Ma?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Mekkah”. Nyokap tersenyum sambil menatap mata gue dalam-dalam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue tertampar dengan kata beliau itu. Selama ini gue sering nyoba nyenengin beliau dengan ini-itu. Namun gue lupa, dari kecil, mama selalu bilang, beliau pengin naik haji.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Yah.. Traveling ke Tanjung Pinang kemarin, gue dapet pengalaman, keseruan, dan pelajaran. Namun yang terpenting, gue jadi termotivasi buat nabung biar mama bisa naik haji.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Okay.. This is the end of the post. Semoga apa yang gue sampaikan ini bermanfaat buat lo semua. Oiyah.. kalo lo pengin traveling juga, gue saranin lo pesan tiket pesawat maupun booking hotel jauh-jauh hari. Biar dapet harga lebih murah, dan bisa dapet harga promo juga, apalagi kalo lo pesen tiket pesawat, sepaket sama booking hotel. Makin murah deh! Coba deh, cek: <a href="http://traveloka.com/packages" target="_blank">http://traveloka.com/packages</a> biar lo tau murahnya traveling bersama Traveloka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">I’ll see you around! Ciao!</span></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-71763006132134225302017-03-22T00:31:00.001+07:002017-03-22T15:28:33.223+07:00Tentang Bersyukur<div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Mas.. Mama ini jualan, dari subuh keliling ampe ashar baru pulang.. tiap hari.. hidup kok kayak diperbudak sama penjajah gini.."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Mas.. ini pompa air mati.. mama telpon om, nggak mau dateng buat benerin. Pakdhe juga nggak bisa nolongin. Punya saudara kok nggak ada yang peduli semua. Percuma!"</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Mas.. Adikmu tuh kalo dinasehatin kok sulit nurut. Mama mau mati aja kalo gini!!"</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Nyokap gue adalah seorang ibu yang bijak, namun ada kalanya beliau mengeluh. Keluhan-keluhan seperti di atas itu adalah keluhan-keluhan mama kalo lagi kecapekan kerja. Gue cuma bisa menenangkan beliau dari jauh, karena beliau tinggal dan jualan jamu keliling di Batam, sedangkan gue kerja di Jakarta. Buat pembaca setia Blog ini, pastinya udah nggak asing dengan cerita gue di mana dari kecil gue dan nyokap emang hidup terpisah.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Namun sejak gue bisa nyari duit sendiri dan dianggap "sukses" dalam karier, gue selalu mengusahakan untuk meringankan hidup beliau. Segala kebutuhan beliau saya coba penuhi. Namun mama menolak saat gue tawarin untuk berhenti total jualan jamu keliling dan istirahat di rumah aja, biar soal uang gue jatah. Kata beliau, beliau sudah 20 tahun jualan jamu, dan itu sudah jadi bagian hidup beliau yang nggak mungkin beliau bisa tinggal. Apa lagi, beliau kenal dengan para pelanggannya selama bertahun-tahun. Makanya, beliau keberatan untuk meninggalkan aktivitas jualan jamu. Gue ngerti, jualan jamu buat nyokap bukanlah lagi cara untuk nyari duit, namun cara untuk mengisi kegiatan sehari-hari dan bersosialisasi. Gue nggak mau maksa beliau berhenti lagi. Yang jelas, gue cuma minta agar nyokap menjaga kondisi tubuh, agar tidak kelelahan. Nyokap setuju.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Namun keluhan-keluhan seperti di atas sering muncul di saat nyokap stress atau PMS. Kadang keluhan-keluhan beliau memang tak masuk akal. Beliau mengeluhkan bahwa beliau capek kerja kayak jadi budak penjajah, padahal beliau tidak perlu mengejar target apa-apa. Tidak ada cicilan hutang maupun harus bayar sekolah anak. Beliau mengeluhkan saudara tak ada yang peduli saat pompa air rusak atau WC mampet, padahal tinggal panggil tukang, dan nggak perlu pusing mikirin uang buat bayar tukang. Makanya, gue cuma bisa nyoba ngerti bahwa beliau memang lagi sensi dan stress aja. Semua masalah sepele itu jadi terasa berat di mata beliau.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Setiap kali nyokap ngeluhin hal-hal itu, gue cuma bisa menenangkan beliau dengan, "Sudahlah ma.. kan mama kerja gak harus ampe sore juga.. uang dicari gak ada puasnya. Lagian mama kalo kurang apa-apa, tinggal bilang aja. Kan mase siap ngebantu".</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Atau, "Sabar ma.. mungkin om sibuk ngurus warungnya.. soalnya warung kan gak bisa ditinggal juga. Namanya orang minta bantuan sih, nggak boleh maksa, harus selonggarnya yang diminta bantuannya. Mending sekarang panggil tukang aja. Biar mas yang bayar biayanya".</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Biasanya jawaban-jawaban itu bisa sedikit menenangkan beliau. Walau hanya sementara..</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Kenyataannya, keluhan-keluhan semacam itu akan terulang lagi dan lagi setiap kali nyokap lagi sensi. Gue sih bisa ngerti. Tapi yang gue sayangkan, keluhan beliau ini kadang kurang enak didengar. Bahkan, kalo keluhannya sudah berlebihan, bikin malu sama Allah.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dan hal yang gue takutkan pun terjadi. Bulan lalu, suatu sore, saat nyokap mau beli makan, beliau ditabrak oleh seorang pemuda hingga kaki beliau patah di bagian atas pergelangan. Gue shock mendengar kabar itu, dan gue pun segera datang ke Batam untuk menjenguk beliau.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Di sana, gue ketemu pelaku yang menabrak nyokap. Dia meminta untuk tidak memperkarakan kecelakaan itu ke polisi. Dia juga menyanggupi untuk bertanggung jawab separuh dari biaya pengobatan nyokap. Gue juga nggak mau memeras dia, karena gue tau, dia nggak pernah berniat nyakitin nyokap gue. Yang penting dia rajin jengukin nyokap gue, biar dia tau deritanya orang yang kena efek dari keteledorannya dalam berkendara.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Namun seminggu setelah kejadian, tuh orang malah kabur dari Batam, dan nggak bisa dihubungi lagi. Gue sempat mencoba mencari tuh orang, mengerahkan teman Polisi untuk mencarinya di Padang, kampung halamannya. Namun tuh anak nggak pulang ke kampungnya juga. Akhirnya gue sadar, untuk apa gue repot mencari dia dan mengemis pertanggungjawabannya. Tanggung jawab adalah sebuah hal yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang masih mau mengikuti hati nurani. Tanggung jawab bukanlah hal yang harus dituntut, karena nanti bukan tanggung jawab yang didapat, melainkan keterpaksaan sesaat. Gue nggak mau lagi ngurusin tuh orang, gue ikhlasin tindakan dia, gue serahkan kepada Allah yang Maha Kuasa. Gue yakin, apa yang ditanam, akan dituai suatu saat. Baik yang menuai itu pelaku sendiri, maupun orang-orang yang dia cintai. Gue cuma berdoa, kalopun dia dapat balasannya, semoga balasan itu mampu memperbaiki pola pikir dan mengembalikan hati nuraninya. Bukan balasan yang meninggalkan penyesalan yang berkepanjangan.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Empat puluh hari sudah berlalu sejak kecelakaan menimpa nyokap. Beliau sekarang sudah mulai membaik keadaannya. Tulangnya sudah mulai menyambung, dan beliau sudah bisa jalan pake tongkat. Gue seneng melihat beliau bisa kembali berjalan meninggalkan tempat tidur, setelah sebulan terbaring di "penjara" kamar.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Setelah melihat keadaan beliau mulai membaik, kemarin gue beraniin ngobrol sama nyokap.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Ma.. sudah mendingan kan?"</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Iya mas.. sudah nggak bengkak kaki mama"</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Alhamdulillah.. nanti di saat pemulihan, mama istirahat dulu di tempat Om ya.. mase kan di Jakarta. Di rumah cuma ada adik aja. Biar ada yang ngurus."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Iya.." Jawab nyokap dengan tenang dan ikhlas.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Ma.. mama sadar nggak, Allah saat ini sedang membalas doa Mama."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Ha? Maksudnya?" Nyokap menjawab sambil mengernyitkan dahi.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Mama selama ini kan ngeluhin tiap hari kerja keras kayak jadi budak penjajah."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Terus?"</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Ini Allah ngasih kesempatan mama buat istirahat cukup panjang. Jadi nggak kayak budak penjajah lagi".</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"...." nyokap terdiam.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Terus, mama sering mengeluhkan, bahwa saudara-saudara mama nggak ada yang peduli. Sekarang, selama mama dirawat, Om, budhe, semua ngurusin mama, jengukin mama tiap hari, tanpa henti kan? Nah.. doa mama dijawab lagi tuh".</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"...." nyokap kembali terdiam.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Dan satu lagi.. mama sering ngeluh bahwa mama pengin mati aja, karena hidup kayak nggak ada enaknya. Sekarang mama dikasih sakit yang luar biasa. Bisa dibilang, ini sakitnya setengah mati. Baru sakit setengah mati, Mama udah nggak kuat nahan sakitnya kan? Apalagi mati beneran?"</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Nyokap mulai menangis. "Maafin mama, Mas.."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Tidak apa-apa, mamakuuu.. mama nggak salah sama mase". Jawab gue menenangkan beliau.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Nyokap tampaknya menyadari bahwa selama ini beliau suka mengeluhkan hal-hal yang sebenarnya jauh lebih kecil dibanding hal-hal yang lebih layak untuk disyukuri. Beliau mengeluhkan capeknya kerja, di saat hidup sudah berkecukupan. Beliau mengeluhkan tentang saudara yang tak peduli kepada beliau, padahal di luar sana masih banyak orang yang hidup benar-benar sebatang kara. Beliau sering mengeluhkan ingin mati, padahal di luar sana banyak orang yang berjuang keras untuk bertahan hidup.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Tapi, di karena musibah itu, nggak cuma nyokap yang menyadari kesalahan beliau. Gue pun juga begitu. Selama ini, gue sebagai anak, terlalu mendahulukan pekerjaan gue dibanding keluarga. Gue fokus nyari duit agar gue bisa meringankan hidup nyokap. Selama ini gue lebih sering dengerin curhatan beliau lewat telepon. Kalo beliau kangen, gue cuma bisa ke Batam saat sedang nggak ada kerjaan doang. Padahal di luar sana banyak anak pengin meluk orang tua, tapi udah nggak bisa karena ortunya udah kembali ke pangkuan Yang Kuasa. Sekarang gue sadar, kehadiran gue sebenarnya lebih efektif meringankan hidup beliau. Karena beban pikiran yang paling berat itu bukan berawal dari kurangnya uang, melainkan kurangnya perhatian.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Inilah cerita awal tahun gue. Sudah ada pelajaran berharga yang gue dan keluarga dapat dari masalah ini. Apakah gue stress dengan musibah yang menimpa nyokap? Tidak. Nyokap kecelakaan, yang nabrak kabur, namun Allah tetap ngasih rezeki untuk ngobatin beliau sampai pulih. Jadi, kenapa harus ngeluh, di saat Allah ngasih masalah, bersama dengan solusi?</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><img id="id_8abd_2c9a_1a10_cf40" src="https://lh3.googleusercontent.com/-IH14GWGCFjA/WNFjfM9z6LI/AAAAAAAAFes/sFyCb_KGrXA/%25255BUNSET%25255D.png" alt="" title="" tooltip="" style="width: 392px; height: auto;"> <font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Okay.. this is the end of the post. Thanks for reading it. Gue mohon doa kalian agar nyokap gue segera pulih. Terima kasih.</font></div>alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-23393091289001378512017-02-23T22:46:00.001+07:002017-02-23T22:46:29.941+07:00Tips Agar Terlihat Menarik di Sosial Media<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue kemarin ketemu temen lama yang dulu pas SMA, sebut saja namanya Supri. Supri tuh sering banget diejekin karena nggak pernah punya pacar. Namun, saat kemarin ketemu gue, dia pamer ke gue kalo dia sekarang punya banyak gebetan. Gue sempat kaget, apakah Supri belajar ilmu pelet Afrika?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Namun gue nyoba positive thinking, melihat penampilan Supri yang sekarang udah berbeda dibanding saat dia SMA. Supri yang dulu, adalah anak yang cuek banget terhadap penampilannya. Jarang gosok gigi, baju ganti 3 hari sekali, dan ketiak bau sapi. Namun Supri yang sekarang, penampilannya jauh lebih rapi. Pakaiannya ala eksmud, rambutnya klimis, dan wangi tubuhnya layaknya makam yang baru dibuat tadi pagi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Lo masih jomblo aja nih, Lit?” Supri bertanya sambil menyeruput secangkir kopi yang dihidangkan di hadapan kami.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Ya gitu deh..” Jawab gue males-malesan dan main hape, karena gue pasti bakal disindir-sindir.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Ya elah.. Nyari jodoh zaman sekarang mah nggak susah, cuy! Modal ini doang!” Ucap Supri sambil menunjukkan smartphone-nya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue ngeletakin hape gue. “Ha? Maksudnya ngasih cewek handphone biar mau dipacarin? Ogah.. Bangkrut yang ada.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Nggak gitu.. Nyari cewek tuh sekarang bisa via internet. Nggak kayak zaman kita remaja dulu, kudu nyamperin ke rumahnya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Hmm.. Udah pernah nyobain aplikasi-aplikasi pencari jodoh gitu sih, tapi nggak pernah ada yang interested ke gue.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Masa? Gak pernah nemu yang matched?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Nggak.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Emang lo majang foto apaan di profile lo?” Tanya Supri sambil mengernyitkan dahi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Naruto..”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">“Yee.. jamblang.. Ya iyalah! Ampe Pulau Kalimantan nyambung sama California juga lo nggak bakal dapet-dapet yang matched!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah obrolan itu, gue dapet beberapa tips dari Supri, agar terlihat menarik di social media. Dan karena gue baik, gue bakal share ke elo semua tips-tips itu:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>1. Think Before Posting</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-eUqsSdHCqow/WK8Ch3ZFSNI/AAAAAAAAFdk/0JR-jmKn1wMJGP4wfdP9hHrNFBZXrj_WQCLcB/s1600/think%2Bbefore.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="476" src="https://4.bp.blogspot.com/-eUqsSdHCqow/WK8Ch3ZFSNI/AAAAAAAAFdk/0JR-jmKn1wMJGP4wfdP9hHrNFBZXrj_WQCLcB/s640/think%2Bbefore.jpeg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kalo di dunia nyata, apapun yang dilakukan oleh kita itu bisa membuat orang lain menilai kita, sedangkan di internet, apapun postingan status update kita lah yang membuat orang menilai kita. Kalo kita rajin update marah-marah, ngomel-ngomel, maka orang akan berpikir kita aslinya pemarah. Dan sebagai catatan, sangat jarang orang yang menyukai sosok pemarah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">So, sebelum posting, pastiin kita pikirin dampak apa yang akan muncul di kepala orang lain saat membaca kumpulan status update kita di sosmed setiap hari. Kata Supri, kalo kita nggak bisa jadi orang cakep, seenggaknya jadilah orang yang kharismatik. Di social media, attitude kita harus bisa membuat orang tidak berpikiran buruk tentang kepribadian kita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Satu lagi, kata Supri. Postingan kita di sosmed, ternyata bisa mempengaruhi karier kita. HRD-HRD perusahaan zaman sekarang udah nggak gitu percaya dengan CV yang kita ketik sendiri. Mereka bakal ngepoin sosmed para calon karyawan dan karyawan untuk memastikan tidak ada yang suka ngomong jelek di belakang. So, please behave.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>2. Pakai Foto Profile yang Flawless</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">First impression itu penting. Kalo di dunia nyata, penampilan dan attitude saat pertama kali ketemu itu yang menentukan penilaian orang lain ke kita. Nah, kalo di internet, foto profile kita lah yang menjadi salah satu penentunya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Itulah kenapa, Supri bilang gue harus ganti foto profile yang keren. Nggak boleh ngaco-ngaco lagi. Gue harus keliatan rapih, keren, dan professional. Sehingga orang yang ngeliat foto-foto profile gue, nggak langsung ngeremehin gue.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gue pun Nyoba edit-edit muka gue pake fitur Beauty di hape Advan I5E biar flek-flek hitam di wajah gue hilang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-ycFu5hFIwLY/WK76KuHAckI/AAAAAAAAFco/rr2s_PyiusQDP7JAvr2VUHfO3THSHex0ACLcB/s1600/Screenshot_2017-02-14-17-44-20.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-ycFu5hFIwLY/WK76KuHAckI/AAAAAAAAFco/rr2s_PyiusQDP7JAvr2VUHfO3THSHex0ACLcB/s640/Screenshot_2017-02-14-17-44-20.png" width="360" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i>Sehingga wajah gue keliatan putih bersih.</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/--9V4DJ2kUtU/WK76U2-P9iI/AAAAAAAAFcs/wsxRtXb61OIovbyQkB2pIEk32QSE90nBgCLcB/s1600/IMG_20170214_173711.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://2.bp.blogspot.com/--9V4DJ2kUtU/WK76U2-P9iI/AAAAAAAAFcs/wsxRtXb61OIovbyQkB2pIEk32QSE90nBgCLcB/s640/IMG_20170214_173711.jpg" width="360" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dengan wajah yang keliatan bersih gini, gue makin pede mamerin foto di sosmed. Dan orang yang nemu foto gue di sosmed, pasti bakal mikir gue rajin mandi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>3. Spread Positive Vibe </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Doa yang baik atau motivasi yang positif di pagi hari, bisa mengubah mood orang seharian penuh. Kalo lo rajin berbagi motivasi positif di social media lo, besar kemungkinan bakal banyak orang yang tertarik untuk mengikuti setiap update status lo. Dengan begitu, artinya lo sudah terbukti menjadi orang yang menarik di social media.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Nah, itu beberapa hal yang harus kita lakuin agar kita bisa jadi pribadi yang menarik di Sosial media menurut sahabat gue, Supri. Gue udah mraktekin semua saran itu, dan Alhamdulillah, gue sekarang punya banyak teman dari internet.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Oiyah.. Untuk memperlancar lo dalam menjalani tips-tips di atas, gue ada info menarik nih. Jadi, kemarin gue abis nyobain hape Advan i5E yang fitur-fiturnya sangat-sangat berguna buat lo yang suka main sosmed.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-d0NxSL-mabo/WK76pWlXstI/AAAAAAAAFc0/nRc1sLRi6E4CA3LG3wa9oBbcn7-NoA2PACLcB/s1600/IMG_7231.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="426" src="https://2.bp.blogspot.com/-d0NxSL-mabo/WK76pWlXstI/AAAAAAAAFc0/nRc1sLRi6E4CA3LG3wa9oBbcn7-NoA2PACLcB/s640/IMG_7231.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-1T0uJGWqrRQ/WK76pblaXMI/AAAAAAAAFcw/ndL1KBS60KwErokF8yMW858kxL5LBndxACLcB/s1600/IMG_7232.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="426" src="https://2.bp.blogspot.com/-1T0uJGWqrRQ/WK76pblaXMI/AAAAAAAAFcw/ndL1KBS60KwErokF8yMW858kxL5LBndxACLcB/s640/IMG_7232.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Spek dari hape ini, menurut gue cukup "wah" untuk harga sejutaan. Bisa buat ngegame 3D lah..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Spek:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-7jKgNmLA2GI/WK8Db7kkhOI/AAAAAAAAFdw/jfni-oSIlJM6O212eGhoCIvyDSd0wTK4wCLcB/s1600/Screen%2BShot%2B2017-02-23%2Bat%2B10.44.27%2BPM.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://2.bp.blogspot.com/-7jKgNmLA2GI/WK8Db7kkhOI/AAAAAAAAFdw/jfni-oSIlJM6O212eGhoCIvyDSd0wTK4wCLcB/s640/Screen%2BShot%2B2017-02-23%2Bat%2B10.44.27%2BPM.png" width="564" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ini beberapa fitur yang udah gue cobain:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b><i>Active Camera</i></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kamera depan Advan i5E ini adalah kamera andalan. Resolusinya 8 megapixel, ada flash di depan, pula. Kamera belakang 5 megapixel dan dibekali flash juga. Jadi, selfie dan foto-foto lo nggak bakal gelap hasilnya. Terus fitur Active Camera ini dengan canggihnya mampu mendeteksi warna kulit kita, sehingga nantinya dia bisa memproses foto yang paling maksimal hasilnya berdasarkan data itu. Gue udah nyoba compare selfie pake fitur ini, dan selfie pake kamera tanpa fitur apa-apa. Beda banget dong hasilnya!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-ijD59nwJ79k/WK77HNYAVdI/AAAAAAAAFc4/Xx4v3f3dQ2IRVvrKcI-gOcIQCPG77g_1gCLcB/s1600/Screenshot_2017-02-14-17-37-18.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-ijD59nwJ79k/WK77HNYAVdI/AAAAAAAAFc4/Xx4v3f3dQ2IRVvrKcI-gOcIQCPG77g_1gCLcB/s640/Screenshot_2017-02-14-17-37-18.png" width="360" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b><i>Fashion Look</i></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selain fitur Active Camera, ada lagi fitur Beauty yang bakal bikin lo bisa ngedit foto lo sehingga lo bisa mempercakep diri. Dalam fitur ini, ada aplikasi Make Up yang gunanya adalah untuk dandan secara digital.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-ppjhbWfWeWU/WK77Y6waHHI/AAAAAAAAFdA/dYZokA0X_N4KBDx9PDRiwXA2kQFFqBsqACLcB/s1600/Screenshot_2017-02-14-17-47-15.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://3.bp.blogspot.com/-ppjhbWfWeWU/WK77Y6waHHI/AAAAAAAAFdA/dYZokA0X_N4KBDx9PDRiwXA2kQFFqBsqACLcB/s640/Screenshot_2017-02-14-17-47-15.png" width="360" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mau merahin bibir, pasang blush on, atau benerin alis? Tinggal klik. Nih hasil foto gue yang udah gue aplikasiin make-upnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-gYux9HrtQHk/WK77iil9dNI/AAAAAAAAFdE/mz3_ewSXO0srX1d5GAsR2QBSZR0hMbZxACLcB/s1600/Screenshot_2017-02-14-17-48-17.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://4.bp.blogspot.com/-gYux9HrtQHk/WK77iil9dNI/AAAAAAAAFdE/mz3_ewSXO0srX1d5GAsR2QBSZR0hMbZxACLcB/s640/Screenshot_2017-02-14-17-48-17.png" width="360" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i>Dijamin liat gue tampil cantik gini, lo langsung sayang.</i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selain Make up, ada juga filter Decors dan Scenery yang gunanya buat bikin foto kita makin meriah karena dengan aplikasi ini, kita bisa nambahin frame, teks dan ilustrasi di foto kita. Bikin foto romantis sama pacar semakin romantis pun, tinggal klik!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-GeLlbjfkmMA/WK77ql59UwI/AAAAAAAAFdI/M_BO3aAWYg4VJuUVFtEGl4vRLLEl1NJPgCLcB/s1600/Screenshot_2017-02-14-17-38-26.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://4.bp.blogspot.com/-GeLlbjfkmMA/WK77ql59UwI/AAAAAAAAFdI/M_BO3aAWYg4VJuUVFtEGl4vRLLEl1NJPgCLcB/s640/Screenshot_2017-02-14-17-38-26.png" width="360" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Terus kalo lo ngerti fotografi, kamera di hape Advan i5E ini mendukung settingan manual.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-DYV_7L_0XuM/WK77zMGhLNI/AAAAAAAAFdM/GHxOwnjfVdocvJwGsB1QmXEDaaOSqiRRQCLcB/s1600/Screenshot_2017-02-14-17-39-06.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://3.bp.blogspot.com/-DYV_7L_0XuM/WK77zMGhLNI/AAAAAAAAFdM/GHxOwnjfVdocvJwGsB1QmXEDaaOSqiRRQCLcB/s640/Screenshot_2017-02-14-17-39-06.png" width="360" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jadinya, lo bisa ngatur ISO, White Balance, dan resolusi kamera itu sendiri, sehingga hasilnya bisa lebih maksimal.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Seperti yang gue bilang tadi, nih handphone nggak cuma oke di kamera, melainkan sangat mendukung aktivitas social media lo. Advan i5E ini sudah mendukung koneksi 4G yang super ngebut. Jadinya, main sosmed sampai streaming video pun nggak ada mandeg-mandegnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-lvMtW4NFAjg/WK8C7K7UqBI/AAAAAAAAFdo/MQWSzNErfwEQ7MgT7ewran47O4jUUEkXACLcB/s1600/Screen%2BShot%2B2017-02-23%2Bat%2B10.41.58%2BPM.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="292" src="https://2.bp.blogspot.com/-lvMtW4NFAjg/WK8C7K7UqBI/AAAAAAAAFdo/MQWSzNErfwEQ7MgT7ewran47O4jUUEkXACLcB/s320/Screen%2BShot%2B2017-02-23%2Bat%2B10.41.58%2BPM.png" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selain itu, ada fitur yang gue demen dari Advan i5E, yaitu Multi-tasking. Dengan fitur ini, lo bisa “multi-tasking” di hape lo. Misal lo lagi nonton Youtube, tapi cewek lo ngajak ngobrol via chat. Bisa banget dilakuin secara bersamaan. Lo tetep bisa buka Youtube barengan sama aplikasi chat. Belum banyak smartphone sekarang yang bisa multi-tasking.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selain fitur-fitur keren di atas, masih ada fitur lain seperti Wireless Display, Super WiFi Grabber, dan audio amplifier buat lo yang audiophile sejati.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">So, I hope what I’ve written here could make you understand more about social media and Advan i5E. This is the end of this post. Kalo ada pertanyaan mengenai topic yang sekarang gue bahas ini, silakan tulis di kolom komentar, ya! Thanks for reading. Ciao!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-22839322291871693972017-02-10T23:39:00.001+07:002017-02-11T00:00:28.340+07:00Menebar Benci, Menuai Emosi<div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><font face="Verdana">Ada tukang bakso yang jualan deket rumah, sebut aja Pak Supri. Pak Supri ini biasanya ngambil air buat nyuci piring pake ember ke rumah Pak Harno. Mereka udah kenal lama, karena Pak Supri udah jualan bakso di sini selama puluhan taun. Namun akhir-akhir ini Pak Supri bela-belain ngambil air ke rumahnya sendiri yang berjarak 800 meteran. Padahal Pak Supri jualan di trotoar depan rumah Pak Harno.</font></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><font face="Verdana"><br></font></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><font face="Verdana">Sesekali gue liat, saat Pak Harno lewat, dia menyapa Pak Supri. Namun Pak Supri cuma menjawab secara basa-basi. Gue penasaran, apa yang membuat Pak Supri terlihat bete ama Pak Harno. Apakah Pak Harno merebut istri dan anak cucu Pak Supri? Gue pun beraniin nanya kepada Pak Supri.</font></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><font face="Verdana"><br></font></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><font face="Verdana">"Pak.. maaf, emang ada masalah apa sama Pak Harno? Kok kayaknya Bapak bete gitu?" Gue lalu mengunyah bakso gue dengan santai.</font></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><font face="Verdana"><br></font></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><font face="Verdana">"Males saya ngobrol sama pendukung calon gubernur yang "itu". Banyak dosa!" Jawab Pak Supri sambil memainkan rambutnya sendiri.</font></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><font face="Verdana"><br></font></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><font face="Verdana">"Oh.. Tapi emang Pak Harno pernah maksa Bapak buat dukung idola dia juga?"</font></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><font face="Verdana"><br></font></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><font face="Verdana">"Nggak sih.. cuma malas aja kalo lama-lama saya ketularan dukung dia. Takut dosa euy!" Pak Supri menggigit-gigit bibirnya sendiri sambil sesekali mengedipkan sebelah mata.</font></span></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Oh.."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Saya cuma mau menghindari dosa, Mas. Jadi mending saya putusin silaturahmi sama orang-orang yang bisa menjauhkan saya dari Agama." Pak Supri meneruskan omongannya sambil menarik kerah kaosnya hingga ke lengan. Pundaknya terbuka.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Melihat situasi semakin tak lazim, gue pun segera cabut dari warung bakso. Tanpa bayar. Bodo amat!</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Tiga bulan terakhir, lingkungan gue lagi berisik banget. Ada yang ngomongin SARA, ada yang ngomongin Politik. Moment PILKADA menjadi gara-gara atas ini semua. Orang-orang yang dulu suka nongkrong rame-rame di depan rumah, mendadak pada saling marah, suasana juga selalu gerah.</font></div></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Ini yang kurang gue suka dari momen-momen pemilihan umum. Zaman Pilpres, banyak orang gontok-gontokan. Zaman Pilkada, semua terulang kembali. Padahal, faktanya gini loh, siapapun pemimpin yang terpilih, dalam waktu seminggu, sebulan atau bahkan 5 taun, hidup kita gak akan langsung berubah 180 derajat. Misalnya Pak Supri, yang biasa jualan Bakso, setelah pemimpin idolanya terpilih, Pak Supri gak mendadak jadi Anggota DPR juga. Pemimpin itu bukan pembawa perubahan besar. Yang membawa perubahan besar itu rakyatnya. Jadi, mind-set "pilih pemimpin terbaik, lalu kita hidup seenaknya", gak bakal bisa majuin negara.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><img id="id_4e40_bda8_b3bf_7e99" src="https://lh3.googleusercontent.com/-vGAoAdxafac/WJ3szppcgAI/AAAAAAAAFcE/b_pZvLi37Ao/%25255BUNSET%25255D.png" alt="" title="" tooltip="" style="width: 392px; height: auto;"> <br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Negara/wilayah gak bakal bisa maju tanpa persatuan dari rakyatnya. Pemimpin itu cuma pembuat kebijakan, sedangkan rakyatnya adalah pelaku dan pengawas kebijakan. Kalo kita gak awasin dan laksanain kebijakan dari pemimpin, ya sama juga bodong. Oke, sampe sini, gue rasa udah cukup jelas gimana konsep pemimpin wilayah ya.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Sekarang gue mau ngomongin tentang politik adu domba yang secara gak sadar sudah sukses dijalankan oknum-oknum timses paslon cagub yang mau ikut Pilkada. Ada yang menebar kebencian kepada pasangan calon lain dengan membawa isu SARA, ada juga yang menyebarkan kabar-kabar buruk tentang paslon lawan yang belum tentu benar.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Cara seperti ini amat sangat gue benci. Kenapa? Karena kalo semua paslon berkampanye dengan saling menyebar kebencian, efek buruknya bakal dalam dan awet. Kenapa begitu? Karena dengan menyebarkan kebencian, dan banyak orang percaya dengan fitnah-fitnah itu, orang-orang akan seterusnya membenci korban. Bahkan sampai nanti si paslon terpilih jadi pemimpin, dia akan tetap dibenci dan tidak dipercaya oleh sebagian rakyatnya yang dulu mendukung paslon lain. Kalo mereka benci secara permanen kepada pemimpin yang terpilih, mereka tak akan mengikuti kebijakan yang dibuat pemimpin itu. Kalo udah begitu, seperti yang tadi gue sampein, si pemimpin bakal gagal membawa perubahan besar, karena sebagian rakyatnya tak percaya dan tak mau menjalankan kebijakannya. Bukankah ini celaka namanya?</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Kalo politik adu domba dan menebar kebencian selalu dijalankan, bisa-bisa kita gonta-ganti pemimpin setiap bulan. Kalo itu kejadian, kita gak bakal sempat kerja. Semua kebijakan yang dibuat, belum diaplikasikan, udah dipaksa digantikan. Apa itu yang dimau?</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Gue sih percaya, demokrasi itu bisa berjalan baik bukan di saat si pemimpin yang paling banyak pendukungnya menang. Tapi demokrasi akan berjalan baik, di saat pemimpin sudah terpilih, semua pendukung dan non-pendukungnya bersatu lalu menjadi pengawas dan pelaku kebijakannya. Bukan terus membenci dan merecoki segala kebijakannya, tanpa mau peduli apa dampak baik/buruknya.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Buat lo yang jelas berpendidikan, gue pesenin.. jangannnn.. sekali lagi, jangaaaaan mudah percaya kabar negatif tentang paslon. Selalu cari info buat klarifikasi kabarnya. Zaman sekarang siapa saja bisa bikin portal berita. Cara mengenali berita hoax/gak itu mudah. Saat berita itu cuma dari satu sumber, tanpa ada klarifikasi dari yang diberitakan, bisa dimungkinkan itu kabar yang kurang benar. Zaman dulu, unsur berita itu ada 5W1H (What, Where, When, Who, Why & How). Zaman sekarang banyak berita yang unsurnya 5W1H (Wow! Wow! Wow! Wow! Wow! & Hoax), alias judul dan isinya sensasional, tapi kebenarannya belum bisa dibuktikan. Jadi, hati-hatilah dalam menerima informasi. Apalagi informasi yang cuma bersumber "katanya". Di zaman internet ini, kita harus cerdas dan dewasa. Coba mengerti sebelum membenci. Karena kalo udah duluan membenci, biasanya nggak bakal mau mengerti.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">So guys.. I think that's all I can say on this post. I just hope that this election will give us the best leader, to make our town gets better. How to make our own life gets better? Just work harder. :)</font></div>alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-41393696202329352332016-11-25T20:09:00.001+07:002016-11-25T20:27:10.124+07:00Silakan Mengkritisi, tapi Jangan Membunuh Mimpi<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Tadi gue lagi iseng menjelajahi Youtube, buat nyari-nyari video keren sebagai penghapus rasa bosan, dan nyari inspirasi buat bikin video lagi di Channel Gue. Sampai akhirnya gue nemu sebuah video yang judulnya "Film Pendek - Meteor". Gue iseng klik dan coba liat deh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "verdana"; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" height="393" id="id_7044_27e8_bc3d_71ad" src="https://lh3.googleusercontent.com/-HKBrMviza7U/WDg4FRNLmyI/AAAAAAAAFaM/mP1HF1MXf8Q/%25255BUNSET%25255D.png" style="height: auto; width: 392px;" title="" tooltip="" width="640" /> </span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Memang, secara visual video itu tampak sederhana. Tidak ada pengaturan cahaya yang baik, lensa terlihat buram, dan visual effectnya tampaknya dari aplikasi hape gratisan. Dari segi cerita, video ini memang menceritakan tentang jatuhnya meteor, dan usaha si tokoh utama untuk menyelamatkan diri. Namun, secara kualitas cerita memang tidak menunjukkan struktur cerita yang baik. Tidak ada perkenalan tokoh, konflik tokoh, maupun penyelesaian masalah. Tapi gue tetap takjub sama orang yang bikin video ini, karena dia bisa membuat visual effect seakan dia bisa terbang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Kenapa gue takjub? Karena yang bikin nih video adalah bocah. Yang usianya kira-kira 12 tahun. Gila, di usia segitu gue masih sibuk balapan keong, nih anak udah bisa bikin video. Namun ada hal yg bikin gue sedih. Saat gue obok-obok channel dia, gue nemuin banyak komen kurang pantas yang ditujukan untuk anak seusianya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "verdana"; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" id="id_c9df_7058_bf56_7446" src="https://lh3.googleusercontent.com/-1EX2lNhCbc0/WDg4FWxel_I/AAAAAAAAFaQ/0xY8oLDf00g/%25255BUNSET%25255D.png" style="height: auto; width: 392px;" title="" tooltip="" /> </span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "verdana"; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" id="id_59d5_f61c_1c4f_f42b" src="https://lh3.googleusercontent.com/-JQIOFIPQODY/WDg4FjKtkiI/AAAAAAAAFaU/FdPb8ALsaBo/%25255BUNSET%25255D.png" style="height: auto; width: 392px;" title="" tooltip="" /> </span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Dan masih banyak komen-komen lain yang nyelekit, sotoy, dan penuh kedengkian lain. Misal:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><i>"Itu lightningnya kok gak ada? Kalo gak niat, gak usah upload sekalian!"</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><i>"Color grading yang bener dong. Video lo ngotor-ngotorin beranda gue aja!"</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><i>"Kok ada jemuran di dalam videonya? Buang dulu, bego!"</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Duh.. gue cuma bisa geleng-geleng kepala bacain komen-komen begitu. Ada yang komen sok pinter, tapi nulis LIGHTING aja jadi LIGHTNING, ada yang pengin nunjukin dia ngerti soal grading, dengan cara ngomenin soal warna videonya. Tapi yang pasti mereka lupa adalah, si bocah yang bikin tuh video, masih anak SD! What do they expect?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Yosafat adalah salah satu contoh anak-anak generasi milenial yang kreatif, dan ingin terus belajar dan berkarya kreatif, meskipun hal yang diminatinya itu tidak diajarkan di sekolah. Di luar sana, masih buanyak lagi bocah-bocah lain yang pasti juga seperti dia. Melakukan sesuatu, dengan belajar secara otodidak dari internet.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Anak-anak ini, sekreatif apapun mereka, tetap saja mentalnya belum matang. Dalam proses pertumbuhannya, dia masih butuh bimbingan, agar bakatnya gak terbuang begitu saja. Nah, dengan komentar-komentar yang ada di video-video Yosafat (dan mungkin terjadi kepada bocah-bocah lain yang sedang belajar lainnya), gue merasa miris. Gue merasa kasihan. Gue takut, kalo sampe komen orang-orang itu membuat anak-anak seperti Yosafat itu menjadi down, dan "kapok" buat lanjut mempelajari hal yang dia minati. Gue takut, gara-gara komen-komen pedes itu, kita kehilangan salah satu calon sineas berbakat di masa depan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">So, please.. silakan mengkritisi, tapi jangan mencaci. Kalo lo nemu kekurangan atau kesalahan di karya orang, silakan tunjukkan, lalu kasih tau solusinya. Gak perlu memaki-maki. Youtube itu simpel kok. Kalo lo merasa gak suka sama videonya, tutup aja tab-nya. Gak perlu lanjut nonton tapi sambil ngomel-ngomel kayak ibu-ibu nonton sinetron pas tokoh protagonisnya mau minum racun yang dikasih sama tokoh antagonisnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Kalo ditanya, ngapain gue dukung bocah buat main Youtube? Kan usianya blm cukup?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Berkarya di Youtube, bisa dari usia muda kok. Nyatanya banyak Youtuber kecil di Barat juga. Kontennya? Ya sesuai dengan konten-konten usia mereka. Biasanya, mereka bikin konten dengan dibimbing oleh orang tua. Nah, itulah kenapa gue dukung bocah kayak Yosafat ini. Gue liat, dari semua karya-karyanya, nggak ada kok dia bikin video yang isinya kata-kata kotor, atau video yang berisi hal-hal jorok. Justru dia banyak berbagi tips untuk membuat video. Yah, walaupun tipsnya juga gak gitu efektif juga. Tapi, kembali diingat, dia cuma bocah. Dia cuma mau melatih skillnya dalam hal yang dia suka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Sayangnya, sebagian orang memang lebih suka untuk mengritik bukan untuk membuat orang lain jadi lebih baik. Sebagian orang lebih suka mengritik agar terlihat lebih pintar. <a href="http://www.shitlicious.com/2016/09/internet-membuka-sisi-gelap-manusia.html" target="_blank">Sebagian orang lebih suka mengritik dengan kata-kata kasar.</a> Tanpa sadar, efeknya bisa besar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">In the end, I just wanna remind you. Mari kita support mereka yang sedang belajar. Mengkritisi, tanpa membunuh mimpi. Mengomentari, tanpa memaki. Memberi saran yang membangun. Dan membimbing orang-orang yang belajar, bukan membuat mereka kapok untuk belajar. Setiap lo mau komen di Yutub orang, tolong diinget bahwa setiap video itu dibuat dengan proses panjang. Contohnya, setiap video gue, harus diedit selama 3-5 jam. Syutingnya juga berhari-hari. Bayangin dengan proses sepanjang itu, komennya cuma "Video sampah!", pasti yang bikin bakal kecewa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Kalopun lo gak bisa ngeapresiasi karena videonya emang jelek, mending lo kasih tau kekurangannya apa, dan kasih tau cara benerinnya. Kalo lo males ngelakuin itu juga, mending diem aja. Setiap kali lo mau maki-maki di kolom komen, coba bayangin tuh komen yang baca adik lo, nyokap lo, atau bokap lo. Apakah mereka bakal seneng, dengan komen lo, meskipun lo pinter?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">This is the end of the post. Thanks for reading it. If you have the same/different idea about this topic, please write it in the comment section below. Okay! I'll see you around. Bye!</span></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-44606601611104676012016-11-18T19:07:00.000+07:002016-11-19T04:12:29.866+07:00Beberapa Kerepotan Yang Hilang Berkat Teknologi<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ah.. Akhirnya ngeblog lagi.. *Fyuh! Fyuh!* *niupin sarang laba-laba di Blog*</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Maaf akhir-akhir ini jadi blogger murtad karena gue sibuk parah nyiapin film baru buat awal taun depan. Tapi gue nggak bakal berenti nulis. Gue sering-sering sempetin buat update blog deh nanti. Oke.. Hari ini gue kepikiran sebuah ide buat ditulis karena tadi gue nemu bapak-bapak yang jualan jasa foto, tapi masih make kamera analog. Iya, bukan digital.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Karena hal itu, gue langsung kepikiran tentang hal-hal jadul. Sebagai orang yang sudah tumbuh berkembang sejak zaman belum ada jaringan listrik di kampung, hingga akhirnya internet masuk kampung, gue mengalami evolusi cara manusia hidup yang cukup besar. Orang sekarang mah enak, mau berkabar tinggal kirim teks via chat. Zaman dulu, gue mau nembak cewek, harus gue tulis di batu kali. Yang sekarang dikenal dengan sebutan prasasti.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Zaman gue SD kelas 1, kampung gue belum ada jaringan listrik. Jadi, zaman itu, cewek-cewek belum bisa ngecatok rambut. Kebayang nggak, gimana bentuknya? Dan saat itu di kampung gue cuma ada satu keluarga yang punya TV. Nah, pasti lo penasaran, gimana caranya bisa ada TV, tapi nggak ada listrik? Apakah TV itu dinyalakan dengan bantuan tenaga dalam? Tidak. Orang-orang di kampung gue patungan buat beli aki, dan nge-charge akinya setiap dua hari sekali. Soalnya, TV saat itu benar-benar menjadi satu-satunya hiburan yang “berbeda” bagi orang-orang kampung selain ngelihat bintang, nangkepin kunang-kunang, dan ngomongin orang. Kami semua berkumpul di rumah orang yang punya TV itu setiap selesai sholat maghrib untuk nonton dunia dalam berita, dan pulang ke rumah jam 9 malam untuk tidur.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dengan masuknya jaringan listrik ke kampung, kebiasaan itu pelan-pelan memudar. Orang-orang jadi nggak ngumpul di satu rumah untuk nonton TV. Ada yang beli TV sendiri, ada juga yang di rumah aja nontonin lampu bohlam menyala sepanjang malam hari.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nah, di postingan ini, gue mau ngajak nostalgia tentang beberapa kerepotan yang sudah hilang karena dimudahkan oleh teknologi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>1. Remot TV</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-BP5KlEhYuM4/WC7tSy7H2MI/AAAAAAAAFZg/f-uXPnCmOQ8G4sr4Qa31Z_2hQAaxeEeXQCLcB/s1600/tv%2Bkuno.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="263" src="https://4.bp.blogspot.com/-BP5KlEhYuM4/WC7tSy7H2MI/AAAAAAAAFZg/f-uXPnCmOQ8G4sr4Qa31Z_2hQAaxeEeXQCLcB/s400/tv%2Bkuno.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Zaman gue kecil, TV bentuknya belum kayak sekarang. Bentuknya masih kayak lemari kotak kecil, di mana untuk nyalain, harus dibuka dulu raknya. TV-nya juga belum berwarna. Jadi acara apapun, walaupun hostnya bilang pemandangan di acara itu indah, gue cuma bias ngeliat warna hitam putih doang. Selain itu, zaman dulu kalo mau mindahin channel, gue harus nyamperin TV-nya, terus muterin tombol analog buat nyari frekuensi yang pas untuk tiap channel. Mirip-mirip sama cara lo sekarang mindahin channel radio gitu. Jadi, jaman dulu kalo lagi nonton TV, gak ada istilah males gerak. Kita harus gerak buat mindahin channel. Buat orang yang hobi mindahin channel saat iklan nongol, dijamin betisnya bakal six-packs karena sering terpaksa mondar-mandir.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Zaman sekarang, kebiasaan seperti itu sudah hilang. Semua bisa dilakukan dengan remot TV, sambil tiduran, atau gegoleran.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>2. Foto</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Untuk yang usianya di bawah 20 tahun dan bukan seorang hipster, mungkin bakal nggak ngerti negative film itu apa. Nih gue jelasin, negative film adalah semacam alat untuk menyimpan data gambar yang lo ambil pake kamera analog. Nah, dari negative film ini, nantinya dicuci cetak/afdruk menjadi foto yang bisa dipajang di pigura. Semua prosesnya, dari pengambilan gambar sampai ngelihat hasilnya, bisa makan waktu berjam-jam bahkan beberapa hari. Dengan segala kerepotan itu, zaman dulu orang nggak ada yang bisa komen, “Ulang dong..Pipiku keliatan cabi!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-NbeyUrp57Gg/WC7uA6gniwI/AAAAAAAAFZo/RterVn8fWwA9oKwyWMWN7_OEKQnrlBygQCLcB/s1600/negatif%2Bfoto.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://2.bp.blogspot.com/-NbeyUrp57Gg/WC7uA6gniwI/AAAAAAAAFZo/RterVn8fWwA9oKwyWMWN7_OEKQnrlBygQCLcB/s400/negatif%2Bfoto.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Namun di abad 21 ini, fotografi sudah sangat dimudahkan oleh teknologi. Kamera digital, membuat proses fotografi jauhhhh lebih mudah. Tanpa perlu menunggu semenit pun, setelah foto diambil, kita bisa langsung liat hasilnya, lalu dipilih-pilih mana yang mau dicetak atau dipost di social media. Kalo zaman dulu, boro-boro bisa milih foto yang mana yang mau dicetak. Muka kita semua keliatan cemong di negative film.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>3. Transaksi Keuangan</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Gue jadi inget, zaman gue SMA, buat bayar listrik, gue harus datang ke kantor PLN dan ngantre beberapa jam. Buat beli pulsa hape, gue harus cabut ke kampung sebelah. Buat transfer duit, gue harus pergi ke ATM dan kadang ngantre lama di belakang ibu-ibu yang curhat ke mesin ATM karena anaknya minta duit LKS mulu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Lagi-lagi teknologi mampu menghapus kerepotan ini.Dengan adanya aplikasi m-Banking maupun internet banking, gue bisa melakukan segala kegiatan di atas sambil tiduran, maupun kayang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ngomongin soal m-Banking, gue pernah mengalami sedikit kendala di mana tiba-tiba aplikasi M-BCA gue error, dan tak bisa digunakan lagi. Gue nggak deg-degan dan berprasangka buruk ada yang ngehack rekening gue, karena gue yakin, BCA adalah perusahaan besar yang sangat melindungi semua nasabahnya. Lalu, dengan santainya gue kirim tweet..iya, tweet ke customer service @HaloBCA begini:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-90KeMismiWk/WC7rvlbmXiI/AAAAAAAAFZU/o4FTuQNA63ks_T1UYN9zHDHb_CamJlvUACLcB/s1600/halobca1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-90KeMismiWk/WC7rvlbmXiI/AAAAAAAAFZU/o4FTuQNA63ks_T1UYN9zHDHb_CamJlvUACLcB/s640/halobca1.png" width="542" /></a></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dan dalam waktu singkat, tuh CS bales keluhan gue:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-0xtGRC9ClFQ/WC7r1iw6tSI/AAAAAAAAFZY/_11ln_n3w3ACRGczPt4_BsE-2c_PvtmuACLcB/s1600/halobca2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://3.bp.blogspot.com/-0xtGRC9ClFQ/WC7r1iw6tSI/AAAAAAAAFZY/_11ln_n3w3ACRGczPt4_BsE-2c_PvtmuACLcB/s640/halobca2.png" width="594" /></a></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Gue ikutin instruksi dia, dan problem solved! Aha! Gue suka CS yang gak bales keluhan customer pake jawaban template, dan benar-benar menguasai permasalahan yang dihadapi customer. Good point, BCA!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">So, selain via telpon, atau hape ke 1500888 untuk nyampein keluhan, lo bisa langsung nyampein keluhan perbankan lo via social medianya BCA. Here is the further info: <a href="http://s.bblog.web.id/c/aWvFe0" rel="nofollow" target="_blank">BCA</a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>4. Telepon</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Zaman gue SMA, kampong gue belum ada jaringan telepon. Sedangkan nyokap gue hidup di Batam yang nun jauh dari kampung gue di Jawa tengah.Nah, telepon adalah salah satu cara efektif buat mengobati kerinduan kepada nyokap. Untuk ngelakuin itu, gue harus naik motor sekitar 10 KM jauhnya buat nelpon nyokap via Wartel (WarungTelepon). Wartel adalah semacam tempat penyewaan telpon untuk umum, di mana kita nantinya akan membayar biaya telpon sesuai billing telpon yang nongol di display. Dulu sih, duit 25 ribu, Cuma bisa gue pake nelpon 15 menit. Tapi sudah cukup worth it.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dengan meluasnya jaringan selular, akhirnya hampir setiap orang sekarang punya handphone. Jadinya, kita bisa kontek-kontekan kapan dan di mana aja. I love this era!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>5. Surat-menyurat</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Zaman dulu, belum ada social media, kalo kita mau temenan dengan orang jauh, istilahnya adalah “Sahabat Pena”. Di mana kita akan berkomunikasi dengan pasangan LDR kita itu via surat. Biasanya kita akan mendapat balasan seminggu kemudian, dan hubungan itu akan berlanjut bertahun-tahun, sampai pasangan kita itu sudah mendapatkan orang yang lebih peduli kepadanya nggak cuma sekedar tulisan aja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tapi memang, hubungan yang dilakuin via surat menyurat itu nggak bakal efektif. Mengingat butuh waktu cukup lama untuk proses pengiriman pesannya, jadinya, kita nggak akan bias nulis surat yang isinya “Udah makan, belum?” Karena jawabannya pasti akan, “Udah makan, udah minum, dan udah jadian sama orang lain”. Kelamaan sih nyampenya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Berkat jaringan internet, komunikasi tertulis jadi makin cepat dan mudah. Kita semua bias saling berkirim kabar dan langsung bias dibalas dalam hitungan detik sekalipun. So, kerepotan surat menyurat pun selesai sudah!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Okay.. This is the end of the post. Semoga postingan ini bisa bermanfaat dan menghibur buat lo semua. Kalo lo punya pengalaman soal hal-hal yang berhubungan dengan yang gue tulisini, tulis di kolom komen, ya! Biar gue bisa baca-baca pengalaman lo juga. ☺</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br />
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<img src="http://tag.ripre.com/campaign?guid=on&k=9AgQ238bE11Ldxt4P9W387y7lbj2yd1g&c=381d56a7842287bc216d27a40a1e8a7a" height="1" width="1" />alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-58628049131865061362016-09-28T00:55:00.001+07:002016-09-28T04:03:43.731+07:00Internet Membuka Sisi Gelap Manusia<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;">Jadi ceritanya tadi gue iseng buka Youtube, lalu ngecekin komen yang masuk di video-video channel gue. Lalu, gue nemu sebuah komen yang isinya begini:</span></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><img id="id_988c_8412_52f0_90f" src="https://lh3.googleusercontent.com/-xSS9MjPThf0/V-qykiBS9gI/AAAAAAAAFXU/Daz84WZPgWo/%25255BUNSET%25255D.png" alt="" title="" tooltip="" style="width: 392px; height: auto;"> <br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Nih komen nongol di video </font><a href="https://youtu.be/QWPSYd3CR0A" id="id_60a1_ea0c_6405_afd5">Draw My Life</a><font face="Verdana"> gue, yang nyeritain sejarah gue dari nol sampe gue punya karier seperti sekarang. Dengan harapan, video ini bisa membuat anak-anak muda di luar sana, nggak mengulangi kesalahan gue di masa lalu, dan fokus mengejar impian mereka sehingga mereka mendapatkan kehidupan yang selayaknya mereka impikan. Namun, apakah niat baik selalu mendapat respon yang baik? Tidak. Komen di atas adalah salah satunya. Dan sebenarnya masih banyak komen-komen pedas lain yang gue baca di channel Youtube gue, maupun di sosial media. Ada yang ngatain "Ngapain sok eksis bikin video? Mata jereng gitu!", ada yang ngatain "Muka lo kampungan", dan berbagai komentar yang jelas niatnya cuma mau nyakitin hati, bukan mengomentari isi dari karya gue.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Tentu hal semacam ini, tidak cuma terjadi ke gue. Liat aja sosial media dan kolom komentar Youtube. Kata-kata penuh kengerian muncul di sana. Terutama di video-video yang berhubungan dengan politik atau agama.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Jujur, gue pernah sakit hati dengan kelakuan orang yang begini. Gue jadi inget kira-kira taun 2012, gue nyamperin "preman keyboard" yang suka ngata-ngatain orang begini. Tapi itu bukan karena gue yang dihina, melainkan nyokap gue yang dihina. Gue Alhamdulillah udah cukup kebal dengan komen hinaan soal tampang dan lain-lain. Main sosmed selama satu dekade sudah bikin gue terbiasa. Toh, gue sadar, gue gak ganteng dan gak sempurna. Ngapain sakit hati saat ada yang menghina? Dia gak ngehina gue, tapi ngehina salah satu karya Tuhan. Long story short, dengan keahlian kepo gue yang super, layaknya seorang cewek yang pacarnya tiba-tiba ngilang 3 hari, gue cari siapa orang di balik akun itu.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Gue ubek-ubek akunnya, sampai akhirnya dia check-in di sebuah lokasi yang dia publish di aplikasi 4square. Waktu itu gue langsung cabut ke lokasi dia berada yang kebetulan adalah sebuah cafe. Gue dateng, gue perhatiin cafe itu, sambil mencari-cari orang itu dengan bekal foto-foto dari akun Facebooknya.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Beberapa menit kemudian, gue melihat seorang bocah tanggung lagi duduk dan ngopi sendirian di pojokan. Penampilannya sangat biasa, bahkan terlalu ironis bila dengan tubuhnya yang mungil itu, dia mampu bertindak layaknya preman di internet. Gue buang rasa kasian jauh-jauh, gue samperin dia, dan dia terlihat sangat kaget dengan kehadiran gue di depan mukanya.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Coba.. ulangin apa yg kamu bilang soal mamaku tadi di twitter. Secara langsung, di depanku." Gue ucapin kalimat itu di depannya, sambil gue buka plester yang nempel di mata gue. Mata gue yang penuh bekas jahitan itu pun terlihat menganga. "Siapa tau matamu bisa aku bikin jadi kayak mataku~" Lanjut gue.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><img id="id_dc_4ab0_d333_7f01" src="https://lh3.googleusercontent.com/-Oxe6-RBw72c/V-q09RXTE1I/AAAAAAAAFXg/X8fd8Bqh40I/%25255BUNSET%25255D.png" alt="" title="" tooltip="" style="width: 392px; height: auto;"> <font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Bocah itu diem, tegang, dan ntah ngaceng atau tidak, tapi tangan dia taruh di bawah meja terus.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Ayo.. bilang langsung dong. Biar kamu tau, gimana ekspresiku waktu denger kamu ngehina ibuku." Pelan-pelan gue pegang dan remas belakang lehernya. Anak itu semakin panik. Wajahnya merah padam.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Eng.. enggak, Bang.. tadi itu.. itu tadi.. itu.."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Wah.. kamu aslinya gagap ya? Pantes lebih pede kalo nulis." Sindir gue. Gue tau dia gagap cuma karena ketakutan.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Maaf Bang.. saya cuma bercanda. Sumpah, Bang! Sumpah!"</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Oh.. Jadi menggunakan ibu orang sebagai bahan bercandaan itu menurutmu adalah sebuah hal yang lucu, ya? Wah.. berarti aku boleh becandain ibumu dong ya? Coba aku tanyain ibumu langsung ya? Nanti kamu pulang sama aku. Aku mau liat betapa bangganya ibumu dengan opinimu."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Bocah itu semakin panik. "Enggak Bang.. enggak! Ampun bang. Jangan. Abang boleh hukum saya apaaa aja Bang. Tapi jangan lakuin itu Bang."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dengan tenang, gue pun menjawab. "Oke.. karena kamu minta, aku bakal ngasih satu hukuman."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Iya Bang.. saya siap."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Gue celupin telunjuk tangan gue ke gelas kopi yang sisa ampas doang di hadapan tuh bocah. Gue ambil ampasnya, lalu gue coretin ke dahi, pipi, dagu dan hidungnya. Bocah itu pasrah.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Aku bakal mesen kopi, lalu duduk di seberang. Kamu gak boleh hapus semua ampas kopi itu dari wajahmu, sampe aku pergi dari tempat ini."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Oke Bang.. Saya terima."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">"Good.."</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Gue pun duduk di meja lain, sambil minum kopi dan menikmati makan malam. Pengunjung lain berdatangan, dan memperhatikan muka bocah itu. Dia hanya tertunduk malu.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Ya.. itu adalah salah satu kejadian yang pernah gue alamin dalam menghadapi orang-orang berjari tajam di internet. Dan sampai hari ini pun, orang-orang semacam itu masih berkeliaran di luar sana. Bahkan, yang gue liat justru makin banyak preman keyboard di seantero internet. Gue cuma penasaran, kenapa sih harus sekejam itu saat ngomenin orang di internet?</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Internet, sebuah teknologi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dan berekspresi, ternyata memiliki efek samping yang kurang baik juga. Internet menyediakan "topeng" bagi mereka yang ciut nyalinya di dunia nyata, dan bisa bertingkah layaknya algojo di dunia maya. Mereka mengeluarkan sisi jahat dari diri mereka, seperti mencacimaki orang, membully orang, dan bahkan menipu orang dengan bantuan "topeng" di internet.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Gue sangat menyayangkan hal seperti ini malah banyak dinikmati. Yang menandakan bahwa sebenarnya banyak orang "sakit" di luar sana yang akhirnya punya media buat berekspresi. Mereka berani melakukan apapun yang tak pernah mereka berani lakukan di dunia nyata. Ada yang aslinya cupu, di internet jadi playboy. Ada yang aslinya pengecut, di internet jadi jagoan. Ada yang aslinya cowok, di internet jadi cewek.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Yang mereka kadang lupa sadari adalah, mereka itu "sakit". Suka menyakiti orang, agar bisa merasa senang, adalah ciri-ciri psikopat. Mungkin menghina orang, dianggap hal sepele. Tapi, bukankah bola salju raksasa yang longsor menjadi bencana juga dimulai dari butiran-butiran kecil yang dibiarkan menggelinding dan membesar?</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Selain itu, internet juga kadang dijadikan sebagai tempat melampiaskan kekecewaan, masalah, dan kemarahan yang didapat di dunia nyata. Larinya ke kirim komen atau tweet pedas kepada orang-orang yang niatnya menghibur mereka di internet. Kenapa mereka nggak berani melampiaskan di dunia nyata juga? Ya karena mereka pengecut aslinya. Mereka tak mampu menghadapi ketakutan dalam realita, itulah kenapa mereka membutuhkan topeng agar terlihat jagoan di dunia maya, lalu merasa berani dan bangga. Tolong.. tolong akhiri kebiasaan itu. Jangan pelihara sifat seperti itu, kalo lo gak mau pelan-pelan jadi pecandu menyakiti orang lain beneran. Psikopat lebih bahaya dari penjahat. Penjahat sadar yang dia lakukan itu salah, psikopat tak pernah merasa bersalah.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Guys.. Mari kita kembalikan hakikat internet. Di mana fungsinya untuk memudahkan hidup, bukan menambah masalah hidup orang lain. Selalu ada manusia yang punya perasaan di balik setiap akun sosial media di internet. Maka, hati-hatilah saat mengomentari mereka. Bayangkan, apabila saudara atau keluarga membaca apa yang lo tulis di sosial media untuk menjatuhkan orang lain. Apakah mereka bangga melihat "pencapaian" itu?</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Bila internet memberi kita "topeng", maka jadilah superhero. Manfaatkan topeng itu untuk berbuat baik tanpa pamrih. Membuat seseorang menjadi senang, mungkin dengan hal sesimpel memuji "waw.. kamu keliatan cakep hari ini. Semangat dalam beraktivitas, ya!"</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Hal sesimpel itu bisa mengubah hari seseorang. Percayalah.. Banyak orang suka dipuji dan disupport oleh orang lain, dibandingkan tiba-tiba dihina orang lain.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">So, in the end of the post. Gue cuma mau ngajakin untuk behave di internet. Mari kita ciptakan lingkungan yang nyaman di internet. Jangan jadikan internet sebagai tempat yang menakutkan bagi mereka yang tidak siap dicacimaki oleh orang yang tak mereka ketahui. Apapun di internet itu simpel. Kalo lo gak suka, close tab, jangan dilanjutin ngeliatnya. Jangan jadi orang bodoh, tidak suka dengan apa yang dilihat, ngomel-ngomel, namun sambil terus-terusan ngeliat. Are you trying to rape your eyes?! Udah gitu, ada juga tipe orang yang gak suka dengan video alay, tapi malah ngeshare videonya sambil ngomel-ngomel. Lah.. Malah bikin orang alay terkenal dong. Dan alay itu akan menginspirasi alay lain buat bikin video alay. Jadinya semua V1d30 y0utub3 b4k4L b3g1n1 judulny4. Gak mau kan? So, just ignore any content that you don't like.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">This is the end of the post. Ini cuma opini menjelang tidur. Maaf kalo ada yang tersakiti waktu baca tulisan ini. Dan melanjutkan cerita gue nyamperin hater di atas, sejak saat itu, gue gak peduliin orang-orang yang komen menghina gue lagi. I simply press delete button and block them. Gue gak mau nyia-nyiain waktu dan tenaga gue buat nanggepin preman keyboard kurang perhatian di internet. Kenapa? Karena pasca gue nyamperin bocah itu, gue kepoin sosial medianya, dia malah update status: "Hore.. gue disamperin idola gue!"</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div><br></div>alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-30556666673570910492016-08-31T15:55:00.003+07:002016-08-31T16:00:12.134+07:00Pertemanan itu Nggak Harus Mahal<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Eh.. Lo abis jadian ya? Makan-makan bisa, kali!"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Eh.. Lo bikin resto ya? Makan gratis bisa, kali!"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Eh.. Denger-denger nenek lo meninggal? Traktirannya dong!"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Gue yakin sebagian besar dari lo pernah denger kalimat-kalimat seperti di atas. Dan mungkin, elo sendiri pelakunya. Kalo emang lo adalah tipe teman seperti di atas, maka di postingan ini, gue mau ngajak lo buat berhenti ngelakuin kebiasaan di atas.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Oke, cerita ini berawal saat gue punya temen dari Australia, namanya Suprii. Iya, itu nama samaran. Supri ini hidup di Indonesia selama beberapa tahun, untuk menjalani kuliahnya. Di mata temen-temen gue, Supri dicap sebagai "Bule Pelit". Kenapa begitu? Soalnya setiap kali Supri ngajak anak-anak nongkrong di apartemennya buat nonton film rame-rame, dia minta anak-anak buat bawa snack dan softdrink sendiri-sendiri. Selain itu, Supri juga nggak mau buat nraktir anak-anak di hari ulang tahunnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Gara-gara sifat itu, anak-anak nggak mau lagi nongkrong sama Supri. Sedangkan gue, masih suka nongkrong sama dia biar ketularan ganteng. Karena masih sering nongkrong sama Supri, gue jadi tau sifat-sifat Supri. Ternyata, dia nggak pelit. Justru pas gue ultah, dia ngasih gue kado. Terus pas gue jualan kaos, dia jadi pembeli pertama. Supri tidak pelit, dia hanya bergaul dengan orang-orang yang salah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nah, dari pengalaman di atas, gue dapet beberapa pemahaman yang menarik dari sifat Supri. Dan gue pengin berbagi ke elo, bahwa pertemanan itu nggak harus mahal.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Ngerayain Ultah</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Gue inget waktu adik gue ultah, pas dia masih SMA. Dia seharian nggak keluar rumah, mengurung diri di kamar, ngadu keong. Gue penasaran, apa yang membuat dia murung di hari spesialnya. Ternyata, dia takut bertemu teman-temannya (maupun bertemu orang-orang yang mendadak sok akrab dan ngaku teman). Soalnya, di hari ulang tahun, biasanya dia akan dikerjain, lalu diminta buat nraktir teman-temannya di restoran. Pernah terjadi di tahun sebelumnya, di mana adik gue harus ninggalin motor di restoran buat jaminan, karena teman-temannya mendadak cabut setelah makan. Ini adalah salah satu budaya orang Indonesia yang menurut gue perlu dihapuskan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-wOagKt1WUrE/V8aZ4sY2L0I/AAAAAAAAFWY/oivvoelFyAg5WY6-tgSaiJrkgi1SWxtlwCLcB/s1600/ultah%2Bdisiksa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-wOagKt1WUrE/V8aZ4sY2L0I/AAAAAAAAFWY/oivvoelFyAg5WY6-tgSaiJrkgi1SWxtlwCLcB/s640/ultah%2Bdisiksa.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sebaiknya, orang yang merayakan ulang tahunnya itu malah disempurnakan harinya. Buat hari spesial dia itu jadi makin spesial. Bukan malah diiket, badannya diolesi darah, lalu dicemplungin ke sarang Komodo. Hari ulang tahun, harusnya jadi hari yang ditunggu, bukan hari yang dihindari karena takut dikerjain dan diporotin.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bayangkan indahnya, kalo pas temen ulang tahun, kita patungan beliin kado, terus ngasih surprise kue tart tanpa menyiksanya, apalagi lanjut ajak dia jalan rame-rame ke tempat yang dia suka. Bukankah itu bakal bikin hubungan pertemanan jadi lebih indah dan berkesan?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Pajak Jadian</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Gue masih nggak nemuin korelasi antara orang yang abis jadian, terus teman-temannya menuntut untuk dikasih traktiran. Mereka bilang, itu sebagai PJ (Pajak Jadian). Sedangkan konsep pajak adalah, kita harus memotong penghasilan kita, untuk diberikan kepada negara, agar negara bisa membangun infrastruktur yang mempermudah kehidupan kita. Nah, apakah orang-orang yang minta PJ itu, mau nganterin tuh orang pacaran ke mana-mana? Mau bangun bangku taman kalo temennya lagi pengin kencan di taman? Atau, mau minjemin kasur, kalo temennya mau berkembang biak?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Gue lebih bingung lagi, kalo orang yang abis jadian diminta buat nraktir makan-makan, terus nanti kalo dia putus, apakah teman-temannya bakal gantian nraktir makan rame-rame? Mungkin nama kerennya adalah "Santunan Patah Hati". Nah, kalo kayak gitu, lebih fair deh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Mulai Bisnis</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Saat teman nyoba bikin tempat usaha, lo minta gratisan dari dagangannya? Gue nggak setuju. Sebagai teman, sebaiknya lo mendukung bisnisnya dengan cara menjadi pembeli dari dagangannya, tanpa diskon. Malah kalo bisa, lo borong dagangannya, biar dia makin semangat buat ngejalanin usaha.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Meminta diskonan, apalagi gratisan dari teman yang sedang merintis usaha adalah perilaku yang kejam. Gue yakin, orang yang pernah merintis usaha, bakal setuju sama pendapat gue. Tapi buat orang yang belum pernah berusaha merintis usaha, bakal bilang <i>"Halah.. Gitu doang perhitungan"</i>. Padahal, orang yang baru merintis usaha itu sangat mengharapkan segera kembali modalnya. Mereka belum punya profit yang tetap. Di bagian awal dari sebuah usaha, justru masih banyak banget rintangannya. Belum punya pelanggan, belum punya pemasukan yang bisa diandalkan, dan belum bisa meraup banyak keuntungan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Emang, kalo temen lo bangkrut usahanya, lo bisa gantian modalin dia biar bisa ngelanjutin usahanya?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Promosi Jabatan</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Melihat teman naik jabatan di pekerjaannya, biasanya ada aja orang yang mengucapkan selamat dengan embel-embel, "Makan-makan bisa, kali!" Atas dasar apa, request semacam itu muncul ya? Apakah orang itu sangat berpengaruh dan sangat membantu sampai temannya bisa naik jabatan? Ataukah orang itu cuma menganggap segala kebahagiaan teman, adalah kesempatan untuk minta traktiran? Please. Traktiran itu nggak perlu jadi tuntutan, biar dikasih kalo emang dia punya keikhlasan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Intinya, gue mau ngajak lo buat berenti jadi teman benalu. Mari kita jadi teman yang supportif, yang bisa bikin teman kita bersyukur memiliki kita. Jangan sampai kehadiran kita, malah mengurangi kebahagiaan di momen-momen spesial dia. Masalah traktiran, semua akan lebih nikmat kalo dia yang ngundang karena kesadarannya sendiri, dibanding kita paksa buat bayarin. Semoga lo setuju sama gue.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jadi, kalo ada orang yang ngaku teman dan bilang kalimat-kalimat ini,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Wah.. Jadian ya? Makan-makan dong!"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Wah.. Lo jualan bakso ya? Minta gratisannya dong!"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Wah.. Lo jualan sianida ya? Icip-icip dong!"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jawab aja, "Pertemanan lo itu terlalu mahal".</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sekali lagi gue tekankan:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: yellow; font-family: "verdana" , sans-serif;">Jangan membayar terlalu berlebihan, untuk teman yang murahan</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">.</span></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-1937621019828007242016-07-20T14:25:00.001+07:002016-07-26T18:10:09.709+07:00Jangan Memilih Pasangan yang Pengangguran<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>"Aku akan meninggalkan segala urusan di dunia, untuk membahagiakanmu saja."</i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>"Aku cuma ingin selalu bersamamu, bukan bersama siapa-siapa."</i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>"Cuma kamu yang ada di hati dan pikiranku."</i></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Mungkin kalimat itu terdengar sangat manis, hingga orang yang diberi kalimat seperti ini harus segera disuntik insulin. Tapi kalo sudut pandangnya kita ubah, dengan membayangkan bahwa apa yang dia katakan benar-benar dilakukan, that's creepy.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pasangan yang rela meninggalkan segala urusannya, yang selalu ingin bersamamu, yang selalu memikirkanmu, bukanlah pasangan yang romantis. Justru itu adalah pasangan gila. Ujung-ujungnya dia akan jadi overly-attached lover, <a href="http://www.shitlicious.com/2015/03/terlalu-posesif-bikin-poseshit.html" target="_blank">alias Posesif parah</a>. Yang mungkin malah akan membuat kita risih. Memiliki pasangan yang perhatian, selalu ada saat dibutuhkan, selalu peduli saat kita dalam masalah, memang menyenangkan, namun apapun yang berlebihan, akan menghilangkan kesenangan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Gue abis nemu sesuatu yang hits akhir-akhir ini. Buat yang sering mantengin IG maupun Youtube, pasti nggak bakal asing sama yang namanya Awkarin. Seorang cewek yang mengumbar percintaannya di Media Sosial. Dia punya gimmick yang unik sama pacarnya, seperti cupang, cium kecil, cium sedang, dan cium besar. <i>(Oh God.. Why did I watch it?!) </i>Buat sebagian remaja, cara pacaran Awkarin dianggap sweet. Namun bagi orang dewasa yang udah bisa mikirin realita, mereka ini menjalani hubungan secara lebay. Tapi, pola pikir remaja dan orang dewasa emang nggak bakal bisa sejalan. Jadi, ya biarin aja mereka menikmati moment sweet mereka itu. Lima tahun dari sekarang, kalo mereka inget atau liat videonya, paling juga muntah tai kuda.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-s4aC_be0zr0/V48kgQ89_9I/AAAAAAAAFVs/4ivwnlFDw3g2PID1DO96Cu76LjohYGtogCLcB/s1600/awkarin.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://4.bp.blogspot.com/-s4aC_be0zr0/V48kgQ89_9I/AAAAAAAAFVs/4ivwnlFDw3g2PID1DO96Cu76LjohYGtogCLcB/s640/awkarin.jpg" width="622" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Yang mau gue highlight adalah, kemarin gue nonton video Awkarin yang curhat karena abis diputusin pacarnya, Gaga. Di video itu, dia menunjukkan bahwa dia udah ngasih segalanya ke Gaga, bahkan dia rela meninggalkan cita-citanya agar selalu bisa menemani Gaga. God.. That's a sweet thing <i>(if it's a movie, and if Gaga is paralyzed).</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tapi, buat gue, mungkin keputusan Karin itu yang membuat Gaga ingin hengkang dari dia. Kenapa? Di usia Gaga yang masih muda, dia masih ingin bergaul dan nongkrong di sana-sini. Dan kegiatan semacam itu nggak bakalan nyaman dijalani kalo si pacar selalu mengikuti. Manusia itu makhluk sosial, manusia memang tak bisa hidup sendiri, namun manusia juga tak bisa selalu berduaan ke mana-mana. Karena kadang, manusia juga butuh me-time. Hanya untuk sekedar menikmati, bebasnya hidup sendiri.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jadi, di postingan ini, gue mau ngejelasin bahwa kita sebaiknya tidak memilih pasangan pengangguran. Bukan, "pengangguran" yang gue maksud di sini, bukanlah tentang karier/duit. Tapi tentang mereka yang kurang kegiatan dan sering kesepian. Iya, jangan macarin orang yang sering kesepian. Here's why:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Dia Sering Kesepian</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pasangan yang nganggur, akan sering kesepian. Efeknya, dia bakal sering ngehubungin lo, ngajak ketemu lo, dan sering ngajakin ngobrol elo. Untuk orang yang sama-sama sedang dimabuk cinta, hal itu akan terasa menyenangkan. Namun saat pikiran sudah terbagi fokusnya dengan pekerjaan, pasangan yang selalu ngehubungin, bisa aja malah terasa mengganggu. Bayangkan, lo lagi meeting, lo ditelponin mulu? Bayangkan, lo lagi kerja, si dia ngajak chat melulu? Produktivitas lo bakal jeblok. Kerjaan lo bakal kacau.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sedangkan kalo lo nggak ngerespon dia saat lo lagi sibuk kerja, dia bakal ngerasa hidupnya hampa. Dia bisa ngambek ke elo juga. Soalnya dia juga berharap lo selalu ada buat dia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Dia Selalu Mikirin Lo</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Karena dia nggak punya kesibukan lain, dia bakal selalu mikirin pasangannya. Kalo pasangan nggak bisa dihubungi karena sibuk, dia akan mencari-cari informasi sendiri. Dia bakal kepoin sosmed lo, dia bakal merhatiin apapun kegiatan lo, dan dia akan terlalu mikirin hal-hal kecil yang tidak dia suka dari hubungan lo dan dia. Kenapa? Karena dia punya banyak waktu untuk hal itu. Ujung-ujungnya, masalah-masalah kecil itu bisa jadi topik buat ngajak berantem elo.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Lo Bakal Cepet Bosen Sama dia</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Futsal, ditemenin. Jalan ke mall, ditemenin. Jumatan, ditemenin. Hampir setiap hari dia selalu ada di samping lo, bukanlah hal yang bakal bikin lo bahagia. Ada kalanya kita juga ingin bergaul dengan teman-teman kita, ngomongin apa aja, tanpa ada si dia. Iya, privasi juga masih berlaku bahkan untuk pasangan yang sudah menikah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dengan frekuensi bertemu sesering itu (karena dia selalu bisa nemenin lo), nggak menutup kemungkinan lo bakal cepet bosen sama dia. Kenapa? Karena lo nggak pernah ngerasa kangen sama dia. Karena lo nggak pernah semenitpun kehilangan dia, sehingga lo nggak nyadar lagi bahwa dia berharga. Dengan frekuensi bertemu sesering itu, nggak menutup kemungkinan lo yang bakal risih karena dia selalu nempel melulu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Itulah kenapa, kalo lo tipe orang yang sibuk (punya kerjaan atau kegiatan rutin), carilah pasangan yang sibuk juga. Soalnya, pasangan yang sama-sama sibuk, cenderung tak akan mempermasalahkan masalah-masalah kecil, karena pikirannya nggak cuma fokus ke hubungan, melainkan kepada kerjaan juga. Pasangan yang sama-sama sibuk, akan menghargai setiap moment mereka bisa bertemu, karena moment-moment itu langka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dengan kesibukan masing-masing, tentunya untuk menemukan jadwal yang pas buat ketemu itu nggak mudah. Kadang seminggu sekali, kadang dua minggu sekali. Dengan frekuensi ketemu sejarang itu, maka akan tercipta rasa rindu, sehingga muncul kebahagiaan setiap kali bisa ketemu. Yep.. That's called quality-time! Beda sama orang yang tiap hari ketemu, ya paling ngerasa gitu-gitu melulu. Jadinya, setiap pertemuan, tak lagi ada keistimewaan. Inget.. Kualitas dan kuantitas itu susah untuk selalu berjalan secara beriringan. Bila kuantitasnya dominan, kualitasnya pasti terkorbankan. Begitu pula sebaliknya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Selain kesepian yang bisa bikin masalah, kalo lo nganggur soal kerjaan, terus pacar lo nganggur juga, ya sono cari kerja. Pasangan yang sama-sama nganggur itu bakal susah ke depannya. Selain bosan, kalian juga nggak akan ngerti mau dibawa ke mana hubungannya, tanpa ada modal untuk nikah. Lagian, apa sih bangganya ngebahagiain anak orang dengan subsidi dari orang tua? Kalo lo masih pelajar, ya pacaran sewajarnya. Nggak perlu ikut-ikutan Awkarin lah. Romantis itu nggak selalu tentang ciuman dan cupang-cupangan. Romantisme itu adalah lo berdua MERASA BAHAGIA, bukan TERLIHAT BAHAGIA.</span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">So, in the end of the post, gue cuma mau nyaranin. Carilah pasangan yang bisa membahagiakan dirinya sendiri juga. Jangan sampai punya pasangan yang menggantungkan kebahagiaannya di diri lo. Jangan sampai dia menjadikan lo sebagai pusat dunia. Karena kalo sampe itu terjadi, lo bakal repot sendiri. Bahkan misalpun kelak lo nggak kuat untuk berhubungan lagi, dia bisa aja mikir buat bunuh diri. Karena dia merasa hidupnya tak ada tujuan lagi. Makanya, cari pasangan yang sama-sama sibuk mengejar cita-cita. Jadikan cinta sebagai motivasi untuk saling mendukung pasangan. Jangan cuma jadi orang yang melengkapi hidup pasangan. Berikan hidup lo sendiri sebuah arti. Jangan hanya menumpang kebahagiaan di kehidupan orang lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Lo pernah pacaran sama pengangguran? Ceritain di kolom komen dong.</span></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-7169786359817460442016-07-12T23:30:00.001+07:002016-07-14T01:16:34.694+07:00Cara Main Pokemon Go Buat Pemula Banget<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jadi, sejak minggu kemarin, gue heran ngeliat banyak orang-orang udah tua bangka pada megangin hape, jalan kaki ke trotoar, ngumpul di masjid, dan tiba-tiba berenti ngubek-ngubek tempat sampah sambil liatin layar hape. Gue penasaran dong, mereka lagi ngapain, gue kira mereka sudah terkena hipnotis yang dipancarkan oleh sinyal hape yang disebarkan oleh Megatron. Ternyata.. Mereka main game Pokemon Go.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Denger kata Pokemon, pikiran gue langsung melanglang buana, bernostalgia mengingat-ingat di zaman gue SD, gue suka mainin game ini di Gameboy Advance yang disewain sama mas-mas di sekolah gue. Game yang bikin uang jajan gue ludes dan bikin lambung gue terserang maag ini emang seru gila. Gamenya simpel, intinya gue jadi seorang bocah yang punya keahlian melatih monster-monster kecil yang gue temuin di alam bebas. Abis itu, gue adu tuh monster dengan monster lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-xSeyr1W7H74/V4UWE_93VNI/AAAAAAAAFTg/rLdmemKwYe4klJ1QNTbvEX1xDT_b_1JSACLcB/s1600/pokemon.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="426" src="https://4.bp.blogspot.com/-xSeyr1W7H74/V4UWE_93VNI/AAAAAAAAFTg/rLdmemKwYe4klJ1QNTbvEX1xDT_b_1JSACLcB/s640/pokemon.png" width="640" id="id_2d0_676a_6f3e_be7e" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nah, game Pokemon ini direproduce berpuluh-puluh kali dalam berbagai judul. Dan yang terakhir gue mainin adalah game Pokemon X & Y di konsol Nintendo 3DS. Gameplaynya sama persis, di mana gue harus berpetualang dari kota ke kota mencari monster-monster mini buat gue piara, latih, dan adu. Seru parah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-ggFcaR34wFw/V4UWMjKhFOI/AAAAAAAAFTk/xfOayF9VQYAmq4PUsq58JQAIsYjiz6GMACLcB/s1600/pokemon%2B3DS.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="386" src="https://1.bp.blogspot.com/-ggFcaR34wFw/V4UWMjKhFOI/AAAAAAAAFTk/xfOayF9VQYAmq4PUsq58JQAIsYjiz6GMACLcB/s640/pokemon%2B3DS.jpg" width="640" id="id_e1b6_b255_f59_6bf7" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setahun kemudian, gue mendengar desas-desus bahwa game Pokemon yang legendaris itu bakal rilis di smartphone. Awalnya gue skeptis, karena gue nggak gitu suka main game di touch screen. You know, nothing is better than joystick for gaming. Tapi ternyata, apa yang gue duga salah total! Game Pokemon Go yang rilis di Android dan iOS ini interfacenya beda total dari yang gue duga. Gue nggak lagi mengendalikan seorang bocah pelatih monster, tapi, gue jadi bocah itu sendiri di dunia nyata! Iya! Pokemon Go, bukanlah game untuk orang-orang yang suka ngegame sambil duduk atau tiduran di sofa, tapi buat lo yang mau pergi keluar rumah dan melihat dunia!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-Q08mJIT1NMY/V4UWWEiZidI/AAAAAAAAFTo/G59LOQhoYSMPD07Qts2vdlA1RYTVkscBACLcB/s1600/pokemon%2Bgo%2Bmaps.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="376" src="https://2.bp.blogspot.com/-Q08mJIT1NMY/V4UWWEiZidI/AAAAAAAAFTo/G59LOQhoYSMPD07Qts2vdlA1RYTVkscBACLcB/s640/pokemon%2Bgo%2Bmaps.jpg" width="640" id="id_780_283b_ec6_e1a" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nih game menggunakan teknologi GPS di hape lo, buat nunjukin maps, menggunakan kamera hape lo buat menggabungkan animasi Monster yang lo tangkap dan lokasi lo nemu monsternya, serta menggunakan internet untuk menyambungkan ke servernya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-wQOJDEArOTo/V4UWemUMwrI/AAAAAAAAFTs/qNge8E9-S3QhXulfJRRRSifHnPzRtaMnACLcB/s1600/pokemon%2Bgo%2Bcatch.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="378" src="https://2.bp.blogspot.com/-wQOJDEArOTo/V4UWemUMwrI/AAAAAAAAFTs/qNge8E9-S3QhXulfJRRRSifHnPzRtaMnACLcB/s640/pokemon%2Bgo%2Bcatch.jpg" width="640" id="id_3fb8_4271_5738_67f4" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Oke.. Itu aja dulu perkenalan buat lo yang penasaran sama game ngehits ini. Kalo lo mau kenal lebih jauh mengenai Pokemon, gue rekomendasiin banget lo buat main game Pokemon di GBA atau Nintendo 2DS, atau 3DS. Dari situ bakal ketauan lo demen game ini atau nggak, dan lo bakal ngerti sejarahnya kenapa game ini segitu hebohnya bagi anak 90'an yang sudah mulai renta sekarang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sekarang gue mau ngejelasin tentang panduan game Pokemon Go bagi pemula banget. Jadi, yang udah jago, mending gak usah baca, atau syukur-syukur mau nambahin tips & trick di kolom komen, monggo.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tutorial ini bakal gue bagi jadi 3 bagian:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>1. Installing</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>2. Gameplay</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>3. Features</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Yuk, kita mulai!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Installing</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">FYI, Pokemon Go untuk saat ini (Juli 2016), masih belum rilis di Indonesia. Baru rilis di US, Australia, New Zealand, dan beberapa negara lain akan menyusul. Oleh karena itu, kalo lo nyari Pokemon Go di Google Playstore maupun Appstore ampe jenggot lo gimbal, juga nggak bakal nemu. </span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Cara pertama adalah dengan membuat akun Apple ID atau Google Playstore US, di mana kadang itu ribet. Dan gue terlalu males jelasin caranya di sini, googling aja.</span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jadinya, gue bakal ngasih cara lain untuk install Pokemon Go di hape lo yang lebih praktis dibanding bikin akun-akunan. Tapi, gue nggak bilang ini cara yang aman, karena cara yang paling aman adalah menunggu Pokemon Go rilis secara resmi di Indonesia.</span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Gue kasih tau dulu resikonya kalo lo donlot aplikasi di luar Playstore ataupun Appstore. Aplikasinya bisa aja mengandung spyware ataupun malware. Jadi, kalo lo insecure, mending lo nunggu versi resminya. Tapi kalo lo udah nggak sabar buat ikut seru-seruan main, silakan ikuti step berikut ini. Ingat! Segala resiko dalam menginstall aplikasi ini, ditanggung sendiri, ya!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Yuk ah, kita mulai..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Untuk menginstall aplikasi Pokemon Go di iOS maupun di Android, silakan download dulu aplikasi Hipstore di:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">- <a href="http://android.hipstore.mobi/" target="_blank">Android</a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">- <a href="http://ios.hipstore.mobi/" target="_blank">iOS</a> (buka pake safari, bukan browser lain)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Khusus pengguna iOS, karena masalah security iOS sangat rapat, ada step lanjutan yang harus lo jalanin setelah app Hipstore terinstall. Yaitu, buka settings -> General -> Device Management.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-AGUaOqxmB20/V4UWr1KW_CI/AAAAAAAAFT0/L4ImMs2yOuE33p3W_8aeUUBlu-J7VLbBQCLcB/s1600/trust%2Bhipstore.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://2.bp.blogspot.com/-AGUaOqxmB20/V4UWr1KW_CI/AAAAAAAAFT0/L4ImMs2yOuE33p3W_8aeUUBlu-J7VLbBQCLcB/s640/trust%2Bhipstore.png" width="358" id="id_9e65_41e7_b427_7ad2" style="width: 358px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Lalu lo klik dah certificatenya Hipstore, dan trust.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-tWlW9xn212U/V4UWzbLXi-I/AAAAAAAAFT4/MSYVbdTczOcMKckVkgP310fHDYItiq1agCLcB/s1600/hipstoretrust.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="494" src="https://2.bp.blogspot.com/-tWlW9xn212U/V4UWzbLXi-I/AAAAAAAAFT4/MSYVbdTczOcMKckVkgP310fHDYItiq1agCLcB/s640/hipstoretrust.png" width="640" id="id_2e67_456_c5a9_14f5" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kalo udah keinstall, silakan cari aplikasi Pokemon Go dari Hipstore market. Lalu install deh! Untuk pengguna iPhone, silakan "Trust" developer Pokemon Go dari settings -> General -> Device Management, seperti pas lo install aplikasi Hipstore tadi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-EKT3XBoTwKQ/V4UXXU61DsI/AAAAAAAAFUA/LsVd7WeuXlY7DfN7gUxc6nsk3NjRoPo7wCLcB/s1600/hipstore%2Bpokemon%2Bgo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="284" src="https://2.bp.blogspot.com/-EKT3XBoTwKQ/V4UXXU61DsI/AAAAAAAAFUA/LsVd7WeuXlY7DfN7gUxc6nsk3NjRoPo7wCLcB/s640/hipstore%2Bpokemon%2Bgo.jpg" width="640" id="id_adca_d141_72e4_af99" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah selesai install, buka deh aplikasinya! Voila! Aplikasinya pun udah bisa dijalankan! Gampang to~</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Gameplay</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Cara main nih game kalo dari awal, lo harus login dulu pake Google account, alias email lo yang gmail. Bukan buat apa-apa, tapi buat nge-save profile dan progress game lo di cloud. Abis itu, lo bakal diajak ngobrol ama profesor yang ngenalin lo ke Pokemon. Tapi sebelumnya, lo disuruh dandan. Yak.. Tinggal pilih gaya avatar Pokemon Trainer yang sesuai selera lo.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-0VbtV-8s31o/V4UXloY2NeI/AAAAAAAAFUE/u1C9Sd4Zx9s1ZMTJCv4ZHx_DpJiTpAJowCLcB/s1600/pokemon%2Bgo%2Bavatar.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://4.bp.blogspot.com/-0VbtV-8s31o/V4UXloY2NeI/AAAAAAAAFUE/u1C9Sd4Zx9s1ZMTJCv4ZHx_DpJiTpAJowCLcB/s640/pokemon%2Bgo%2Bavatar.png" width="360" id="id_893f_22b2_83e4_33dc" style="width: 360px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah itu, lo bakal diajarin buat nangkap monster. Biasanya bakal nongol monster di sekitar lo, dan lo cuma tinggal milih salah satu monster yang nongol itu untuk ditangkap. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-Nr33oE8FPzA/V4UX3zJ53_I/AAAAAAAAFUM/bw8Rpw-Ag28J8kT0EKcIHHzEaDg4oBzWQCLcB/s1600/pokemon%2Bcatch.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-Nr33oE8FPzA/V4UX3zJ53_I/AAAAAAAAFUM/bw8Rpw-Ag28J8kT0EKcIHHzEaDg4oBzWQCLcB/s640/pokemon%2Bcatch.jpg" width="358" id="id_8ac0_df6a_f384_81d6" style="width: 358px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Cara nangkapnya gimana? Tinggal "lempar" Pokeball (bola merah putih) dari ujung bawah layar hape lo ke arah monsternya. Scroll aja dengan cepat bolanya ke arah monsternnya. Untuk akurasi yang oke, tekan tahan dulu bolanya, tunggu sampai lingkaran hijau di monsternya mengecil, baru deh dilempar bolanya. Nah, itu basic dari cara menangkap Pokemon.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Pokemonnya buat apa, Litt?</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Yang jelas, bukan buat dijadiin hewan qurban. Tuh monster bakal kita piara, kita gedein, sampai berevolusi jadi bentuk paling sangar. Endingnya? Ya bakal kita adu. Di mana? Di Gym. Ntar gue jelasin lagi di bagian features.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-gZWCy5dET8U/V4UYV2ZgXrI/AAAAAAAAFUU/8LTf0PFzo0ESkK7G8rk1h4RTszMlH8iBACLcB/s1600/pokestop%2Bicon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="488" src="https://2.bp.blogspot.com/-gZWCy5dET8U/V4UYV2ZgXrI/AAAAAAAAFUU/8LTf0PFzo0ESkK7G8rk1h4RTszMlH8iBACLcB/s640/pokestop%2Bicon.jpg" width="640" id="id_ea52_326f_47f6_2bf5" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Abis lo nangkep Pokemon pertama lo, lo bakal disuruh profesor buat mencari PokeStop. PokeStop adalah lokasi yang ditandai dengan kubus biru di map lo. Mapnya bisa lo liat di layar hape. Cara mendekati PokeStop-nya gimana? Ya lo harus jalan ke sana. IYA, JALAN KAKI. Udah dibilang, nih game nggak bisa lo mainin sambil tiduran di kasur, atau di pangkuan pacar. Lo harus keliling kampung, komplek, ataupun kota.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-HwmHeKk5usw/V4UYbTBPMTI/AAAAAAAAFUY/tlNzc9F64DssOZM5hFDybW2yHFQ9e9xCACLcB/s1600/pokestops%2Bgo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://3.bp.blogspot.com/-HwmHeKk5usw/V4UYbTBPMTI/AAAAAAAAFUY/tlNzc9F64DssOZM5hFDybW2yHFQ9e9xCACLcB/s640/pokestops%2Bgo.jpg" width="640" id="id_4ac5_393e_37f8_9fea" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setelah sampai di PokeStop, lo nggak harus duduk di tempat yang ada di PokeStop itu sih, lo bisa berdiri di deket-deket situ aja, yang penting jaraknya nggak lebih dari 5 meter. Nah, di situ, silakan liat layar hape, terus lo scroll lingkaran PokeStop itu ke samping dengan cepat, logonya bakal muter. Ntar dari situ bakal nongol beberapa item bonus seperti PokeBall, Potion, dll. PokeStop bisa lo scroll setiap +/- 5 menit sekali. Jadi, baiknya kalo lo abis ngambil bonus di satu PokeStop, mending lo keliling cari PokeStop lain di area situ buat dapetin bonus lain dulu sembari nunggu PokeStop yang sebelumnya pulih kembali.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-R6eiCAyCkfY/V4UY6L0v_wI/AAAAAAAAFUg/CZRpbgt3Tq03RWXpijZbe6vdvcLfS5zpgCLcB/s1600/wild%2Bpokemon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="380" src="https://4.bp.blogspot.com/-R6eiCAyCkfY/V4UY6L0v_wI/AAAAAAAAFUg/CZRpbgt3Tq03RWXpijZbe6vdvcLfS5zpgCLcB/s640/wild%2Bpokemon.jpg" width="640" id="id_4eb_4c7a_f778_604e" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Di sepanjang perjalanan lo nyari PokeStop lain, lo bakal nemuin monster-monster yang bisa lo tangkep-tangkepin tuh. Dan monster-monster di berbagai wilayah bakal beda-beda jenisnya. Misal wilayah yang banyak pepohonan, monsternya bakal berbentuk ulat, ataupun burung. Wilayah yang dekat sungai, monsternya bakal berbentuk ikan, dsb.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-7xh7Z0kWqqc/V4UZTSH0QcI/AAAAAAAAFUs/zDCnsNg0DnQgO86GGVz9kxHS9Ju9PwgvgCLcB/s1600/pokedeck.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://4.bp.blogspot.com/-7xh7Z0kWqqc/V4UZTSH0QcI/AAAAAAAAFUs/zDCnsNg0DnQgO86GGVz9kxHS9Ju9PwgvgCLcB/s640/pokedeck.jpg" width="640" id="id_7bb5_77b7_1823_935e" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Intinya, nih game mengharuskan lo nyari monster sebanyak-banyaknya, biar level lo naik terus. Jadi, kalo nemu monster di jalan, tangkep aja dulu. Kalo nemu monster yang jenisnya sama dengan yang pernah ditangkep? Ya nggak apa-apa, itu ntar berguna buat evolve. Ntar gue jelasin lagi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Untuk sekarang, yang penting lo coba mainin aja dulu gamenya dengan cara di atas. Dan gue bakal ngejelasin beberapa fitur dasar yang perlu lo tau biar nggak bingung pas main.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Features</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Di sesi ini, gue bakal ngejelasin beberapa fitur yang ada di game ini, biar lo paham fungsi dari setiap item yang ada.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Pokeball:</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-VXYU9W8h6qY/V4UZjhInn-I/AAAAAAAAFU0/WmRJ3iIp4XQF5h4TBiSbiJhXEcdxZ9YzQCLcB/s1600/pokeball.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="319" src="https://3.bp.blogspot.com/-VXYU9W8h6qY/V4UZjhInn-I/AAAAAAAAFU0/WmRJ3iIp4XQF5h4TBiSbiJhXEcdxZ9YzQCLcB/s320/pokeball.png" width="320" id="id_ed13_bf5b_c951_757a" style="width: 320px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bola berwarna merah, hitam, dan putih. Gunanya buat nangkepin Pokemon yang lo temuin di jalan. Kalo abis, lo bisa dapet gratis di PokeStop, atau beli pake Gold Coin.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>PokeStop:</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-almq6dlzgZ8/V4UZwnJFFMI/AAAAAAAAFU4/W2plbfb8rpwLtQrtVRDefbjXwE9Rv8RuQCLcB/s1600/pokestopsicon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="344" src="https://4.bp.blogspot.com/-almq6dlzgZ8/V4UZwnJFFMI/AAAAAAAAFU4/W2plbfb8rpwLtQrtVRDefbjXwE9Rv8RuQCLcB/s640/pokestopsicon.jpg" width="640" id="id_78df_4548_e711_f790" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Seperti yang gue jelasin di atas, ini adalah tempat yang ditandai dengan simbol kubus berwarna biru di map lo. Gunanya untuk mencari bonusan Pokeball, potion, dll. Selain itu, bisa juga buat mengaktifkan Lure Module.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Gym:</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-qgNku59YibY/V4UaEeqiesI/AAAAAAAAFVA/h4K2iE7TDEIkc7UpAj99caS-EcviCCnogCLcB/s1600/pokegym.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="358" src="https://4.bp.blogspot.com/-qgNku59YibY/V4UaEeqiesI/AAAAAAAAFVA/h4K2iE7TDEIkc7UpAj99caS-EcviCCnogCLcB/s640/pokegym.jpg" width="640" id="id_27a6_581_f052_3009" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ini adalah tempat di mana lo bisa ngadu maupun ngelatih Pokemon koleksi lo. Biasanya, Gym ini dikuasai oleh tim yang punya Pokemon dengan CP (Combat Power) tinggi. Tapi kalo lo bisa ngalahin Pokemon mereka, Gym ini bisa lo kuasai juga. Yah, gym ini semacam kayak singgasana yang diperebutkan gitu lah. Untuk bisa mengakses dan bertarung di Gym, minimal lo harus ada di level 5.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Lure Module:</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-drXp8GYkK-k/V4UacU7xj_I/AAAAAAAAFVE/eZNjnlinmJUTgIhJ2VPQxULwrj8Bpjn8wCLcB/s1600/lure%2Bmodule.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-drXp8GYkK-k/V4UacU7xj_I/AAAAAAAAFVE/eZNjnlinmJUTgIhJ2VPQxULwrj8Bpjn8wCLcB/s320/lure%2Bmodule.png" width="271" id="id_154d_1cdd_4041_bb06" style="width: 271px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Gunanya untuk memancing para Pokemon liar di sekitar daerah situ buat mendekat ke PokeStop. Dengan begitu, Pokemon-pokemon bakal berdatangan ke PokeStop, terus lo bisa tangkep-tangkepin deh. Kalo pake Lure Module, semua pemain yang lagi nongkrong di deket PokeStop, bakal bisa ngeliat monster-monster yang datang juga, jadinya mereka juga bisa nangkepin monster-monster itu. Lure Module bertahan selama 30 menit di PokeStop.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Incence:</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-Zrf3IqYOnrI/V4Ua0-VgyKI/AAAAAAAAFVQ/EyTHcEQYj5QyhsEN6rlS74GVncv8Et6RACLcB/s1600/insence.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="https://3.bp.blogspot.com/-Zrf3IqYOnrI/V4Ua0-VgyKI/AAAAAAAAFVQ/EyTHcEQYj5QyhsEN6rlS74GVncv8Et6RACLcB/s640/insence.jpg" width="640" id="id_45d0_d7a9_82f4_f59c" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Fungsinya mirip sama Lure Module, tapi ini semacam parfum yang lo semprotin di tubuh lo sendiri. Jadi, Pokemon-pokemonnya bakal mendekati lo, bukan mendekati PokeStop lagi. Jadi, ke mana pun lo pergi, selama Incence ini aktif, Monster-monster liar bakal mendekati lo, dan bisa lo tangkep. Selain itu, kalo lo pake Incence, pemain lain yang di deket lo, nggak bakal kena efek apa-apa. Mereka nggak bakal ngelihat monster yang datang juga. Incence ini, sekali diaktifkan, bakal bertahan selama 30 menit.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Potion:</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ini semacam ramuan yang gunanya buat ngobatin Pokemon lo yang cidera setelah berantem. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-IEW0-wgn3PU/V4UaniTZDYI/AAAAAAAAFVI/wZcRu9s5FsEK7LRU8fgr1s1xxHxi8n81ACLcB/s1600/potion%2Brevive.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="428" src="https://4.bp.blogspot.com/-IEW0-wgn3PU/V4UaniTZDYI/AAAAAAAAFVI/wZcRu9s5FsEK7LRU8fgr1s1xxHxi8n81ACLcB/s640/potion%2Brevive.jpg" width="640" id="id_acfc_d9c6_792_ca7" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Revive:</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kalo Pokemon lo pingsan karena KO dibantai lawan, nih ramuan yang bisa bikin dia siuman.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Razz Berry:</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pernah nyoba nangkep monster yang CP tinggi, udah masuk Pokeball tapi bisa kabur lagi? Nah, sebelum lo lempar PokeBall, lempar dulu Razz Berry, biar monsternya sibuk makan Razz Berry, baru deh lo tangkep pake PokeBall. Dijamin nggak ngabur lagi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Eggs:</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Inih adalah telor Pokemon yang bisa menetas. Isinya random, kadang Pokemon yang langka, kadang Pokemon yang biasa aja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Egg Incubator:</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ini adalah alat buat menetaskan telor Pokemon lo. Caranya simpel, klik telor yang mau lo inkubasi, terus klik gambar tabung inkubator. Telor akan menetas sesuai dari keterangan yang ada di bawah logo telurnya. Misal keterangannya 5.0 KM, maka telur itu akan menetas setelah lo berjalan 5 KM jauhnya sejak si telur masuk inkubator.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Gold Coin:</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Intinya ini duit di dunia Pokemon. Gunanya buat beli Razz Berry, Egg Incubator, Pokeball, Insence, Lure Modul, dll. Beli Gold Coin kalo di android bisa pake pulsa, disetting dari payment setting goggle playstore. Kalo di iOS, ya harus pakai kartu kredit. Tapi, nih game bukan tipe pay to win kok. Selama lo rajin keliling nangkepin monster dan mampir ke PokeStop, semua items yang lo butuhin bakal terpenuhi tanpa perlu beli Gold Coin.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Q & A</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Ini game bisa diinstall di hape apa aja?</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Untuk android, minimal OS Kitkat ke atas. Untuk iOS, kayaknya iphone 5 ke atas lancar jaya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i><br></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Kok di daerahku nggak ada PokeStop dan Gym kak?</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nih developer game Pokemon Go adalah developer dari aplikasi INGRESS, yang dulu fungsinya adalah nge-tag lokasi-lokasi gitu. Nah, Pokemon Go menggunakan portal-portal checkpoint INGRESS untuk penempatan PokeStop dan Gym. Kalo daerah lo nggak pernah ada yang main INGRESS, ya PokeStop dan Gym-nya juga nggak ada. Tapi, monsternya tetep bakal ada di sekitar lo kok. Biasanya, untuk daerah-daerah terpencil emang susah nyari PokeStop maupun Gym.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i><br></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Kok di Hapeku nggak bisa pake fitur AR kak?</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Biasanya itu karena hape lo nggak support gyro-nya. So, matiin aja fitur AR-nya. Malah gampang buat nangkepin monsternya. Nggak goyang-goyang. Hehe..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>GPS Signal Not Found. What the hell?</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sering kejadian kayak gini gara-gara lo pernah pake aplikasi Fake GPS, yang mengharuskan lo untuk Allow Mock Location. So, harus lo balikin ke settingan standar. Karena game Pokemon Go, nggak bisa dicurangin pake Fake GPS. Kalo udah lo balikin ke settingan standar, dan masih GPS Not Found, mungkin koneksi di daerah lo emang terkutuk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Apa itu Evolve?</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Evolve adalah sebuah proses di mana monster lo bakal menjadi lebih sangar, dan lebih kuat. Biasanya untuk melakukan Evolve, lo perlu item bernama candy. Candy didapat dari mana? Dari monster-monster yang lo transfer ke profesor. Setiap satu monster yang lo transfer ke profesor, bakal ditukar sama satu candy.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Cara Transfer Monster ke Profesor gimana, Kak?</i></span></div>
<div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Klik menu utama di bagian bawah tengah layar yang berlogo Pokeball, terus klik menu Pokemon, lalu pilih monster mana yang mau lo transfer, terus scroll ke bawah mentok, nanti ada tombol Transfer. Klik deh!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">So.. That's all I can say untuk perkenalan game ini. Semoga bisa membantu kalian untuk lebih mengerti dalam memainkan game Pokemon Go. Nih game emang dinanti-nanti oleh para pecinta Pokemon jadul. Buat adik-adik yang nyoba main, stay safe ya. Jangan motoran sambil megang hape, jangan masuk pekarangan rumah orang tanpa izin, dan jangan ngebobol kartu kredit ortu buat beli Gold Coin. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Yap.. Sampe sini dulu postingan gue kali ini. Udah capek 2 jam ngetik beginian. Sudah waktunya jari gue direbonding. Besok-besok kalo ada yang perlu ditambahin, bakal gue update nih postingan. Dan kalo ada pertanyaan, silakan tulis di kolom komentar, ya! Ciao!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-815632487303842642016-07-01T18:20:00.004+07:002016-07-04T01:33:21.505+07:00Gue Pernah Dipukul Guru<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"MAU JADI APA KALIAN?!" Teriak Pak Slamet, guru berbadan tegap dan suara menggelegar itu kepada kami, 6 siswa STM yang ketauan judi kartu di WC sekolah.</span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kami semua terdiam, badan bergetar, keringat menetes-netes. Pak Slamet kembali berteriak, "TARUH TANGAN KALIAN DI MEJA SAYA! SEKARANG!"</span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kami hanya bisa mengikuti perintah beliau. Kami takut, kalo kami nggak nurut, Pak Slamet berubah jadi Megatron. Kami pun meletakkan tangan kami di meja guru kelas secara sejajar dengan perasaan was-was. Semua anak-anak di kelas baca Surat Yasin secara berjamaah.</span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pak Slamet kemudian mengambil sebuah penggaris kayu sepanjang satu meter yang biasa dipakai untuk mengajar. Tak memberi aba-aba, beliau langsung memukulkan kayu itu ke tangan kami yang tergeletak di meja itu. Kami berteriak kesakitan dan memohon ampun. Singkat cerita, pulang sekolah, gue dan 5 teman lain kesulitan untuk naik sepeda motor karena jari tangan kami memar semua.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-OmLHHPQPufY/V3ZQA8n1KqI/AAAAAAAAFTI/MGOd5CD-S5EjEcBWkc2VSO5Z9GzEZkGBwCLcB/s1600/penggaris.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-OmLHHPQPufY/V3ZQA8n1KqI/AAAAAAAAFTI/MGOd5CD-S5EjEcBWkc2VSO5Z9GzEZkGBwCLcB/s640/penggaris.jpg" width="640" id="id_bcce_7ed9_478f_ea84" style="width: 640px; height: auto;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kejadian seperti di atas, bukanlah hal yang asing lagi buat gue. Hukuman fisik seperti lari keliling lapangan, push up, dan dicukur pake pisau sama guru ampe pitak-pitak kayak anjing jamuran pun udah pernah gue alamin. Memang, gue ada sebalnya juga kalo abis kena hukum. Pengin rasanya ngebales kelakuan guru itu. Tapi kalo dipikir-pikir lagi, gue juga nggak bakal dihukum kalo gue nggak salah. Ya kali, gue lagi enak-enak boker di toilet sekolah, tau-tau disuruh push-up, ntar berceceran dong.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Zaman muda, saat darah masih bergelora, gue kadang pengin ngadu ke orang tua. Tapi jangankan nyamperin guru yang ngehukum gue, ortu gue aja nggak pernah ngambilin rapor gue. Jadi, gue pikir keputusan itu nggak bakal berpengaruh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nah, abis kejadian jari digebuk pake mistar kayu itu, Supri, salah satu temen gue judi, ngaduin ke ortunya. Dia berharap agar ortunya datang ke sekolah, lalu memarahi guru yang melukainya. Gue tau, karena waktu dia ngaduin ke ortunya, persis pasca kejadian, gue lagi mampir di rumahnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Loh? Tanganmu ngopo?" Tanya Bokap Supri.</span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Anu Pak.. Tadi digebuk pak guru, kejam banget dia Pak.. Suka semena-mena sama murid." Jawab Supri provokatif.</span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bokap Supri mengecek tangan anaknya, "Wah?! Ampe biru gini.. Digebuk atau diinjak?"</span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Digebuk pake mistar kayu, Pak.. Kejam banget to?" Supri menjawab dengan nada memelas.</span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Lha kok bisa? Kamu salah apa?" Bokap Supri kaget mendengar anaknya dianiaya.</span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"Nganu Pak.. Ketauan judi di sekolah."</span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">"...."</span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bokap Supri menghela nafas sebentar, lalu, "PLAK!"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Terdengar suara tamparan nan perih yang mendarat di pipi Supri. "LHA KOK TADI CUMA DIGEBUK PAKE MISTAR KAYU? KAMU DIGILES PAKE MOBIL JUGA BAPAK TERIMA!"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bokap Supri mendadak jadi bengis. Dia berdiri, dan kembali memukuli Supri. "BIKIN MALU! UDAH BISA NYARI DUIT SENDIRI KAMU?! DUIT YANG KAMU MAKAN TIAP HARI ITU MASIH HASIL KERINGATKU! SEMENA-MENA!" "PLAK! PLAK! PLAK!"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Suasana semakin awkward, gue sembunyiin tangan gue yang juga membiru, lalu buru-buru pamit pulang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Iya, itulah cerminan pendidikan yang gue dapat waktu itu. Guru killer, selalu gue temui sejak zaman SD, SMP, STM, dan bahkan, kuliah pun gue ketemu dosen killer. Tapi apakah guru-guru semacam itu membuat gue membenci figur pendidik? Tidak sama sekali. Bahkan sampe sekarang gue masih respect sama mereka berkat segala ilmu yang diberikannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Momen itu gue sadari waktu gue perpisahan zaman STM. Waktu itu sudah waktunya kami bersalaman dengan para guru. Pak Slamet memeluk gue, sambil... nangis. Iya, dia nangis sambil meminta maaf atas segala hukuman yang pernah dia lakukan kepada gue. Waktu itu gue ikut nangis, dan minta maaf karena sudah membuat beliau terpaksa menyakiti gue gara-gara kenakalan gue. Tangannya yang harusnya digunakan untuk mendidik, jadi digunakan untuk menghajar gara-gara kenakalan gue yang nggak wajar. Gue yakin, setelah ngehukum gue, sebagai pendidik, beliau juga guilty karena profesinya jadi ternodai. Itulah salah satu wujud dari cinta, diikuti penyesalan setiap kali orang yang dicintai tersakiti.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sejak saat itu, gue jadi nyadar bahwa <span style="background-color: yellow;">kita sebenarnya nggak takut kepada guru killer. Kita hanya takut kepada ketidakdisiplinan diri kita sendiri di sekolah</span>. Kalo kita tidak melanggar peraturan apapun, ya kita nggak akan dihukum. Guru nggak akan punya alasan untuk menghukum kita. Segalak apapun dia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ditambah lagi, saat semester akhir kuliah gue, karena gue kuliah di FKIP, gue ada PPL. Di mana, gue harus ngajar di sebuah SMK selama beberapa bulan. Di SMK itu, murid gue bandel-bandel. Bahkan, gue pernah ngalamin pas pulang ngajar, motor gue digembosin murid cuma gara-gara dia dapet nilai jelek pas test. Gue jadi ngerti gimana rasanya jadi guru yang punya murid bengal.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jadi, dari pengalaman masa lalu, buat gue, hukuman fisik (cubit, sit-up, push-up) di sekolah itu masih wajar dilakukan oleh guru, untuk anak yang sudah mulai remaja. Itu pun kalo si anak keterlaluan kelakuannya. Untuk bocah yang masih TK atau SD, kalo bisa cukup teguran halus secara lisan saja, biar gak trauma atau malah takut bersekolah. Hukuman fisik bagi remaja, menurut gue boleh, asal tidak berlebihan, dan tidak memakai kata-kata kotor sebagai makian. Karena luka fisik bisa sembuh sendiri, tapi luka hati kadang kebawa mati. Gue tau, ada juga anak yang tumbuh bersama orang tua, dan tak pernah merasakan hukuman fisik dari ortunya. </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jadi, ketika bertemu dengan guru yang memberi hukuman fisik, mereka bisa trauma.</span><br>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tapi, sepengalaman gue, gue BELUM PERNAH nemu guru yang ngegampar, apabila kesalahan yang dilakukan murid tidak fatal. Kalo cuma karena lupa ngerjain PR, biasanya ya hukumannya cuma disuruh lari keliling lapangan. Biasanya, murid yang digampar itu ya level kurang ajarnya udah nggak wajar. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Untuk orang tua, sudah sepantasnya saat menitipkan anak di sekolah, artinya sudah memindahkan tugas mendidik anak selama di sekolah kepada guru. Apabila tidak mau gurunya mendidik anaknya dengan caranya, ya sekolahkan secara private saja. Di mana selalu bisa diawasi cara mendidiknya. Atau, setidaknya ciptakan perjanjian dulu antara ortu dan guru, hal-hal apa saja yang tak boleh dilakukan kepada si anak. Orang tua berhak protes kepada sekolah, apabila hukuman yang diterima si murid sudah tidak wajar. Misal, digampar sampe ompong, atau dipukul hingga hidung patah, nah, itu sudah masuk pasal penganiayaan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jadi, buat gue kalo cubitan, sentilan, atau lari di lapangan, itu hukuman yang masih wajar dilakukan guru kepada murid, di zaman gue. Kadang, anak-anak harus mengerti bahwa hidup itu keras. Jadi, mendidik jangan selalu lembek. Baru dicubit aja udah ngadu orang tua, apa kabar nanti kalo ditinggalkan kekasih saat sedang cinta-cintanya? Tapi guru juga jangan lupa, kalo berani ngasih punishment, mereka juga harus bisa ngasih reward kepada murid-murid yang baik. Sehingga hal itu bisa jadi motivasi, bukan rajin belajar cuma karena ditakut-takuti. Mendidik memang tak harus keras, tapi harus tegas. Tegas dalam menghadapi kesalahan murid, dan juga tegas menghargai usaha keras murid.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b><i>Tapi semua yang gue sebutin di atas kan "buat gue"</i></b>, atau mungkin buat anak-anak generasi gue, di mana gue lahir, tumbuh di zaman yang berbeda. Cara bergaul gue dulu dan anak-anak sekarang udah beda. Jadinya, kualitas mental dan psikologis pun beda. Untuk anak-anak zaman sekarang, a</span><span style="font-family: verdana, sans-serif;">kan lebih baik lagi kalo mereka mendapatkan sistem pendidikan yang tanpa kekerasan. Misal, memberlakukan sistem poin di sekolah. Jadi, setiap pelanggaran yang dilakukan murid, akan berbuah poin. Besarnya poin juga diatur sesuai dengan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan. Di mana, poin-poin itu berpengaruh dalam proses kenaikan kelas si murid. Hal seperti itu wajib disosialisasikan ke ortu murid saat daftar ulang. Sehingga ortu juga bisa ikut mengawasi sistem ini dan mengingatkan anak-anak mereka. Di zaman ini, tindakan kekerasan fisik sudah tidak relevan. Gue gak kebayang aja, kalo kelak anak-anak yang gue sayang, jaga, dan besarkan, disakiti orang saat mereka jauh dari orang tuanya. It's sad.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana, sans-serif;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana, sans-serif">Bagaimanapun juga, menghasilkan generasi baru yang lebih baik, adalah kewajiban bagi ortu maupun guru. Jadi, lebih baik guru dan ortu selalu bekerjasama. Tidak asal menyerahkan tanggungjawabnya. </font></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Oke.. This is the end of this post. Gue cuma mau berbagi opini gue tentang guru killer yang menghukum murid. Semoga bisa menambah sudut pandang baru dalam melihat masalah ini. Thanks for reading!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Oiyah.. Lo pernah dihukum guru di sekolah? Dihukum apa? </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jangan lupa share</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> ceritanya </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">di kolom komen, ya! :D</span></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-13044639244939161082016-06-20T00:31:00.001+07:002016-06-20T20:37:14.918+07:00Youtube Lebih dari TV?<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">As a man who has been living long enough to see the evolution of social life.. Halah... Gak perlu pake bahasa Inggris. Gak nambah ganteng juga.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Jadi gini, kemarin gue kaget liat keponakan, masih TK, tiba-tiba nyeletuk, "I don't give a f*ck, Bi*ch!", sebagai seorang Om yang budiman, gue shock mendengar kalimat itu keluar dari bibir bocah yang makan bubur aja kadang ngunyahnya belum halus. Gue pun nasihatin dia,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">"Dek.. Gak boleh ngomong gitu. Gak baik." Ucap gue sambil mengelus kepalanya pake tongkat baseball.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Lalu dia melompat-lompat sambil menjawab, "I d*nt give a f*ck, bi*ch! I don't-I don't give a f*ck! Boom!"</span><br>
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span> <br>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-3vr7kIP38-E/V2be6N-oWqI/AAAAAAAAFSo/rxckAcc_t24xl9FvSi_B4jDX0jexprlNwCLcB/s1600/Screen%2BShot%2B2016-06-20%2Bat%2B1.05.01%2BAM.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="https://2.bp.blogspot.com/-3vr7kIP38-E/V2be6N-oWqI/AAAAAAAAFSo/rxckAcc_t24xl9FvSi_B4jDX0jexprlNwCLcB/s400/Screen%2BShot%2B2016-06-20%2Bat%2B1.05.01%2BAM.png" width="400" id="id_466c_18e6_db20_3b9b" style="width: 400px; height: auto;"></a></div>
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Sesaat kemudian tongkat baseball yang tadi gue pegang retak, dan kepala tuh bocah keluar darah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Becanda ding...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Yep.. Seperti yang gue pelajari, gak ada anak nakal, yang ada adalah anak yang meniru. Begitu juga dengan keponakan gue itu. Dia tidak berniat untuk berbuat hal yang tidak baik di mata kita. Dia hanya meniru hal-hal menarik dan keren di matanya. Dan benar saja, ternyata dia meniru apa yang sering dia lihat di Youtube. </span><span style="font-family: "verdana";">Gue yakin, sebagian besar dari kalian ngerti video macam apa yang ditonton dan ditiru sama keponakan gue itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana";">Gue jadi nyadar, dulu zaman muda, gue suka bikin tulisan-tulisan yang cenderung joke-nya jorok. Sering juga ditegur sama sohib gue Benakribo. Tapi waktu itu gak gue gubris. Karena gue belum liat efek nyatanya. Melihat apa yang terjadi ama keponakan gue itu, gue jadi nyadar, ternyata karya seorang idola bisa sebegitu mempengaruhinya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana";"><br></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Memang, zaman sudah berbeda, anak-anak sekarang banyak yang tidak lagi mengikuti anime, lagu anak, maupun sinetron lagi. Banyak yang menghabiskan waktu dan kuotanya untuk nonton Youtube. Sehingga, sifat anak-anak zaman sekarang jelas berbeda dengan sifat anak-anak generasi sebelumnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Bagi anak 90an, mereka bangga dengan masa kecilnya yang indah, penuh dengan lagu anak-anak dan acara anak-anak di TV. Bagi generasi 2000an, sudah banyak dipergunjingkan karena sifat mereka yang mengikuti sinetron-sinetron dan acara musik yang hostnya ngondek dan konon "tidak mendidik".</span><br>
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-uzTezGhELJg/V2bd4sbuVmI/AAAAAAAAFSc/0cHNeCkMGk4v2eSlaiz4NMR6hMw3aApHACLcB/s1600/banci.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-uzTezGhELJg/V2bd4sbuVmI/AAAAAAAAFSc/0cHNeCkMGk4v2eSlaiz4NMR6hMw3aApHACLcB/s400/banci.JPG" width="267" id="id_ef6_7ac9_f30d_6574" style="width: 267px; height: auto;"></a></div>
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Hingga akhirnya, di 2010 ke atas, beberapa orang mulai melakukan gerakan perlawanan atas acara-acara TV yang kurang mendidik dengan cara membuat konten sendiri via Youtube, yang konon lebih mendidik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Pada awalnya, Youtube dan Vimeo memang sebuah media yang sangat menghibur dan mendidik di mata gue sebagai user biasa. Namun dengan naiknya popularitas Youtube karena mulai lancarnya internet Indonesia dan Smartphone yang bisa mengakses Youtube semakin terjangkau harganya, akhirnya Youtube menjadi pisau bermata dua.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Youtube bisa menjadi platform yang penuh ilmu, namun juga bisa menjadi platform yang penuh dengan penyakit. Tergantung konten macam apa yang sering dinikmati oleh penontonnya. Dari video-video kucing giting, sampe tutorial menciptakan bom pun ada di sana. Nah, kalo yang nonton orang yang sudah dewasa pola pikirnya, dia kemungkinan besar bisa menyaring isinya. Kalo yang nonton anak-anak? Mereka tidak akan bisa menyaring apa yang mereka lihat, tanpa peran orang tua.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><b><i>Youtube lebih dari TV?</i></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Makes sense... Tapi hal itu berlaku untuk segmen A & B, dan mungkin sebagian segmen C+. Di mana segmen-segmen itu cukup mampu untuk memiliki gadget yang support Youtube & beli kuota internet yang cukup gendut dan biasanya tinggal di daerah perkotaan atau suburban yang jaringan internetnya nggak mengenaskan. Tapi bagi sebagian segmen C & D, terutama di daerah-daerah yang jaringan internetnya masih GPRS, mereka masih menikmati acara-acara TV.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Dan inget, manula, ibu-ibu, bapak-bapak, masih lebih suka nonton Tukang Bubur Masuk ISIS dibanding nonton web-series. Jadi, kalo dibilang Youtube lebih dari TV sih, gue pikir belum. Segmen penonton TV masih lebih luas dibanding pengguna Youtube di Indonesia, mengingat jumlah rakyat miskin di negeri ini masih luar biasa. Yah, memang tak menutup kemungkinan, Penonton Youtube semakin bertambah, dan penikmat TV semakin berkurang di masa depan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Menurut survey yang pernah gue baca, tahun 2013, Indonesia termasuk dalam sekitar 20% pengguna Youtube dunia. Gak heran, kita emang udah masuk ke taraf kecanduan internet. Berbagai sosial media kita coba. Gak percaya? Gue yakin ada yang punya ID Path, Facebook, Twitter, IG, Line, secara bersama-sama. Tenang.. Gue juga. Dan angka 20% ini gue yakin akan membesar terus ke depannya. Betapa mengerikan kalau nantinya Youtube benar-benar lebih dari TV, namun kualitas kontennya lebih rusak dari TV? Kebayang gak, kalau sampai smartphone kelak jatuh di tangan orang-orang yang tidak smart? Ditambah lagi, penonton Youtube Indonesia mayoritas adalah ABG dan remaja. Gak percaya? Liat aja Youtube Fan Fest taun kemarin. Banyakan yang dateng anak SMP dan SMA. Ngeri loh anak-anak usia mencari jati diri ini kalo sampe tersesat oleh info yang salah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Oke.. Udah ngalor ngidul gak jelas, sebenernya gue mau ngomongin apa?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Gini.. Gue cuma mau mengajak semua pihak, baik itu content creator di Youtube ataupun penikmat Youtube untuk menyiapkan diri atas migrasi pengguna TV ke Youtube di masa depan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Bagi para creator, marilah kita pahami bahwa Youtube adalah platform yang sangat mudah diakses oleh siapapun dengan gadget mereka. Untuk itu, mari kita ciptakan konten yang proper agar bisa dinikmati oleh segmen yang tepat sasarannya. I know, sebagian dari creators mungkin mikir, "Gue bebas berekspresi di akun gue sendiri dong! Kenapa diatur-atur?"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Oke.. Setuju, tapi tolong kembali diingat, kita main Youtube itu berawal dari keresahan kita akan acara-acara di TV yang tak mendidik, kan? Jangan sampai kita mengulangi kekurangan TV yang pernah kita sebalkan ini di Youtube. Yang artinya, kita gagal memperbaiki apa-apa. Kalopun mau mengupload konten-konten yang vulgar, tolong.. Tolong banget seenggaknya kasih Warning bahwa konten itu bukan buat bocah. Lebih baik lagi, kalo lo set video itu dengan fitur <i><b>"age-restriction"</b></i>. Sehingga video itu gak bisa ditonton bocah-bocah yang belum cukup umur. Ada kok menunya di Advanced setting Video Manager Youtube.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Fitur itu akan memaksa orang yang mau nonton video vulgar untuk login dan diverifikasi usianya. Kalo gak cukup umur, display ini bakal nongol.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<div style="text-align: center;">
<img alt="" height="360" id="id_ae9e_af0b_256f_d508" src="https://lh3.googleusercontent.com/-_MrjhKGc2lM/V2bW_CIRybI/AAAAAAAAFSA/lgbtP7WDdOE/%25255BUNSET%25255D.png" style="height: auto; width: 392px;" title="" tooltip="" width="640"> <span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
</div>
<br>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">I know, bocah-bocah itu bisa memalsukan usianya untuk tetap menikmati video itu. Tapi, at least, kita udah menunjukkan bahwa kita tidak berusaha menyesatkan mereka dengan konten yang tak sesuai dengan usianya. Sisanya, adalah tanggung jawab orang tua. </span><br>
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span> <span style="font-family: "verdana";">Jadi, marilah kita kembali ke semangat awal kita, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><b><i>"Acara TV gak ada yang mendidik? Lalu, sudahkan konten Youtube kita mendidik?"</i></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Yah.. Gue tau, mendidik anak orang bukanlah kewajiban kita. Tapi gue sangat berharap, <span style="background-color: yellow;">kalopun kita gak bisa mendidik, setidaknya janganlah merusak anak orang deh</span>. Apa kita siap, jika suatu saat anak kita yang masih balita, kalimat pertamanya adalah "I don't give a f*ck, b*tch"?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Untuk para orang tua, gue lihat banyak yang bebasin anak main gadget, nonton Youtube, yang penting gak rewel. Please. Jangan secuek itu. Orang tua harus memperhatikan dan mendampingi anak-anak saat menikmati konten apapun di dunia internet. Jangan sampai anak-anak menikmati konten yang tidak tepat usia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span> <br>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-fHrYpW3lYGo/V2bbwD-d7tI/AAAAAAAAFSQ/IbizkzpAQAog-T8C8bW6ClurVZbNtacpwCLcB/s1600/yt%2Bfor%2Bkids.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="https://2.bp.blogspot.com/-fHrYpW3lYGo/V2bbwD-d7tI/AAAAAAAAFSQ/IbizkzpAQAog-T8C8bW6ClurVZbNtacpwCLcB/s400/yt%2Bfor%2Bkids.jpg" width="400" id="id_fcab_3fef_cc35_416c" style="width: 400px; height: auto;"></a></div>
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Gue sarankan, bagi para orang tua untuk menginstall <b>Youtube Kids/Kids Videos for Youtube</b> di mana isinya adalah konten-konten pilihan dari Youtube yang memang untuk anak-anak. Sehingga, anak-anak bisa tumbuh dengan wajar, tanpa mengikuti hal-hal kurang baik yang mereka anggap keren. Gue yakin, gak ada orang tua yang mau anaknya bikin bom sendiri dan meledakkan kandang ayam tetangga.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Atau, kalo masih tetep mau pake aplikasi native Youtube, pakai cara lain untuk mengarahkan konten-konten yang layak ditonton anak-anak. Dalam waktu senggang orang tua, pilihlah konten-konten anak-anak di Youtube, lalu klik menu <b>Safe Offline</b>. Lalu, saat anak-anak memegang gadget, pastikan gadget itu berada di Airplane Mode, sehingga mereka hanya bisa mengakses video-video yang sudah anda pilihkan sebelumnya, tanpa bisa nyasar ke video-video orang dewasa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span> <span style="font-family: "verdana";">Gue ngomong gini karena resah banget. Beberapa minggu yang lalu, ada beberapa video film dewasa Korea yang isinya semi bokep di halaman "Trending" Youtube. Di mana, siapapun bisa nonton, tanpa perlu login. Termasuk adik lo, anak lo, ponakan lo, bisa ngebokep semua. Ini creator yang upload videonya terkutuk! Mau banget Youtube beneran diblock dari Indonesia karena meresahkan? Lalu kita terpaksa nonton acara-acara yang dipilih pemerintah doang?</span><br>
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Yap.. That's all I can say on this post. Maaf, jempol udah pegal ngetik. Soalnya ini gue ngepost dari hape. Semoga postingan ini bermanfaat dan bisa membuat kita semua sadar, bahwa teknologi gak cuma harus diikuti, tapi juga diwaspadai. Ingat, tulisan ini adalah sebuah ajakan, bukan pemaksaan, maupun perlawanan. The choice is yours. I ain't a saint. I did mistakes as well. Yet at least I try to make things better than yesterday. Would you do it too?</span><br>
<span style="font-family: "verdana";"><br>
</span> <span style="font-family: "verdana";">Buat yang mau liat konten-konten Youtube gue, silakan subscribe channel gue yah! Isinya webseries belajar bahasa Inggris, MotoVLog tentang sepeda motor custom, gadget/apps review, cerita bergambar yang inspiratif, dan DIY mainan-mainan hobby:</span></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><br></font>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "verdana";"><iframe frameborder="0" scrolling="no" src="http://www.youtube.com/subscribe_widget?p=nyinx2" style="border: 0; height: 105px; overflow: hidden; width: 300px;" id="id_babe_2355_9815_a6a6">&amp;amp;amp;amp;lt;br &amp;amp;amp;amp;gt;</iframe>
</span><br></div>
<span style="font-family: "verdana";"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana";">*tetep promo* *fakir subscribers*</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana";"><br></span></div>Oiyah.. Lo ada pengalaman efek Youtube buat anak-anak kecil di sekitar lo? Tulis di kolom komentar ya! :)</span></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-73659894483868114842016-05-30T23:03:00.000+07:002016-05-31T16:39:40.180+07:00Tipe-tipe Teman Yang Pasti Akan Pernah Kamu Temui Dalam Hidup<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="" id="id_42a2_e6e9_6de2_7adb" src="https://lh3.googleusercontent.com/-ZxRhoMTLrTo/V0xhOYTZD7I/AAAAAAAAFQI/1i0GrKS4__Q/%25255BUNSET%25255D.png" style="height: auto; width: 392px;" title="" tooltip="" /> <span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Eyang gue pernah bilang,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><i>
"Di belakang orang sukses, akan selalu ada tiga pihak: Pembenci, Pendukung, dan Penjilat."</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">
Dulu gue nggak ngerti maksud eyang gue itu apa, tapi setelah gue berkarier, akhirnya gue mampu memahaminya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">
Selama 17 tahun gue hidup di dunia, dari zaman masih orok hingga jadi pria tampan nan dewasa seperti sekarang, gue sudah menemukan berbagai bentuk karakter manusia. Tak bisa dipungkiri, mereka juga turut andil dalam membentuk karakter gue hingga jadi kayak begini. Nah, setelah gue analisa secara lebih mendalam, akhirnya gue bisa mengklasifikasikan beberapa tipe teman yang pernah sekedar mampir dalam hidup, atau masih eksis mengisi hidup gue.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><b>
Pembenci (Hater)</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">
Buat sebagian orang, haters itu akan dianggep sebagai musuh. Tapi buat gue, haters itu tetep masuk ke dalam daftar teman. Teman yang cukup penting, malah. Kenapa? Karena haters adalah orang yang tak lelah mencari-cari kekurangan gue untuk dijadikan bahan hujatan. Nah, kalo dalam proses pembuatan website atau aplikasi developer aja harus bayar orang buat nyari "bugs" (masalah dalam coding web/aplikasinya), ini gue punya orang-orang yang dengan suka rela mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikirannya cuma buat nyari "bugs" di diri gue. Hal itu membuat gue berkesimpulan bahwa, haters adalah teman yang paling tulus.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Namun, ada haters yang gue kurang suka. Yaitu haters yang nggak ngasih tau kekurangan gue apa, tapi cuma ngata-ngatain aja. Biasanya haters semacam ini, gue temuin tiap pagi lagi ngaduk-ngaduk tempat sampah, atau nguras septic-tank.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><b>
Pendukung</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">
Ini adalah tipe teman yang mungkin paling gue butuhin. Soalnya, gue adalah tipikal orang yang nggak bisa ditinggalin sendiri. Soalnya gue suka ngobrol. Apapun masalah yang gue hadapi, bisa tuntas atau minimal berkurang bebannya kalo udah ngobrol.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Teman yang supportif, bukan sportif, adalah tipe teman yang dibutuhkan oleh siapa saja. Dia bisa menemani kita, menjadi winger kita, membantu memecahkan masalah kita, atau setidaknya selalu siap minjemin telinga.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Namun, gue juga nggak suka teman yang terlalu supportif, di mana dia bakal selalu bela gue, gak peduli gue bener atau salah. Membela seseorang cuma dengan alasan solidaritas itu kadang tidak tepat. Kita tidak perlu memusuhi orang, cuma karena teman kita memusuhinya. Kita gak perlu membela teman, di saat teman kita yang membuat kesalahan. Solidaritas yang kebablasan itu adalah dorongan bagi orang-orang pengecut yang suka membuat masalah, untuk diselesaikan secara keroyokan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><b>
Penjilat</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Ini adalah tipe teman paling menakutkan. Tipe penjilat atau orang bermuka dua ini sebaiknya berteman dengan orang yang suka cari muka. Biar imbang jadinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Kenapa gue bilang teman penjilat itu paling menakutkan? Soalnya, teman yang suka menjilat kadang membuat kita terlena dengan segala kata dan sikap baiknya. Sehingga kita menjadi sangat percaya kepadanya. Lalu kita menitipkan masalah-masalah pribadi kepadanya. Namun endingnya masalah itu menyebar ke mana-mana.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Teman penjilat, selalu bermotivasi untuk membuat hidup kita tak lagi menyenangkan, dan mengambil sebanyak mungkin keuntungan. Di depan kita, dia akan ngomong dengan segala kelembutan, di belakang kita dia akan menyebarkan kebencian.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><b>Teman Sekedar Kenal</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Ini adalah tipe teman yang sekarang paling banyak jumlahnya. Di dunia internet ini, kita sering balapan jumlah friendlist maupun followers di sosmed. Sehingga kita merasa punya banyak teman, padahal itu semua cuma angka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Teman ala kadarnya di sosial media ini tak akan memberikan banyak efek di kehidupan nyata. Tak akan menjenguk kita saat sedang diopname. Tak akan datang ke rumah saat kita merayakan ulang tahun. Tak akan melayat saat keluarga kita berkabung. Karena semua mereka wakilkan dengan komentar "GWS, HBD, dan Emoticon Frowned."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Teman yang seperti ini, membuat kehidupan tak bisa lepas dari belenggu sepi. Tak ada ikatan empati, maupun ikatan hati. Makanya, nggak perlu banyak-banyakan teman yang tak bisa benar-benar diajak silaturahmi. Mereka ada atau gak ada, hidup kita nggak akan terlalu terpengaruhi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Yak.. Itu sedikit curahan hati gue mengenai pertemanan. Semoga bisa mewakili isi hati kalian juga. This is the end of the post. Thanks for reading.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Btw, lo paling banyak punya tipe teman yang kayak apa?</span></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-5658157159919898702016-05-07T22:32:00.002+07:002016-05-07T22:38:05.239+07:00Musim Libur, Ke Bali Gratis yuk!<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bentar lagi musim libur panjang dateng. Udah ada rencana buat jalan-jalan belum? Kalo belum, gue mau ngajakin lo liburan ke bali gratis. Siapa tau, lo tertarik buat ikutan. Wahai para banci kuis, mana suaranyaaaaa? Uuuuuww.. Bali!!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-fPrZZCJ3K18/Vy2Jumg58-I/AAAAAAAAFPY/KnPfmodtcH4A9-6Lh0EBoAaGYek1C1b-ACLcB/s1600/bali%2Bgratis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://4.bp.blogspot.com/-fPrZZCJ3K18/Vy2Jumg58-I/AAAAAAAAFPY/KnPfmodtcH4A9-6Lh0EBoAaGYek1C1b-ACLcB/s640/bali%2Bgratis.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i>Background story</i> dulu nih, jadi ceritanya, Huawei abis ngerilis gadget baru. Namanya adalah Huawei Y6 4G, generasi baru dari Huawei Y6 sebelumnya. Nih gadget adalah smartphone dengan harga yang terjangkau buat kantong kita, para fakir warteg ini, namun support koneksi 4G. Bayangin, hape dengan harga di bawah 2 juta, bisa buat streaming Youtube HD tanpa buffering.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Koneksi 4G itu udah jadi kebutuhan vital untuk smartphone zaman sekarang. Soalnya, jaringan 3G udah penuh sesak, jadinya, speed upto 7,2 Mbps yang ditawarin oleh provider di jaringan 3G pun udah overload. Ditambah lagi, dengan kualitas multimedia contents yang semakin oke, pastinya makan bandwidth internet semakin gede juga. Bisa dibilang, jaringan 3G sudah nggak kuat melayani hasrat internetan kita di zaman sekarang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dengan alasan itu, Huawei Y6 4G datang dan mencoba untuk menyadarkan kita bahwa koneksi 4G adalah fitur yang wajib untuk disematkan di smartphone zaman sekarang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-FffjT9fWGOQ/Vy2J27Al2nI/AAAAAAAAFPc/CFfwDBRZL9Q9tGLNtEEia0v25n83AKGPgCLcB/s1600/Huawei.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="460" src="https://4.bp.blogspot.com/-FffjT9fWGOQ/Vy2J27Al2nI/AAAAAAAAFPc/CFfwDBRZL9Q9tGLNtEEia0v25n83AKGPgCLcB/s640/Huawei.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ditambah lagi, dengan harga segitu, Huawei Y6 4G udah didukung kamera yang jernih, resolusi 8 Mega-pixel dan f/2.0. Selain itu, kameranya juga udah canggih! Ada fitur face detection, panorama photo, panorama selfie, dan touch focus. Bayangkan, kurang worth it apa?!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Buat lo yang pengin ngerasain semua fitur itu sambil liburan ke Bali gratis, yuk ikutan kompetisi Huawei Y6 4Gent <i><span style="font-size: x-small;">(baca:</span></i></span><i style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"> Huawei Y6 4G Agent)</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">. Bakal dipilih 5 orang peserta yang akan dikirim ke Bali buat liburan dan ngetest semua fitur canggih Huawei Y6 4G. Selain itu, selama 3 hari di Bali, peserta nggak perlu mikirin soal penginapan, transportasi dan makanan. Semua ditanggung Huawei plus uang sakunya loh! Terus, buat tim yang performanya paling oke sepanjang menjalani challenge-challenge seru di Bali, bakal dapet duit 10 juta/orang. Asik parah kan?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><i><b>Caranya gimana, Litt?</b></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">GAMPANG BANGET! Cek aja blog temen-temen gue: <a href="http://amrazing.com/traveling-murah-tapi-mewah/" target="_blank">Alex</a>, <a href="https://backpackstory.me/2016/05/07/double-mamacation-waktunya-kembali/" target="_blank">ArievRahman</a>, <a href="http://mozta.com/gadget/ketika-4g-jadi-lebih-terjangkau/" target="_blank">Ary</a>, dan <a href="http://fallaadinda.com/2016/05/liburan-gratis-ke-bali-selama-3-hari-yuk/" target="_blank">Falla</a>, mereka nulis postingan soal Huawei Y6 4G.</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> Di mana, ada keyword yang mereka sembunyikan dalam postingan mereka itu. Tugas lo adalah, nyari 1 keyword dalam setiap postingan. Jadi, totalnya ada 4 keyword yang harus lo temuin dalam postingan-postingan itu. </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kalo bingung soal clue, boleh colek mereka di twitter.</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> :p</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kalo udah nemu, susun dan submit keempat keyword itu ke web: <a href="http://weipossible.com/" target="_blank">http://weipossible.com</a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-EkPzkjy5jko/Vy2KYqiii2I/AAAAAAAAFPk/Bf9cYDgHE4wI3HqegDNEsHBQe8tZMhEYgCLcB/s1600/IMG_4071.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://2.bp.blogspot.com/-EkPzkjy5jko/Vy2KYqiii2I/AAAAAAAAFPk/Bf9cYDgHE4wI3HqegDNEsHBQe8tZMhEYgCLcB/s640/IMG_4071.JPG" width="426" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Begitu lo udah bener nyusun dan submit semua keywordnya <i><span style="font-size: x-small;">(urutkan biar jadi frase yang masuk akal ya)</span></i>, lo tinggal nunggu aja pengumuman siapa aja peserta yang bakal dipilih buat diajakin main ke Bali. Simpel kan? Yuk lah, ikutan!</span></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-84312864548353522722016-04-08T02:31:00.001+07:002016-04-08T14:36:13.664+07:00Esensi Dari Mencintai<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<img alt="" id="id_5ad7_dbb7_3e47_f5b0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-yqlZkFZSsWw/Vwa1pOZh5_I/AAAAAAAAFO8/zaXmPAExqeA/%25255BUNSET%25255D.png" style="height: auto; width: 392px;" title="" /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Kadang kita dihadapkan dengan pertanyaan dan pendapat dari lingkungan:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">"Kok kamu mau sih sama dia?"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">"You deserve better.."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">"Kamu tuh gak bakal bahagia sama dia."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">"You're nothing to him."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Lalu kita terpengaruh, lalu kita menyerah memperjuangkan perasaan kita kepada orang yang dicinta. Kita merasa, benar juga pendapat mereka. Lalu langkah kita untuk mundur, didukung oleh mereka dengan suka cita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Namun, kita lupa esensi dari mencintai. Bukan mereka yang merasakan, bukan mereka yang menjalani. Jadi, bukan mereka yang berhak memutuskan yang terbaik untuk dijalani. <span style="background-color: yellow;">Esensi dari mencinta adalah untuk merasa bahagia, bukan untuk terlihat bahagia.</span> Memperjuangkan hati si dia, bukan hati lingkungan kita. Menikmati pengorbanan, bukan memaksakan pengorbanan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Orang yang beneran mencinta, saat berjuang untuk orang yang tak bisa termiliki pun bisa tetap merasa bahagia. Orang yang tak benar-benar mencinta, akan kebanyakan mikir untung-ruginya, mungkin-tidaknya, matematis dan logika.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Alogaritma cinta itu unik. Kita gak bisa <i>compare apple to apple</i> untuk menciptakan pasangan yang harmonis & bahagia. Dua orang dengan kesetaraan level IQ & EQ, apakah menjamin langgengnya hubungan mereka? Tidak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Orang yang lebih cerdas, kaya, cakep, banyak. Tapi apakah level kecerdasan, kekayaan, dan kecakepan setinggi itu yang selalu cocok untuk kita? Tidak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Justru kadang kita merasa lebih nyaman dengan orang yang nggak lebih cerdas, karena kesamaan kecerdasan kadang malah membuat kita sering berdebat. Kita kadang lebih nyaman dengan orang yang hidupnya gak begitu mentereng, karena mungkin kita akan kewalahan sendiri mengikuti gaya hidupnya. Dan kadang kita lebih suka sama orang yang gak cakep-cakep amat, karena tampangnya nggak bikin insecure bakal ditaksir orang lain. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Nah, kalo udah ngerti hal-hal semacam itu, artinya kita sudah tau yang kita butuhkan. Akan selalu ada orang yang lebih ini-itu di luar sana, tapi belum tentu mereka bisa jadi pasangan yang lebih baik dari yang kita cinta. Kadang, segala kelebihan mereka, hanya akan jadi bahan ketertarikan sesaat saja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Mencintai berdasarkan kebutuhan itu lebih indah. Sedangkan mencintai berdasarkan kemauan itu bakal penuh tekanan, apalagi kalo mencintai berdasarkan kemauan orang lain. Segala yang kita lakukan, akan berdasarkan penilaian orang lain. Ngapain?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Mending kita mencintai orang yang kita butuhkan, dibanding mencintai orang yang kita mau. Kita bisa bosan dengan apa yg kita mau, tapi kita gak akan lepas dari orang yang kita butuh. Jadi.. Silakan mencintai siapapun, yang penting kamu bahagia dan nyaman. Jangan biarkan pendapat lingkungan, menjadi sebuah sandungan. Yang penting kamu mampu mengecap kebahagiaan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Lebih baik patah hati karena pilihan sendiri, daripada patah hati kepada orang yang bahkan tak benar-benar kita kehendaki. Dan lebih seru lagi, kalo kita bisa mencintai orang yang kita pilih sendiri, daripada memiliki orang yang tak kita cintai.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Mencintalah sampai kamu dianggap bodoh. Cinta itu tanpa logika, semakin kamu jatuh cinta, kamu akan semakin terlihat gila. Biarkan orang lain menganggapmu tak punya malu, asal orang yang kamu cinta bisa kamu buat terharu. Karena cinta akan menciptakan refleksi pada diri sendiri. Rasa yang kamu ciptakan untuk si dia, nantinya rasa itu akan kembali kepada dirimu juga. </span><br />
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span>
<span style="font-family: "verdana";">Jangan kamu tanggung beban atas ambisi orang lain. Biarkan otak mereka mengomentari cara kerja hatimu. Seperti manusia yang mengecam hujan, di saat yang sama, mereka tak sadar bahwa air adalah sebuah kebutuhan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana";">Have a good day!</span></div>
alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923236763653476337.post-70884453263688737742016-03-10T01:09:00.001+07:002016-03-10T03:44:15.858+07:00Apakah Bilang Cinta itu Berarti Nembak?<div><div style="text-align: center;"><img id="id_c2d5_6781_4ca6_4688" src="https://lh3.googleusercontent.com/-u4hgz44tXLo/VuB2tRUIAwI/AAAAAAAAFKs/xaNbFdWssCI/%25255BUNSET%25255D.png" alt="" title="" style="width: 392px; height: auto;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Waktu STM, gue suka ama seorang wanita. Setiap hari kami bertemu di kantin. Sambil makan siang, kita sering ngobrol, berbagi banyak hal, dan canda tawa. Gue berbagi tentang pelajaran-pelajaran yang susah. Dia berbagi tentang berapa banyak murid yang dia cukur paksa rambutnya di ruang BP.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Segala keramahan dia, membuat gue merasa nyaman untuk bersamanya. Kebaikan dia juga satu hal yang menambah kekaguman. Kadang gue kalo balik sekolah jalan kaki, dia tawarin tebengan dengan sepedanya. Dia yang boncengin gue. Gue duduk bonceng sambil makan es krim. Sampai akhirnya, setahun kami dekat, di dada gue ada rasa yang membuncah-buncah. Gue merasa berdekatan dengannya adalah candu, sedangkan jauh darinya adalah bibit rindu. Iya, gue nyadar bahwa gue jatuh cinta kepadanya.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Pagi itu, gue beranikan diri untuk sengaja make celana jeans dan kaos oblong ke sekolah. Biar gue dipanggil ke ruang BP dan bertemu dia. Rencana itu berhasil, dan di ruangan itu akhirnya kami hanya berdua. Setelah panjang lebar dia menasehati tentang pelanggaran tata tertib sekolah, dia terdiam dan terlihat kecewa. Namun, dengan segala usaha, gue coba bikin dia ketawa. Dan akhirnya berhasil juga. Gue kembali melihat sebuah senyum indah, berkat kolaborasi gigi yang rapih dan bibir tipis yang ranum itu. Saat dia tertawa terlalu kencang, gue tempelkan jari telunjuk gue ke bibirnya. <i>"Sssh.."</i></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Tawanya terhenti, suasana mendadak hening sekali, sesaat terdengar suara jam dinding berdetak. Dia lalu merapihkan rambutnya yang sudah sedikit beruban itu dengan rasa canggung. Di saat itu, gue bilang, <i>"Kamu tau kenapa aku suka membuatmu tertawa?"</i></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dia hanya menggeleng sambil menyembunyikan rasa malu. Gue melanjutkan omongan gue, <i>"Karena membahagiakanmu adalah hal yang bisa membuatku merasa berguna. Sehingga, hal itu membuat aku bahagia juga."</i></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Dia termenung. Gue lanjutin omongan gue lagi, <i>"Mungkin ini terdengar bodoh, tapi aku hanya ingin kamu mengerti. Aku mencintaimu, sejak pertama kali kamu menawariku untuk duduk berdua di kantin dan makan bersamamu. Kesederhanaan dan keramahanmu, meluluhkan hatiku yang sempat membatu."</i></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Yap! Gue akhirnya meluapkan semua isi hati yang sudah lama gue pikul sendiri. Dan apakah dia senang mendengarnya? Gue nggak tau. Tapi sejak hari itu, dia tak pernah makan di kantin lagi. Dia nggak pernah ngajak gue ngobrol lagi. Dan setiap pulang sekolah, dia naik Jet Pribadi, agar tidak berpapasan sama gue yang jalan kaki.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Iya, dia menghindar setelah gue mengakui bahwa gue mencintainya. Gue kecewa, ternyata sifatnya tak sedewasa umurnya. Oh.. Bu Ningsih.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: center;"><font face="Verdana">***</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Cerita di atas, bikin gue pengin berbagi sesuatu ke kalian. Iya, tentang ungkapan cinta dan konsekuensinya.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Jadi, menurut pemahaman gue, ungkapan cinta itu NGGAK SELALU berarti nembak. Itulah kenapa, gue suka heran kok ada aja orang yang cinta, tapi nggak berani mengakuinya. Ada yang takut ditolak, ada yang takut jadi berjarak. Padahal sekali lagi, bilang cinta, bukan berarti nembak. Bilang "aku cinta kamu", bukan berarti "kamu mau jadi pacarku nggak?"</font></div></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Karena itu pengakuan atas sebuah rasa, bukan ekspresi atas sebuah asa.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Yang lebih nyebelin lagi adalah oknum-oknum yang tukang ge'er. Gara-gara ada orang yang nggak dia suka bilang cinta ke dia, lalu dia ngabur gitu aja. Oknum-oknum yang kayak gini yang bikin orang jatuh cinta, memilih untuk diam saja.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Mari kita berpikir secara lebih dewasa. Coba kita ubah sudut pandang kita mengenai orang yang mengucapkan kata cinta. Jangan anggap sebuah ungkapan cinta itu sebagai tembakan, tapi sebuah pujian.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Kenapa dia cinta ke elo? Pasti dia melihat hal-hal yang menarik dari elo. Itu pujian.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Kenapa dia cinta ke elo? Pasti dia menilai elo bisa membuat dia nyaman. Itu pujian.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Kenapa dia cinta ke elo? Pasti dia berpikir elo spesial. Itu pujian.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Nah, dari fakta-fakta di atas, bagian manakah dari ungkapan cinta yang membuat lo tersinggung? Gak ada. Lalu kenapa lo harus menghindar kalo orang yang gak lo suka memberi sebuah pujian ke elo? Jangan jadi makhluk yang sok terlalu berharga, di mana cuma mau menerima pujian dari orang yang elo suka aja.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Cinta itu adalah anugerah Tuhan yang nggak bisa diatur oleh pikiran. Kalo ada orang yang cinta, itu bukan manusia yang menghendaki. Hatinya yang terjatuh sendiri. Dia jatuh cinta kepada orang yang kadang tak dia duga. Dan buat lo yang belum pernah jatuh cinta, gue kasih tau: Cinta itu bisa jadi beban di hati, kalo belum pernah diakui. Itulah kenapa, orang yang jatuh cinta, cenderung ingin mengungkapkan perasaannya. Bukan.. Bukan untuk memilikimu, tapi cuma ingin merasa lega aja dulu.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Nah, terus gimana kalo abis ada orang yang bilang cinta ke kita?</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Ya ucapin makasih aja. Gak ada tendensi untuk bilang "aku juga cinta" atau "maaf, aku gak merasakan hal yang serupa" kok.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Setiap orang berhak untuk mencintai, lalu mengakui. Nah, untuk urusan memiliki, baru butuh sebuah kesepakatan. Lalu bagaimana agar kesepakatan itu terwujud? Ya kalian berdua harus punya perasaan serupa. Kalo tidak ada perasaan serupa? Ya lanjutkan hidup, tanpa perlu terbebani oleh ungkapan cintanya. Anggap saja itu sebuah pujian yang bisa kamu terima, tanpa perlu respon spesial juga.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Gue kasih tau serunya kalo ada orang yang ngungkapin cintanya. Nikmati aja.. Biarkan dia membuktikan apa yang dia ucapkan, dengan perbuatan yang nyata. Tanpa perlu lo minta. Kalo emang dia cinta, dia akan terus berjuang ke depannya. Tapi kalo cintanya di bibir saja, nanti dia juga akan lelah dan bosan berjuang. Wajar.. (Baca: </font><font face="Verdana"><a href="http://www.shitlicious.com/2014/06/yang-lo-rasain-itu-cinta-atau-apa.html" id="id_931e_b743_c567_bba7" target="_blank">Kadang orang juga salah mengartikan perasaannya.</a>)</font><font face="Verdana"> Orang yang beneran cinta, tak akan lelah untuk berjuang, karena kebahagiaan orang yang dicinta, merupakan sumber energinya.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Lalu, apakah kita harus terus membiarkan orang yang kita cinta itu terus berjuang? Di saat segala perjuangannya benar-benar tak bisa membuat hati kita luluh?</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Jawaban gue, iya.. Kalo dia berjuang untuk selalu membahagiakan kita. Jangan ditolak kebaikan-kebaikannya. Tapi, kalo dia meminta kita untuk menjadi miliknya, di saat kita gak merasa cinta, silakan tolak dia, dan minta dia berhenti saja. Toh, dia harus sadar bahwa MENCINTAI dan MEMILIKI adalah dua misi yang berbeda. Mencintai adalah ekspresi hati, sedangkan memiliki adalah ekspektasi ego.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Cinta memang tak bisa dipaksakan. Tak bisa dipaksakan untuk mati, dan tak bisa dipaksakan untuk tumbuh. Jangan menerima dia cuma karena kasihan saja. Karena, nantinya lo akan menyakitinya juga, dengan perasaan palsu yang lo berikan ke dia.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><b><i>"Bang.. Kalo nanti aku baikin dia padahal aku gak suka, nanti aku dicap tukang PHP gimana?"</i></b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Jangan takut. Orang-orang yang suka nuduh lo PHP di saat dia gagal memiliki elo, itu bukan salah elo. Itu salah mereka, yang berharap untuk memiliki elo. Sehingga, saat mereka gagal memiliki elo, mereka kecewa ke elo. Lalu nuduh elo jahat, karena tak bisa menerima mereka setelah sekian banyak perjuangan yang mereka kasih. <i>(Baca: </i></font><i><a href="http://www.shitlicious.com/2012/04/dia-php-atau-kamu-yang-ngarep.html" id="id_416_d13c_d328_8a1c" target="_blank">Dia PHP, atau Lo Yang Ngarep?</a><font face="Verdana">)</font></i></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Biarin aja orang kayak gitu pergi, dengan apapun yang mereka pikirkan tentang lo untuk menghibur diri. <span style="background-color: rgb(255, 255, 0);">Salah sendiri selalu mencoba untuk ngasih, tapi berakhir dengan pamrih.</span></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Oke.. This is the end of the post. Semoga mencerahkan. Bagi yang jatuh cinta, jangan takut buat mengakui. Bagi yang abis dikasih ucapan cinta, jangan buru-buru menjauhi.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana">Btw, lo pernah bilang cinta terus dijauhi juga? Share dong ceritanya!</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="Verdana"><br></font></div><div><br></div>alitthttp://www.blogger.com/profile/16490026713705013461noreply@blogger.com