Para penulis buku, pastinya berawal dari suka membaca. Begitu juga gue. Sejak SD, gue udah suka baca. Mulai dari buku pelajaran, sampai kamus bahasa Inggris gue lahap kalo udah kehabisan bahan bacaan. Waktu kecil, gue tinggal di daerah yang terpencil. Sebuah desa di kabupaten Sragen namanya. Akses buku di sana sangat terbatas. Makanya, untuk mendukung minat baca gue, setiap kali mama pulang merantau di kota besar, beliau membawakan bundle majalah Bobo beberapa edisi. Dan itu adalah oleh-oleh favorit gue dibanding makanan maupun mainan. Karena berkat majalah itu, gue jadi ngerti betapa menariknya hal-hal di dunia. Yang nggak dijelasin di buku-buku paket sekolah.

===================

Udah hampir 2 tahun terakhir, gue sibuk menekuni hobi lama gue, yaitu main motor. Gue mulai rutin bikin konten video di Youtube yang bahas motor-motor custom. Dan berkat konsisten upload 2 video per minggu, 2 bulan yang lalu channel Youtube gue udah menyentuh angka 100 ribu subscribers. Di mana itu berdampak pada banyaknya teman-teman baru buat main motor.

Dari hobi ini, akhirnya gue ngelihat fenomena di mana anak motor sering dicap sebagai orang-orang yang berandal dan suka kebut-kebutan di jalan. Padahal, gue sadar, nggak semua anak motor seperti itu. Mungkin hanya sedikit oknum yang begitu. Nah, untuk itu, gue berusaha mengubah image kurang menyenangkan itu. Dua minggu yang lalu, gue riding ke Jogja bareng temen gue, Dimas. Kami mengajak anak-anak motor di Jogja buat motoran bareng menuju Gunung Kidul. Ngapain? Balapan? Enggak.


Gue dan temen gue ngajakin rider-rider Jogja buat riding dengan syarat membawa buku bekas mereka untuk disumbangkan ke Perpustakaan daerah. Awalnya ekspektasi kami, bakal ada 20-an rider yang bergabung. Tapi ternyata, ada hampir 200 rider yang bergabung bareng kami pagi itu. Gue cukup kaget dengan fakta bahwa masih banyak rider baik yang mau bantuin kami dalam movement ini.

Sesampainya di Gunung Kidul, kami tiba di desa Semin. Sebuah desa yang letaknya 50 kilometer jauhnya dari kota. Di sana, kami ketemu Bapak Sukino, sang pendiri perpustakaan daerah itu. Beliau menangis terharu saat melihat ada ratusan orang mendatangi perpustakaan sekecil itu, lalu menyumbangkan ratusan buku.


“Ini adalah pertama kali dalam sejarah perpustakaan ini, dikunjungi oleh orang sebanyak ini. Saya terharu, masih ada generasi muda yang peduli terhadap sesama, dan ingin mencerdaskan bangsa”. Cetus beliau saat gue tanya gimana kesan beliau melihat kedatangan kami.

Buku, sebuah benda yang sudah membawakan banyak hal dalam hidup. Membawakan sejarah, membawakan ilmu, dan bahkan membawakan cerita-cerita seru. Kami sengaja memilih untuk menyumbangkan buku, karena kami sadar, akses ilmu pengetahuan via buku masih cukup susah di daerah-daerah terpencil. Berdasarkan pengalaman gue di masa kecil. Jadi, gue bisa bayangin gimana senengnya pak Sukino, saat dapat sumbangan ratusan buku itu dari kami.


Dengan buku, orang-orang di daerah bisa belajar hal-hal baru. Contohnya, masyarakat di desa Semin, Gunung Kidul tadi. Mereka bisa belajar tentang tanaman hydroponic dari Buku, mereka bisa belajar tentang berbagai kerajinan tangan dari buku, mereka bisa belajar mengakses computer juga dari buku. Dan gue, mungkin sekarang nggak jadi penulis, kalo dari kecil gue nggak punya akses buku-buku menarik dan bermanfaat. Bayangkan, betapa banyak manfaat buku bagi masyarakat Indonesia.

Nah, lo semua bisa melakukan hal yang sama kayak yang gue lakukan ini. Kabar baiknya, lo nggak perlu datang langsung ke daerah-daerah terpencil untuk menyumbangkan bukunya. Jadi, sekarang ada gerakan yang namanya #BukuUntukIndonesia yang dipelopori oleh Bank BCA. Gerakan ini bertujuan untuk menyiapkan generasi yang #LebihBaik agar seluruh lapisan masyarakat Indonesia lebih terdidik.

Caranya cukup sederhana dan praktis. Buka aja http://bit.ly/2rvlxpr, lalu pilih menu “Berbagi”. Abis itu lo bakal dialihkan ke halaman Blibli.com, karena gerakan ini juga bekerjasama dengan blibli.com. Di situ akan muncul menu pilihan paket buku yang mau lo sumbangin. Mulai dari Rp.100.000 sampai Rp.1.000.000. Lalu klik beli sekarang, dan bayar deh. Oiyah..ada Kaos Apresiasi berbahan dry-fit gratis bagi para donator yang sudah menyumbang buku melalui gerakan ini.

Oiyah.. Kalo lo mau nyumbang, gue punya kabar baik. Di mana lo bakal dapet potongan nominal sumbangan dan dapet hadiah spesial dari gue. Iya, lo nanti nggak perlu bayar nominal sepenuhnya, namun tetep diitung nominal yang lo pilih, karena dapet diskon dengan kode voucher gue. Lumayan kan? Jadi, silakan gunakan kode voucher “shitlicious” saat lo nyumbang, ya! Buruan nyumbang sekarang, hadiahnya terbatas loh!

Tuh.. Cara bikin orang bahagia, segitu mudahnya kan? So, tunggu apa lagi? Yuk kita dukung gerakan ini, biar saudara-saudara kita bisa dapet ilmu yang lebih banyak lagi.

Okay.. That’s all for today.. Makasih udah baca postingan ini. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa.