Dek..
Di usiamu yang ke 2 taun, kamu pernah dilarikan ke UGD karena minum minyak tanah saat kami, orang-orang dewasa yang harusnya menjagamu, lengah. Saat itu bibirmu sudah membiru, kita semua kalut melihat keadaanmu. Lalu, setelah para dokter dan perawat mengeluarkan racun itu dari tubuhmu, esok harinya, kamu sudah bisa lari-larian di halaman rumah dengan ceria kembali. Sejak saat itu, kami semakin ketat menjagamu, layaknya cangkang kerang yang melindungi sang mutiara.

Dek..
Di usiamu yang ke 5 tahun, Mas Alitt melakukan sebuah kesalahan besar. Saat itu, Mase naik sepeda, kamu ngotot mau ikut. Mase udah ngelarang kamu, tapi kamu nekat bonceng saat mase sudah melaju. Lalu tanpa sengaja jari kelingking kakimu masuk ke rantai sepeda dan tergerus oleh gir sepeda itu. Kamu menjerit kesakitan, lalu mama membawamu ke dokter, sambil memelototi Mase dengan penuh kemarahan. Saat itu Mase sedih, bukan karena dimarahi oleh Mama, tapi Mase sedih karena Mase yang harusnya melindungimu, malah jadi melukaimu. Namun sejak saat itu, Mase semakin bertekat untuk tidak pernah membuatmu terluka lagi.

Dek..
Saat kamu mulai sekolah SD, kamu dititipin Mama untuk diurus sama Mase. Kita tinggal berdua saja di rumah yang setengah jadi itu. Setiap pagi, Mase bangunin kamu, ngajak kamu mandi, lalu sarapan bareng, dan Mase mengiringimu naik sepeda sampai sekolah, memastikan kamu selamat sepanjang perjalanan.

Dek..
Saat Mase mulai bisa nyari uang sendiri, Mase mencurahkan semua kasih sayang Mase kepadamu dalam bentuk uang. Mase tidak bisa menemanimu setiap hari, karena Mase merantau di kota orang. Namun ternyata, kasih sayang berbentuk uang yang berlebihan, malah membuat kamu terjerumus di lembah kenakalan. Drop out saat kelas 1 SMA, lalu uang yang mase kirim selalu habis untuk hura-hura, bukan untuk hal yang berguna. Mase ingat, bagaimana saat itu Mase marah kepadamu. Hingga Mase obrak-abrik tempat tongkronganmu dan teman-teman bejatmu. Tapi yang harus kamu ingat, saat itu Mase lebih marah kepada diri sendiri. Mase kecewa kepada diri sendiri, karena Mase tidak bisa menjaga dirimu hingga menjadi remaja yang lurus menjalani hidup. Sejak saat itu, Mase bertekad untuk membuatmu jadi anak yang mandiri dan kuat, tanpa perlu mase manja setiap saat.

Andi, adikku..
Kamu ingat beberapa tahun yang lalu, saat kamu ikut lomba videografi mewakili sekolahmu? Kamu dengan jujur mengatakan, bahwa kamu cuma gapai dalam eksekusi, namun kurang jago dalam membuat konsep kreatif. Saat itu Mase memancing kreativitasmu dengan melemparkan beberapa ide kreatif untuk kamu eksekusi. Dan Mase bangga, saat itu videomu bisa mengantarkanmu jadi juara. Bukan Mase bangga karena Mase yang bantuin bikin konsepnya, tapi Mase bangga bahwa ternyata kamu tahu di mana kelemahanmu, bisa mengakui kelemahanmu, lalu berani mengakui itu, untuk kemudian mampu kamu perbaiki kelemahan itu, sehingga kamu bisa menghasilkan karya terbaikmu.

Gantengku..
Mungkin akhir-akhir ini kamu berpikir, ke mana Mas Alitt? Kenapa Mas Alitt nggak mau bantuin kamu lagi? Apakah sudah tak ada rasa peduli?
Tidak, Le.. Masmu ini masih peduli.
Namun sekarang kamu sudah dewasa. Bahkan tinggi badanmu sudah membalap tinggi badanku. Mase berpikir, tak bisa selamanya Mase harus berada di belakangmu. Tak bisa terus-terusan Mase menarikmu dari jalan buntu. Ada sebuah proses bernama pendewasaan diri, di mana kamu harus temukan jalanmu sendiri. Di usiamu yang sekarang, kamu harus bisa membuat pilihan, lalu mempertanggungjawabkan pilihan. Pilihanmu tak akan pernah aku ganggu, aku bebaskan kamu memilih jalurmu. Namun kamu harus bisa mempertanggungjawabkan pilihan itu. Apapun hasil yang akan kamu tempuh. Masa-masa untukmu bermanja, sudah habis jatahnya. Sekarang waktunya kamu menempa mental dan jiwa agar lebih dewasa. Mase percaya, kalo Mase selalu ada untukmu, kamu tak akan pernah menemukan sisi terbaik dari dirimu. Karena itu cara Mase dulu menemukan jati diri. Mase harus berani berdiri sendiri, tanpa mengharapkan siapapun mengasihani.

Kegagalanmu adalah ilmu..
Itu yang bisa aku sampaikan kepadamu sekarang. Sesaat setelah mama mengabari Mase bahwa kamu gagal lagi menembus seleksi calon polisi untuk ke sekian kali. Jangan kamu sesali sebuah kegagalan, Dek.. Karena lebih banyak ilmu yang bisa kamu dapatkan dari kegagalan, dibanding dari keberhasilan.

Mase tau, gimana rasanya hidup di bawah bayang-bayangku..
Di mana kadang Mama khilaf membanding-bandingkan pencapaianmu dan aku. Di mana kadang akan muncul pertimbangan yang tak adil antara aku dan kamu. Namun aku mau kamu tahu, bahwa aku tak pernah membanding-bandingkanmu dengan aku. Aku mencoba mengerti bahwa kita punya kemampuan yang berbeda, tumbuh di zaman yang berbeda, dan karakter kita pun berbeda. Namun ada persamaan antara kita yang mampu aku lihat. Keuletanmu dalam mengejar cita-cita, membuat aku bangga, apapun hasilnya. Bahkan dari kegagalanmu kali ini pun, masih ada yang Mase banggakan. Di mana kamu masih mencoba berjuang mendaftar polisi untuk ke sekian kali melalui jalan yang penuh kejujuran, tanpa tergiur iming-iming “jalan pintas” yang diceritakan oleh teman-teman. Karena kalah dalam kejujuran, jauh lebih mulia dibanding menang dalam kecurangan.

Mase mau kamu terus maju. Buktikan kepadaku, bahwa kamu adalah pria yang bertanggungjawab, bahwa kamu sudah tumbuh menjadi pria yang dewasa, yang bisa memperjuangkan masa depannya, tanpa perlu merengek kepada saudara. Mase yakin kamu bisa, karena kamu masih punya banyak kelebihan yang Mase tak punya.

Dek..
Mase dulu memulai semua dari nol. Kamu tahu kan, gimana keadaan keluarga kita? Jangankan untuk berfoya-foya, buat sekolah aja kita harus sambil usaha. Mase percaya, kamu bisa jadi pria yang sukses dan membawa nama baik keluarga kita, asal kamu bisa konsisten berjuang tanpa kenal lelah. Karena kita berbagi semangat yang sama dalam aliran darah. Memang, ada beberapa kekuranganmu yang aku lihat, dan perlu kamu hapus agar masa depan cerah bisa kamu tebus. Singkirkan rasa malas, tunda segala kesenangan masa muda, jangan biarkan cinta-cintaan yang berdampak negatif menguasai kepala. Fokuslah dengan apapun yang kamu kejar. Kamu tak perlu berusaha menjadi yang terbaik, kamu cukup perlu berusaha untuk selalu konsisten. Karena sejujurnya, Mase ini bukanlah orang sepintar yang kamu bayangkan. Mase tidak bekerja sebaik yang kamu pikirkan. Mase cuma konsisten melakukan hal yang bisa Mase pegang untuk meraih masa depan.

Biarkan kegagalanmu ini menjadi pengingat, bahwa kesuksesan bukanlah untuk orang-orang yang lemah. Biarkan kegagalanmu ini menempamu hingga menjadi orang yang lebih kuat ke depannya. Kamu harus tahu, bahwa untuk bisa seperti sekarang, Mase pernah gagal ratusan kali, bahkan sampai kelaparan sendiri di kota orang. Mase mau kamu ingat, bahwa satu hal yang Mase pegang sejak dulu, saat Mase memperjuangkan karier ini:

Jangan takut gagal, karena kegagalan adalah tanda bahwa kita berani mencoba. Habiskan semua jatah gagal kita, maka aku yakin, kesuksesan menanti di depan sana.

Wis.. Ojo nangis meneh, yo.. Kalo cita-citamu ini tak bisa kamu raih, percayalah Tuhan sudah menyiapkan profesi yang lebih baik untukmu di depan. Yang penting, kamu gak menyerah berjuang dan memperbaiki diri. Karena nasib itu selalu akan mengikuti kepantasan diri. Hidup memang kadang seperti ini, kita tak diizinkan untuk menerima hal yang kita MAU, namun kita akan ditakdirkan untuk memiliki hal yang kita BUTUH.

Jangan terlalu kecewa dengan keadaanmu, ya.. Apapun dirimu, kamu masih tetap jagoanku.


Jakarta, 26 Mei 2018.


Dari Mas Alitt, untuk Andi di Batam.