Suatu pagi, Supri membawa seikat bunga untuk diberikan kepada Ningsih, cinta pertamanya sejak sama-sama belajar di TK Salero Bundo. Ningsih kini sudah tumbuh dewasa, tingginya 190cm, karena Ningsih suka memakai higheels sepanjang 25cm.

Supri sudah mencoba berulang kali menunjukan isi hatinya kepada Ningsih, namun bukan hanya ditolak, Ningsih malah tak pernah tahu bahwa Supri pernah tercipta di dunia. Kenapa? Karena Supri tak pernah berhasil untuk mengajak Ningsih bicara empat mata. Setiap dia berada di dekat Ningsih, nyalinya menghilang begitu saja. Supri selalu mendadak merasa seperti kehilangan semua tulang di tubuhnya.

Pagi itu, Supri sudah mengumpulkan semua keberaniannya untuk mengajak Ningsih bicara dengan berbekal seikat bunga. Dia sudah merancang rencana untuk berkenalan itu sejak 10 taun yang lalu. Dia ingin berkenalan dengan Ningsih, lalu memberikan seikat bunga yang dia bawa. Di dalam seikat bunga itu, Supri meletakan sebuah surat yang berisi segala kesan-kesan indahnya atas Ningsih sejak Supri bertemu Ningsih pertama kali. Supri percaya, kalo Ningsih membacanya, Ningsih akan langsung jatuh cinta.

Saat Supri melihat Ningsih memarkirkan motor Tossa roda tiganya di parkiran kampus, Supri bergegas untuk menghampiri Ningsih. Dengan keadaan tubuh gemetaran dan keringat dingin bercucuran.

"Ha-hai.." Supri menyapa Ningsih sambil merapihkan posisi kacamatanya.

"Hai juga.. Maaf, kamu siapa ya?" Ningsih membalas sapa Supri dengan ramah.

"Er.. Motor kamu bagus.." Supri mencoba berbasa-basi.

"Hehe.. Terima kasih. Ini dibeliin ayahku waktu aku berusia 3 tahun." Ningsih tersipu malu.

"Er.. Rodanya ada tiga ya.." Mendadak segala kata-kata yang disusun oleh Supri untuk berkenalan dengan Ningsih, pudar dari kepalanya karena gugup.

"Iya.. Biar kuat.. Hehe.. Kamu siapa sih?" Ningsih mulai merasa pembicaraan ini tidak berjalan dengan wajar.

"Hehe.. Motor kamu bagus." Isi kepala Supri semakin kacau.

"Iya.. Kan tadi kamu udah bilang.." Ekspresi ramah Ningsih berubah seketika menjadi jutek.

"Rodanya ada tiga, ya.." Supri mengucapkan kalimat ini sambil senyum dengan ekspresi sange. Supri melanjutkan, "Bak belakangnya juga keliatan kokoh."

"MAKSUD KAMU APA SIH?! NGEJEKIN?! DASAR ORANG NGGAK JELAS!" Setelah menyemprot Supri, Ningsih segera pergi meninggalkan Supri.

Hancur sudah kesan pertama yang sudah bertahun-tahun dirancang Supri agar bisa membuat Ningsih tertarik. Supri pun menyeduh seikat bunga yang dia bawa untuk dijadikan sarapan.

Mari kita lihat, kenapa setelah sekian tahun bertemu satu sama lain, Ningsih tidak bisa mengenali Supri? Kenapa setelah sekian tahun belajar di tempat yang sama, Supri tidak pernah dianggap ada oleh Ningsih?

Karena Supri bukanlah pribadi yang menarik di mata Ningsih.

Yap.. hari ini kita bakal bahas soal ini. Bagaimanakah agar kita jadi pribadi yang menarik di mata orang lain, agar kita bisa disukai, dirindukan, atau bahkan dipercaya oleh orang lain, versi gue. Apa aja caranya? Cekidot!

1. Perbaiki Penampilan
Mungkin ada pepatah bilang "Don't judge a book by its' cover", yang intinya ngajakin kita biar nggak menilai orang dari penampilannya aja. Pepatah itu mungkin benar, tapi siapa yang bisa jatuh cinta kepada kepribadian kita di saat baru pertama kali ketemunya? Kesan pertama bisa menentukan penilaian orang kepada kita loh. Kalo dari kesan pertama aja orang sudah males sama kita gara-gara kuku kita item, badan bau, dan bagian lengan baju berwarna kuning dan basah, gimana dia bakal bisa mengerti kepribadian kita?

Gue sih percaya, tampang yang pas-pasan itu pemberian Tuhan yang hampir mustahil buat diubah. Tapi tubuh beraroma wangi dan pakaian rapi, masih bisa diusahakan. So, kenapa tidak? Kalo kita udah males ngurusin tubuh, gimana orang bakal yakin kalo kita bisa ngurusin hidup?

Gue punya pengalaman mengenai penampilan. Dulu, gue selalu dandan dengan style hiphop, kaos merah, snapback merah, celana melorot kayak orang keabisan air buat cebok. Nah, dengan penampilan kayak gitu, setiap kali gue meeting dengan klien, mereka meragukan ide-ide yang gue sumbangkan untuk project mereka. Akhirnya, gue mencoba untuk mengubah dandanan gue dengan lebih formal.


Endingnya apa? Klien lebih percaya kalo gue adalah seorang profesional yang layak mereka andalkan. Yup. Setiap kali ada project baru, mereka ngundang gue buat ikut menyusun konsep. ;)

Padahal, mereka gak tau meski dandanan gue rapih, gue berangkat meeting juga masih naik bajaj. :p


Foto selfie di Bajaj bukanlah hal yang mudah.

2. Percaya Diri
Sebelum orang lain bisa percaya sama kita, kita sendiri harus percaya sama diri sendiri. Setiap keraguan dalam diri, bisa terpancar di luar tubuh kita. Yang efeknya akan membuat orang lain juga meragukan kita. Contohnya si Supri di cerita di atas. Sekian tahun dia gagal mendekati Ningsih karena dia selalu ragu, dia selalu berpikir ada yang kurang di dirinya, sehingga dia selalu menunda dan menunda untuk mengajak Ningsih kenalan.

Gue kasih tau ya, nggak ada satu orang pun di bumi ini yang bisa bener-bener jujur pada diri kita, kecuali kita sendiri. Nggak ada satu orang pun di dunia ini yang bener-bener sayang sama kita, kecuali diri kita sendiri. Nggak ada satupun orang di dunia ini yang bener-bener nyadar betapa berharganya kita, selain diri kita sendiri. So, being confident is a must. Kalo bukan kita sendiri yang menghargai diri sendiri, siapa lagi?

Perlu dicatat, percaya diri sih boleh, tapi nggak boleh kepedean juga. Karena nanti jatuhnya malah jadi orang yang sok asik di mata orang. Tetap mencoba untuk humble ya! Tapi sederhana nggak selalu berarti rendah diri. Bedakan kesederhanaan dengan keminderan.

3. Ramah
Menjadi orang yang murah senyum sebenernya bukan hal yang susah. Mengucapkan terima kasih setelah dibantu orang, mengucapkan kata "tolong" setiap kali perlu bantuan orang, bukan juga hal yang susah. Tapi banyak orang yang mungkin melupakan detail-detail itu. Padahal, meski itu perbuatan-perbuatan kecil, tapi bisa memberikan perbedaan besar atas penilaian orang lain kepada kita. Kalo gue sih selalu menanamkan kepada diri sendiri pola pikir kayak gini:

"I don't wanna' be a reason for anyone to have a bad day."

Menjadi orang ramah itu menjauhkan kita dari gossip atau pembicaraan buruk. Karena keramahan menciptakan rasa segan di kepala orang. Sedangkan kejutekan menanamkan kebencian di hati orang. Pilih mana?

Menyapa orang yang ditemui, adalah salah satu cara yang mudah untuk terlihat ramah.

Tapi Al, masa' aku harus nyapa duluan?

Menyapa orang adalah contoh perbuatan yang baik. Kenapa harus gengsi untuk berbuat baik duluan?

4. Open-minded
Selalu mencoba untuk menerima pendapat orang, mencoba untuk mengerti keadaan orang lain sebelum men-judge mereka, adalah beberapa contoh tindakan orang yang open-minded.

Tidak ada satupun manusia di dunia yang suka dijudge oleh sesamanya. Apalagi dijudge oleh orang yang mereka anggap tidak mengerti tentang kehidupan mereka. Itulah kenapa, menjadi orang open-minded akan cenderung lebih disukai oleh orang lain dibandingkan orang yang mudah menyimpulkan kehidupan orang lain secara dangkal.

Contoh:
Ada temen minjem duit.

Respon tukang judge: Iya, gue pinjemin. Udah gede masih suka ngutang, pasti suka foya-foya! Suka ngelem lo ya?!

Respon orang open-minded: Ada masalah apa ya? Gue bakal bantu duit dan siapa tau gue juga bisa bantu ngatasin masalah lo.

Nah, dari respon di atas, mana yang lebih enak didengar?

5. Cerdas
Kecerdasan itu mungkin saja didapat dari bakat, namun tak sedikit juga orang yang cerdas karena mereka memang mau tekun belajar. So, nggak ada alasan buat kita untuk menolak jadi orang cerdas.

Kenapa untuk jadi pribadi yang menarik, kita harus cerdas?

Karena orang akan menerima kita dari cara kita berkomunikasi. Dengan kecerdasan yang kita miliki, kita akan mampu menyeimbangi topik obrolan apa aja yang mereka bicarakan. So, semakin cerdas, kita akan semakin nyambung untuk ngobrol dengan banyak jenis kalangan. Sehingga, kita akan makin memperluas pergaulan. Bukankah orang yang memiliki pergaulan yang luas itu adalah contoh pribadi yang menarik? ;)

6. Dermawan
Dermawan di sini bukan hanya tentang uang atau harta kok. Gue pengin menekankan kepada kalian untuk menjadi orang yang dermawan dalam segala bidang agar kalian bisa jadi pribadi yang menarik dan bisa diandalkan. Contohnya?

Dermawan soal ilmu: Mau berbagi ilmu, mau berbagi pengetahuan, mau berbagi pengalaman.

Dermawan soal telinga: Mau mendengarkan keluh kesah orang, mau meminjamkan pundak bagi yang membutuhkan.

Dermawan soal Doa: Mau mendoakan orang yang kesusahan, maupun mendoakan mereka yang lupa kepada Tuhan.

Dermawan soal rezeki: Mau berbagi rezeki kepada yang membutuhkan.

Kenapa Dermawan bisa membuat kita menjadi pribadi yang menarik?

Contoh simpelnya gini:
A. Lo ketemu orang di lampu merah saat panas terik, terus dia ngajak salaman dan ngasih tau namanya.

B. Lo ketemu orang di lampu merah saat panas terik, dia ngasih lo minuman dingin, senyum, terus dia ngasih tau namanya dan bilang "Semoga harimu menyenangkan!".

Tipe orang mana yang bakal lebih lo inget nama mau pun mukanya? Tentu tipe orang yang B, karena dia dermawan, karena dia menarik perhatian. ;)

Nama, bisa terlupakan begitu saja. Namun jasa, nggak bakal mudah dilupakan meski sampai tua.

7. Jujur
Ini point paling penting dari semua point-point di atas. Semua point di atas bisa hancur nilai plus-nya kalo kita nggak punya sifat jujur. Sifat jujur kayak gimana? Gue yakin kalian paham. ;) 

Okay.. This is the end of this topic. Kalo kalian ada tambahan berdasarkan pengalaman kalian, atau kalo kalian ada pertanyaan, silakan tuliskan di comment box di bawah ini ya! Terima kasih sudah menyisihkan waktu, tenaga, dan biaya kalian untuk membaca postingan ini. Semoga tulisan gue ini berguna.

Selamat berpuasa bagi yang menjalankan, dan selamat menikmati hari libur, kawan-kawan.